Mataram (ANTARA) - Atlet pencak silat asal Lombok Timur meraih enam medali kategori tingkat SD sampai SMA pada Festival Olahraga Pendidikan (FOP) Povinsi Nusa Tenggara Barat di Gelanggang Pemuda Mataram, Selasa (20/9).
Nadila Haura Insyirah, peraih juara satu tingkat SMA putri, Selasa, mengatakan kerja keras yang dilakukan dengan ikhlas dan sabar, pasti akan mendapatkan hasil yang baik.
"Dengan rutin latihan, mengulang materi dan tetap memperbaiki gerakan yang salah dapat meningkatkan daya ingat dan memantapkan gerakan seni, itu manfaatnya untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain beda lagi jika malas latihan gerakan bisa saja salah dan kaku fatalnya ya lupa gerakan," katanya.
Mone Febrianto, Ketua panitia FOP mengharapkan ajang FOP ini dapat menjadi inspirasi untuk para pelajar yang ingin mengembangkan potensi bela diri dengan menyalurkan bakatnya.
FOP ini, kata dia, diutamakan untuk para pelajar mengingat ini merupakan Festival Olahraga Pendidikan yang diikuti 80 atlet pelajar putra-putri SD, SMP, dan SMA dari sepuluh kabupaten
/kota se Provinsi NTB.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Nusa Tenggara Barat, Drs H Surya Bahari MMP mengharapkan even FOP menjadi kalender tahunan NTB.
"Mudah-mudahan tahun depan festival olahraga pendidikan ini menjadi kalender tahunan di NTB," katanya.
Pasalnya, kata dia, FOP di NTB merupakan kegiatan pertama kalinya sejak dirinya dilantik menjadi Kadispora NTB.
"FOP merupakan ajang dalam mencari bibit dengan melatih dasar anak sesuai bakat dan minat atlet tersebut bukan ajang untuk mencari prestasi," katanya
Ketua Panitia FOP menambahkan NTB merupakan provinsi ketiga setelah Lampung dan Bengkulu yang mengadakan FOP.
"Ajang FOP ini merupakan ajang percobaan yang dipentaskan oleh kemenpora, jadi kalau percobaanya ini berhasil se-Indonesia, tahun depan akan ada agenda selanjutnya," katanya.
Nadila Haura Insyirah, peraih juara satu tingkat SMA putri, Selasa, mengatakan kerja keras yang dilakukan dengan ikhlas dan sabar, pasti akan mendapatkan hasil yang baik.
"Dengan rutin latihan, mengulang materi dan tetap memperbaiki gerakan yang salah dapat meningkatkan daya ingat dan memantapkan gerakan seni, itu manfaatnya untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain beda lagi jika malas latihan gerakan bisa saja salah dan kaku fatalnya ya lupa gerakan," katanya.
Mone Febrianto, Ketua panitia FOP mengharapkan ajang FOP ini dapat menjadi inspirasi untuk para pelajar yang ingin mengembangkan potensi bela diri dengan menyalurkan bakatnya.
FOP ini, kata dia, diutamakan untuk para pelajar mengingat ini merupakan Festival Olahraga Pendidikan yang diikuti 80 atlet pelajar putra-putri SD, SMP, dan SMA dari sepuluh kabupaten
/kota se Provinsi NTB.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Nusa Tenggara Barat, Drs H Surya Bahari MMP mengharapkan even FOP menjadi kalender tahunan NTB.
"Mudah-mudahan tahun depan festival olahraga pendidikan ini menjadi kalender tahunan di NTB," katanya.
Pasalnya, kata dia, FOP di NTB merupakan kegiatan pertama kalinya sejak dirinya dilantik menjadi Kadispora NTB.
"FOP merupakan ajang dalam mencari bibit dengan melatih dasar anak sesuai bakat dan minat atlet tersebut bukan ajang untuk mencari prestasi," katanya
Ketua Panitia FOP menambahkan NTB merupakan provinsi ketiga setelah Lampung dan Bengkulu yang mengadakan FOP.
"Ajang FOP ini merupakan ajang percobaan yang dipentaskan oleh kemenpora, jadi kalau percobaanya ini berhasil se-Indonesia, tahun depan akan ada agenda selanjutnya," katanya.