Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, permintaan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau "booster" untuk mengantisipasi penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, hingga kini belum ada peningkatan.
"Kendati pemerintah telah mengeluarkan kebijakan ke mall, perkantoran, atau bepergian wajib sudah booster tapi permintaan booster di kami masih stabil. Yang datang paling hanya 1-2 orang saja untuk kepentingan tertentu," kata Direktur RSUD Kota Mataram dr Hj Eka Nurhayati di Mataram, Kamis.
Belum adanya peningkatan permintaan booster ini menurutnya ada tiga kemungkinan, pertama karena masyarakat sudah booster sebab permintaan layanan vaksinasi booster tertinggi terjadi saat menjelang Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Bahkan dalam sehari permintaan booster saat itu bisa mencapai di atas 100 orang," katanya.
Alasan kedua, katanya, masyarakat masih ragu akan kehalalan vaksin, dan ketiga takut dibooster karena khawatir setelah dibooster akan sakit, dan kalau dibooster lama-lama bisa menjadi monster.
"Alasan ketiga, dibooster bisa menjadi monster ini yang paling kita herankan, kok bisa masyarakat beranggapan akan jadi monster," katanya sambil tersenyum.
Dikatakan, setelah Idul Fitri 1443 Hijriah, permintaan booster mulai menurun hingga saat ini. Masyarakat datang booster hanya ketika ada keperluan tertentu misalnya untuk perjalanan ke luar daerah.
"Seiring dengan semakin rendahnya permintaan vaksinasi primer dan booster, kami sudah tidak menyiapkan tempat khusus layanan vaksinasi," katanya.
Kendati demikian, untuk ketersediaan vaksin COVID-19 baik untuk primer maupun dosis tiga tetap disiapkan sesuai kebutuhan agar tidak kedaluwarsa.
"Jadi masyarakat yang ingin vaksin primer (dosis 1 dan 2) serta booster, silakan datang kita siap layani secara gratis," katanya.
"Kendati pemerintah telah mengeluarkan kebijakan ke mall, perkantoran, atau bepergian wajib sudah booster tapi permintaan booster di kami masih stabil. Yang datang paling hanya 1-2 orang saja untuk kepentingan tertentu," kata Direktur RSUD Kota Mataram dr Hj Eka Nurhayati di Mataram, Kamis.
Belum adanya peningkatan permintaan booster ini menurutnya ada tiga kemungkinan, pertama karena masyarakat sudah booster sebab permintaan layanan vaksinasi booster tertinggi terjadi saat menjelang Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Bahkan dalam sehari permintaan booster saat itu bisa mencapai di atas 100 orang," katanya.
Alasan kedua, katanya, masyarakat masih ragu akan kehalalan vaksin, dan ketiga takut dibooster karena khawatir setelah dibooster akan sakit, dan kalau dibooster lama-lama bisa menjadi monster.
"Alasan ketiga, dibooster bisa menjadi monster ini yang paling kita herankan, kok bisa masyarakat beranggapan akan jadi monster," katanya sambil tersenyum.
Dikatakan, setelah Idul Fitri 1443 Hijriah, permintaan booster mulai menurun hingga saat ini. Masyarakat datang booster hanya ketika ada keperluan tertentu misalnya untuk perjalanan ke luar daerah.
"Seiring dengan semakin rendahnya permintaan vaksinasi primer dan booster, kami sudah tidak menyiapkan tempat khusus layanan vaksinasi," katanya.
Kendati demikian, untuk ketersediaan vaksin COVID-19 baik untuk primer maupun dosis tiga tetap disiapkan sesuai kebutuhan agar tidak kedaluwarsa.
"Jadi masyarakat yang ingin vaksin primer (dosis 1 dan 2) serta booster, silakan datang kita siap layani secara gratis," katanya.