Jakarta (ANTARA) -
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penghimpunan dana di pasar modal sejak Januari hingga 31 Agustus 2022 mencapai sebesar Rp168,75 triliun, dengan emiten baru sebanyak 48 emiten.
"Sejalan dengan perkembangan positif kondisi domestik, pasar saham Indonesia terpantau menguat," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Agustus 2022 di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, ia menuturkan kinerja emiten secara umum juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Dari 481 emiten listing saham yang menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2022, sebanyak 332 emiten atau 69,03 persen menunjukkan peningkatan kinerja dengan pertumbuhan pendapatan 20,69 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan kenaikan laba sebesar 50,49 persen.
Di sisi lain, hingga 31 Agustus 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 3,27 persen sejak 1 Agustus 2022 (month-to-date/mtd) ke level 7.178,59, dengan nonresiden mencatatkan modal asing masuk (inflow) sebesar Rp7,52 triliun.
Selanjutnya di pasar surat berharga negara (SBN), Inarno menyebutkan nonresiden mencatatkan inflow sebesar Rp10,5 triliun sehingga mendorong rata-rata imbal hasil atau yield SBN turun 15,90 basis poin (mtd) pada seluruh tenor.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menambahkan OJK menyadari pentingnya peran infrastruktur pasar yang kuat, sehingga pihaknya akan memperkuat infrastruktur pasar modal antara lain melalui persiapan regulasi dan infrastruktur bursa karbon berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait.
Kemudian, penguatan infrastruktur pasar modal juga dilakukan melalui dukungan implementasi keuangan berkelanjutan serta pengembangan pasar modal syariah dengan mengembangkan aset wakaf melalui pasar modal syariah dan mendorong pendanaan dari pasar modal syariah bagi pelaku industri halal.
Ia melanjutkan, OJK juga akan meningkatkan pendalaman pasar dari sisi pasokan, dengan mendorong penambahan instrumen pasar modal sebagai alternatif produk investasi, antara lain dalam bentuk produk terstruktur. Pada akhir Agustus 2022, OJK telah memberikan pernyataan efektif atas waran terstruktur.
Baca juga: OJK-Disperin NTB bersinergi siapkan SDM industri 4.0
Baca juga: Gubernur NTB kukuhkan tujuh TPAKD sebagai mitra OJK
Baca juga: OJK-Disperin NTB bersinergi siapkan SDM industri 4.0
Baca juga: Gubernur NTB kukuhkan tujuh TPAKD sebagai mitra OJK
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor, OJK melakukan berbagai upaya untuk menunjang aspek perlindungan investor, seperti mendorong pengawasan khusus oleh Bursa Efek atas saham yang memenuhi kriteria tertentu seperti going concern.
"Saat ini atas saham dalam pengawasan khusus dimaksud telah diimplementasikan melalui pemberian notasi khusus dan akan ditempatkan pada papan pemantauan khusus," kata Mirza dalam kesempatan yang sama.
Selanjutnya, kata Mirza, OJK juga telah menerbitkan Peraturan OJK Nomor 15/POJK.04/2022 tentang Pemecahan Saham dan Penggabungan Saham oleh Perusahaan Terbuka.
Kebijakan ini bertujuan memberikan landasan hukum bagi perusahaan terbuka yang akan melakukan stock split dan reverse stock split agar tercipta kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang saham dan masyarakat.