Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak masyarakat setempat dapat memanfaatkan fasilitas transportasi publik lebih maksimal dalam menghadapi kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Pemerintah 'kan sudah membuat kebijakan dalam bentuk (subsidi bagi) mereka yang terdampak. Itu sebenarnya yang disaring (subsidi) yang tidak tepat sasaran," kata Wagub Bali yang biasa disapa Cok Ace itu di Denpasar, Senin.
Selain itu, dalam menghadapi dampak kenaikan BBM, Cok Ace pun mengajak masyarakat untuk lebih bersabar dan melakukan langkah-langkah penghematan. "Kita sabar saja, mari kita optimalkan apa yang kita miliki sekarang, yang biasanya kita di Bali kita lihat masih sering jalan-jalan mungkin hal-hal seperti kita hemat, (penggunaan) fasilitas oleh pemerintah yang disiapkan untuk transportasi publik, mari kita manfaatkan dengan maksimum," ujarnya.
Pihaknya berharap, agar apa yang diharapkan pemerintah dari kebijakan menaikkan harga BBM ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. "Juga kita lihat negara-negara asing kesulitan juga fiskalnya, kita rasakan memang berat," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Baca juga: Unjuk rasa tolak kenaikan harga BBM di Mataram berjalan aman
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan anggaran BTT program bansos kenaikan BBM
Cok Ace menambahkan, Pemprov Bali saat ini belum memiliki rencana untuk memberikan stimulus bantuan terhadap masyarakat karena kenaikan harga BBM ini. Pemerintah menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9), jenis BBM yang dinaikkan harganya yakni Pertalite per liter menjadi Rp10.000, Pertamax menjadi Rp14.500, dan solar Rp6.800.
Terkait dampak kenaikan BBM bagi kunjungan wisatawan ke Bali, Cok Ace berpandangan akan berdampak, namun tidak signifikan "Sementara belum kita lihat. Tetapi, yang jelas dampaknya pasti ke harga naik. Sebenarnya untuk di Bali konsumsi pariwisata masih rendah walaupun naik harganya, mungkin tidak akan dirasakan karena hotel-hotel belum full. Jadi, para wisatawan mungkin sedikit dampaknya kecuali untuk penerbangan," ucapnya.
"Pemerintah 'kan sudah membuat kebijakan dalam bentuk (subsidi bagi) mereka yang terdampak. Itu sebenarnya yang disaring (subsidi) yang tidak tepat sasaran," kata Wagub Bali yang biasa disapa Cok Ace itu di Denpasar, Senin.
Selain itu, dalam menghadapi dampak kenaikan BBM, Cok Ace pun mengajak masyarakat untuk lebih bersabar dan melakukan langkah-langkah penghematan. "Kita sabar saja, mari kita optimalkan apa yang kita miliki sekarang, yang biasanya kita di Bali kita lihat masih sering jalan-jalan mungkin hal-hal seperti kita hemat, (penggunaan) fasilitas oleh pemerintah yang disiapkan untuk transportasi publik, mari kita manfaatkan dengan maksimum," ujarnya.
Pihaknya berharap, agar apa yang diharapkan pemerintah dari kebijakan menaikkan harga BBM ini dapat berjalan sebagaimana mestinya. "Juga kita lihat negara-negara asing kesulitan juga fiskalnya, kita rasakan memang berat," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Baca juga: Unjuk rasa tolak kenaikan harga BBM di Mataram berjalan aman
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan anggaran BTT program bansos kenaikan BBM
Cok Ace menambahkan, Pemprov Bali saat ini belum memiliki rencana untuk memberikan stimulus bantuan terhadap masyarakat karena kenaikan harga BBM ini. Pemerintah menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9), jenis BBM yang dinaikkan harganya yakni Pertalite per liter menjadi Rp10.000, Pertamax menjadi Rp14.500, dan solar Rp6.800.
Terkait dampak kenaikan BBM bagi kunjungan wisatawan ke Bali, Cok Ace berpandangan akan berdampak, namun tidak signifikan "Sementara belum kita lihat. Tetapi, yang jelas dampaknya pasti ke harga naik. Sebenarnya untuk di Bali konsumsi pariwisata masih rendah walaupun naik harganya, mungkin tidak akan dirasakan karena hotel-hotel belum full. Jadi, para wisatawan mungkin sedikit dampaknya kecuali untuk penerbangan," ucapnya.