Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sejumlah pedagang ternak berharap kepada pemerintah untuk membuka kembali pasar hewan di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Kami minta supaya pasar hewan ini kembali di buka," kata Amaq Anam salah satu penjual ternak asal Kabupaten Lombok Timur di Praya, Selasa.

Amaq Anam mengatakan, sejak ditutup pasar hewan dampak penyakit mulut dan kuku itu membuat ekonomi terus berkurang, terlebih saat ini banyak biaya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi seperti biaya anak sekolah dan kebutuhan lainnya.

"Hanya ini usaha kami, makanya kita berharap supaya segera dibuka kembali," katanya.

Hal yang sama dikatakan, Nasrudin warga Batunyale, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, dampak penutupan pasar hewan ini cukup berdampak terhadap ekonomi peternak maupun para pelaku UMKM yang berjualan di pasar hewan. Sehingga dirinya juga berharap supaya ada kebijakan dari pemerintah daerah, supaya pasar ini kembali dibuka.

"Satu tuntutan warga, buka kembali pasar hewan ini," kata Nasruddin.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Taufikurahman mengatakan, pihaknya telah mengusulkan untuk pembukaan pasar hewan tersebut, namun Bandan Nasional Penanggulangan Bencana selaku koordinator Satgas penanganan PMK belum memberikan izin.

"Kami belum bisa membuka kembali pasar hewan tersebut. Kita tunggu kebijakan dari pemerintah pusat," katanya.

Dari hasil pantauan di lapangan memang terjadi penyerobotan ke pasar hewan Batunyala oleh para pedagang ternak. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan ditemukan hasil dalam kondisi PMK.

"Masih ada kasus PMK yang ditemukan terhadap ternak yang dibawa ke pasar hewan," kata Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah.

Untuk sementara, sapi yang terkena PMK yang berasal dari Kabupaten Lombok Tengah akan ditelusuri oleh tim dinas Pertanian Lombok Tengah. Sedangkan yang berasal dari luar Lombok Tengah, akan disampaikan ke dinas yang menangani peternakan atau otoritas kesehatan hewan di wilayahnya masing-masing.

"Kita berharap kepada masyarakat untuk bersabar, karena wabah PMK ini masih ada yang ditemukan," kata Taufikurahman.


 

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024