Denpasar (ANTARA) - Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) kembali menggelar lomba panahan tradisional dalam rangka "Bali Seafarers Day" atau Hari Pelaut di Istana Taman Jepun, Kota Denpasar, Bali, Sabtu. "Panahan tradisional seirama dengan para pelaut. Pelaut pasti punya tujuan, salah satu dari duta budaya. Panahan tradisional sendiri suatu akar budaya untuk membentuk karakter dan sikap," kata Sekretaris Jenderal KPI I Dewa Nyoman Budiasa.
Budiasa mengatakan lomba panahan tradisional yang diikuti 80 peserta ini bukan agenda baru, namun telah terlaksana sejak 2014. Para peserta yang tergabung berasal dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa.
Para peserta lomba tradisional ini akan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu SD kelas 1-3 dengan jarak 10 meter, SD kelas 4-6 jarak 20 meter, dan SMP, SMA serta umum dengan jarak 30 meter.
Budiasa mengatakan bahwa lomba panahan tradisional dipilih dalam rangka mendidik dan membentuk karakter anak-anak menggunakan panahan sebagai sarana refleksi.
"Seperti kita ketahui dalam olahraga panahan ada tiga unsur yang sangat penting, yaitu busur, anak panah dan target. Target tidak bergerak tapi anak panah dan busurlah yang ibaratnya sebagai simbol pikiran dan pengetahuan anak-anak sendiri," katanya.
Baca juga: Atlet panahan berkuda Indonesia raih medali perunggu di Turki
Baca juga: Mengalahkan AS, panahan Indonesia ke perempat final beregu campuran
Dari analogi tersebut, menurutnya, akan mudah untuk mengarahkan anak-anak melalui olahraga panahan tradisional, membentuk karakter, sehingga kedepannya berguna bagi nusa dan bangsa.
Para peserta yang hadir dalam olahraga berkonsep sehat, gembira dan penuh akan kearifan lokal ini berasal dari tiap-tiap klub yang ada di kabupaten/kota se-Bali, kecuali Kabupaten Jembrana.
S
Budiasa mengatakan lomba panahan tradisional yang diikuti 80 peserta ini bukan agenda baru, namun telah terlaksana sejak 2014. Para peserta yang tergabung berasal dari kalangan anak-anak, remaja dan dewasa.
Para peserta lomba tradisional ini akan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu SD kelas 1-3 dengan jarak 10 meter, SD kelas 4-6 jarak 20 meter, dan SMP, SMA serta umum dengan jarak 30 meter.
Budiasa mengatakan bahwa lomba panahan tradisional dipilih dalam rangka mendidik dan membentuk karakter anak-anak menggunakan panahan sebagai sarana refleksi.
"Seperti kita ketahui dalam olahraga panahan ada tiga unsur yang sangat penting, yaitu busur, anak panah dan target. Target tidak bergerak tapi anak panah dan busurlah yang ibaratnya sebagai simbol pikiran dan pengetahuan anak-anak sendiri," katanya.
Baca juga: Atlet panahan berkuda Indonesia raih medali perunggu di Turki
Baca juga: Mengalahkan AS, panahan Indonesia ke perempat final beregu campuran
Dari analogi tersebut, menurutnya, akan mudah untuk mengarahkan anak-anak melalui olahraga panahan tradisional, membentuk karakter, sehingga kedepannya berguna bagi nusa dan bangsa.
Para peserta yang hadir dalam olahraga berkonsep sehat, gembira dan penuh akan kearifan lokal ini berasal dari tiap-tiap klub yang ada di kabupaten/kota se-Bali, kecuali Kabupaten Jembrana.
S