Jakarta (ANTARA) - Pelita Jaya Bakrie Jakarta tetap legowo meski kembali gagal membawa pulang trofi juara Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2022 setelah kalah 0-2 dari Satria Muda Pertamina Jakarta pada final di GOR C-Tra Arena, Bandung, Minggu.
Usai takluk 87-95 dalam Gim 1 pada Sabtu (27/8), Pelita Jaya kembali harus mengakui keunggulan Satria Muda dengan 74-89 pada Gim 2, dan gagal menuntaskan revans terhadap rivalnya yang mengalahkan mereka pada final IBL musim lalu.
Namun pelatih Pelita Jaya Fictor Roring tetap bangga terhadap perjuangan timnya meski dia juga mengakui keunggulan Satria Muda dari berbagai aspek sehingga layak menjadi juara IBL musim ini.
“Satria Muda mempunyai semuanya tahun ini, mulai dari starter-nya, kecepatan bermain, manajemennya, jajaran kepelatihan yang terbaik. Mereka juga tidak perlu pemain bintang karena sekarang merata. Mereka terus bereformasi,” kata Fictor dalam jumpa pers usai laga, yang diikuti secara virtual di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Tim Satria Muda masih punya pekerjaan rumah di IBL 2022
Baca juga: Tim Pelita Jaya berjanji bangkit di Gim 2 Final IBL
“Tapi saya cukup bangga dengan tim saya. Meski kalah, tetapi perjuangan mereka sudah baik dan permainan juga sangat meningkat,” sambung dia. Fictor juga menarik sisi positif atas hasil malam ini. Kekalahan tersebut menurutnya menjadi pembelajaran dan bekal bagi Pelita Jaya dalam menghadapi Satria Muda pada pertandingan musim berikutnya.
Hal serupa disampaikan kapten Pelita Jaya Andakara Prastawa yang menilai penampilan tim musim ini sudah bagus apalagi dengan kehadiran para pemain muda yang banyak berkontribusi kepada tim. “Secara tim, dengan kekuatan banyak pemain muda, ini modal bagus untuk tahun depan. Enggak apa-apa kalah, ini menjadi pelajaran bagi tim,” kata Prastawa.
Dengan kekalahan ini, Pelita Jaya gagal menambah gelar sejak terakhir kali menang pada 2017. Sementara bagi Satria Muda, kemenangan ini mempertegas mereka sebagai tim dengan koleksi trofi terbanyak liga sejak memasuki era profesional dengan 11 gelar juara.
Usai takluk 87-95 dalam Gim 1 pada Sabtu (27/8), Pelita Jaya kembali harus mengakui keunggulan Satria Muda dengan 74-89 pada Gim 2, dan gagal menuntaskan revans terhadap rivalnya yang mengalahkan mereka pada final IBL musim lalu.
Namun pelatih Pelita Jaya Fictor Roring tetap bangga terhadap perjuangan timnya meski dia juga mengakui keunggulan Satria Muda dari berbagai aspek sehingga layak menjadi juara IBL musim ini.
“Satria Muda mempunyai semuanya tahun ini, mulai dari starter-nya, kecepatan bermain, manajemennya, jajaran kepelatihan yang terbaik. Mereka juga tidak perlu pemain bintang karena sekarang merata. Mereka terus bereformasi,” kata Fictor dalam jumpa pers usai laga, yang diikuti secara virtual di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Tim Satria Muda masih punya pekerjaan rumah di IBL 2022
Baca juga: Tim Pelita Jaya berjanji bangkit di Gim 2 Final IBL
“Tapi saya cukup bangga dengan tim saya. Meski kalah, tetapi perjuangan mereka sudah baik dan permainan juga sangat meningkat,” sambung dia. Fictor juga menarik sisi positif atas hasil malam ini. Kekalahan tersebut menurutnya menjadi pembelajaran dan bekal bagi Pelita Jaya dalam menghadapi Satria Muda pada pertandingan musim berikutnya.
Hal serupa disampaikan kapten Pelita Jaya Andakara Prastawa yang menilai penampilan tim musim ini sudah bagus apalagi dengan kehadiran para pemain muda yang banyak berkontribusi kepada tim. “Secara tim, dengan kekuatan banyak pemain muda, ini modal bagus untuk tahun depan. Enggak apa-apa kalah, ini menjadi pelajaran bagi tim,” kata Prastawa.
Dengan kekalahan ini, Pelita Jaya gagal menambah gelar sejak terakhir kali menang pada 2017. Sementara bagi Satria Muda, kemenangan ini mempertegas mereka sebagai tim dengan koleksi trofi terbanyak liga sejak memasuki era profesional dengan 11 gelar juara.