Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan masyarakat harus menjaga keberlanjutan lingkungan dengan pengelolaan sampah sebagai salah satu mitigasi terhadap perubahan iklim, sehingga dapat mengantisipasi musibah banjir

Hal tersebut mengingat adanya bencana banjir di beberapa daerah, mulai dari Jakarta hingga pelbagai daerah di Jawa Barat (Jabar). “Kami sangat prihatin turut belasungkawa, kami ikut berduka cita terhadap musibah banjir yang melanda daerah di Jabar dan Jabodetabek,” Menparekraf Sandiaga Uno dia di Banksasuci (Bank Sampah Sungai Cisadane), Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu.

Sebagai mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, ia menceritakan pengalaman ketika berupaya mengatasi banjir yang memerlukan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. Beberapa intervensi yang diberikan seperti normalisasi hingga naturalisasi sungai diimplementasikan untuk menghindari dampak situasi perubahan iklim.

Baca juga: Sandiaga Uno targetkan 4,4 juta lapangan kerja baru sektor ekraf

“Kita apresiasi (Banksuci) yang mendukung target nasional pengurangan sampah sebesar 35 persen dan 70 persen sampah plastik pada 2025 (sehingga memitigasi banjir),” ucap Sandiaga Uno.
 

Menurut dia, Banksasuci yang akan menjadi Creative Corner di Banten dapat terkategori sebagai destinasi ekowisata sehingga para wisatawan dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta bisa menanam pohon mangrove di area tersebut,  dalam rangka membayar jejak karbon melalui program carbon footprint calculator milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Destinasi Bankasuci ini lengkap banget. Ada produk ekraf berbasis sampah yang hanyut dan diubah menjadi produk ekraf, lalu ada celana jeans yang jadi pot, dan kayu yang dihias menjadi salah satu ornamen,” ungkap Sandiaga Uno.

Baca juga: Ratusan orang sudah daftar even Antara NTB "Rinjani Color Run 2022"

Bupati Tangerang Ahmed Zaki menyampaikan problem sampah menjadi masalah besar, ditambah tantangan mencapai target pengurangan sampah di Indonesia yang cukup tinggi Pihaknya mengantisipasi berbagai bencana akibat perubahan iklim dengan memodernisasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pada tahun 2022.

“Jadi pengelolaan sampah akan berujung pada ditemukannya energi baru dan terbarukan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau pengganti batu bara di pembangkit-pembangkit kita,” Kata Zaki.
 


 


Pewarta : M Baqir Idrus Alatas
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024