Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar "Bootcamp Wastra Mataraman" dalam rangka road show Dhoho Street Fashion (DSF). Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar menyebutkan jumlah peserta kegiatan tersebut sebanyak 40 peserta, baik orang dewasa maupun pelajar.

"Para peserta mengikuti bootcamp ini selama 14 hari. Jadi, jangan disia-siakan 14 hari ke depan. Ini sekolah mahal sekali. Keseriusannya harus sudah hadir di awal. Mudah-mudahan 40 peserta yang ada bisa lulus bersama," katanya di Kediri, Selasa.

Bunda Fey, sapaan akrabnya, berharap dari Kota Kediri nantinya akan lahir desainer-desainer baru. Dengan kegiatan bootcamp, lanjut dia, tentunya bisa menjadi bekal pengalaman untuk para peserta. Apalagi, kegiatan ini mempelajari banyak ilmu, mulai dari desain hingga skill menjahit. Hal itu diberikan oleh pemateri dari Wignyo Rahardi and Team.

"Dengan waktu yang singkat ini, para peserta bisa menghasilkan ouput yang luar biasa," katanya. Kota Kediri, kata dia, punya wastra yang luar biasa seperti tenun ikat yang memiliki sejarah panjang. Kelurahan Bandar Kidul sudah menjadi produsen tenun ikat sejak Indonesia belum merdeka sehingga menjadi tugas seluruh elemen di kota ini untuk melestarikan tenun ikat ini.

"Tentu kami tidak ingin mendengar suatu hari nanti tenun ikat ini lenyap dengan alasan tidak ada lagi penenun. Itu ironi yang sudah banyak terjadi di banyak tempat. Kami tidak mau itu terjadi di Kota Kediri," kata Bunda Fey.

Baca juga: PLN rampungkan 2.562 sertifikat tanah di Jawa Timur
Baca juga: Presiden Timor Leste Jose Ramos apresiasi kemajuan pariwisata NTT

Kegiatan itu merupakan kerja sama antara Dekranasda Kota Kediri dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri di Aula SMKN 3 Kediri. Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Kediri Moch. Choirur Rofiq mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan agar industri fesyen di Kota Kediri tidak hanya berhenti pada produk hulu, tetapi juga produk hilir.

Produk hulu ini, kata dia, yang diciptakan sebagai bahan baku fesyen, sedangkan produk hilir produk fesyen yang siap jual. "Di sini kami memberikan keterampilan itu. Apalagi, sekarang produk fesyen lokal ini banyak peminatnya. Tidak kalah dengan produk luar negeri. Peluang fesyen lokal ini sangat besar sekali," kata Choirur Rofiq. Dalam kesempatan ini, Bunda Fey juga menyaksikan penandatanganan MoU antara KPwBI Kediri dan SMKN 3 Kediri mengenai pelaksanaan program inkubasi fesyen dan produksi fesyen.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri Wihujeng Ayu Rengganis, Kepala Sekolah SMKN 3 Kediri Eddy Priyo Utomo, Wignyo Rahardi and Team, beserta tamu undangan lainnya.

Pemkot Kediri rutin menggelar Dhoho Street Fashion (DSF), yang merupakan peragaan busana. Kegiatan ini melibatkan desainer nasional, lokal Kediri, hingga pelajar. Mereka unjuk kebolehan membuat baju dari bahan tenun ikat.

 

Pewarta : Asmaul Chusna
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024