Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Sebanyak 32 atlet paralayang berlaga pada kejuaraan dunia paragliding di Matantimal, Desa Wayu, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, 16-21 Agustus 2022. "Ini adalah kejuaraan dunia paragliding kategori II di Sulteng, dan telah masuk dalam kalender kejuaraan dunia yang rutin digelar oleh persatuan paralayang dunia atau Paragliding Cross Country World Cup (PWC)," kata Ketua Panitia Asgaf Umar di Sigi, Sulteng, Selasa.
Ia menjelaskan kelas yang dipertandingkan dalam kejuaraan dunia paragliding itu, adalah kelas tidak membedakan antara pria dan wanita, kelas khusus perempuan dan kelas tim. Ketiga kelas tersebut, lanjut Asgaf, dipertandingkan menggunakan konsep lintas alam (Cross Country) dengan jarak tempuh sesuai kesepakatan antar atlet berdasarkan kondisi cuaca.
Selanjutnya, kata Asgaf, yang menjadi pembeda dalam kejuaraan dunia itu adalah partisipasi peserta yang minim, sebab dalam kejuaraan sebelumnya diikuti lebih dari 80 atlet yang berasal dari negara Asia hingga Eropa.
Baca juga: Mantar Tuan Rumah Paragliding Trip Open Indonesia Seri III
"Adapun atlet mancanegara yang ikut serta berasal dari Prancis, Afrika Selatan dan Korea Selatan serta Indonesia sebagai tuan rumah, sedangkan yang batal berlaga di antaranya Malaysia dan Vietnam," jelasnya.
Asgaf juga mengemukakan, kejuaraan dunia itu turut diikuti oleh atlet-atlet lokal sebagai momentum untuk mengasah kemampuan individu saat bermanuver di udara.
"Atlet lokal juga ikut serta dalam kejuaraan dunia ini, sebagai salah satu bentuk mematangkan diri menghadapi kejuaraan yang lebih besar lagi dan termasuk adalah Pekan Olahraga Nasional," demikian Asgaf.
Ia menjelaskan kelas yang dipertandingkan dalam kejuaraan dunia paragliding itu, adalah kelas tidak membedakan antara pria dan wanita, kelas khusus perempuan dan kelas tim. Ketiga kelas tersebut, lanjut Asgaf, dipertandingkan menggunakan konsep lintas alam (Cross Country) dengan jarak tempuh sesuai kesepakatan antar atlet berdasarkan kondisi cuaca.
Selanjutnya, kata Asgaf, yang menjadi pembeda dalam kejuaraan dunia itu adalah partisipasi peserta yang minim, sebab dalam kejuaraan sebelumnya diikuti lebih dari 80 atlet yang berasal dari negara Asia hingga Eropa.
Baca juga: Mantar Tuan Rumah Paragliding Trip Open Indonesia Seri III
"Adapun atlet mancanegara yang ikut serta berasal dari Prancis, Afrika Selatan dan Korea Selatan serta Indonesia sebagai tuan rumah, sedangkan yang batal berlaga di antaranya Malaysia dan Vietnam," jelasnya.
Asgaf juga mengemukakan, kejuaraan dunia itu turut diikuti oleh atlet-atlet lokal sebagai momentum untuk mengasah kemampuan individu saat bermanuver di udara.
"Atlet lokal juga ikut serta dalam kejuaraan dunia ini, sebagai salah satu bentuk mematangkan diri menghadapi kejuaraan yang lebih besar lagi dan termasuk adalah Pekan Olahraga Nasional," demikian Asgaf.