Guangzhou (ANTARA) - Safari kuliner khas Nusantara yang mengusung tema "Made in Bali" telah merambah Shanghai agar bisa dinikmati oleh orang-orang yang berdomisili di kota berbiaya termahal di China itu. "Ini bagian dari roadshow kami di China," kata juru masak asal Bali I Made Suriana selaku pengusung pesta kuliner "Made in Bali" di Shanghai, Minggu.
Dia mengawali roadshow kulinernya itu dari Beijing mulai 14 Agustus 2022 bersamaan dengan rangkaian peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia. Kemudian dilanjutkan ke Xian, Suzhou, dan Qingdao.
Di Shanghai, pameran kuliner "Made in Bali" berlangsung selama dua hari, pada 23-24 September. Selama dua hari itu pula pameran yang digelar di salah satu hotel berbintang penuh pengunjung.
Konsul Jenderal RI di Shanghai Deny Kurnia mendukung pameran kuliner Nusantara yang digagas juru masak asal Kabupaten Tabanan, Bali, itu. "Kami berharap masyarakat senantiasa membantu mempromosikan Indonesia melalui diplomasi publik, baik perdagangan, pariwisata, investasi, dan kuliner," kata Konjen Deny.
Ia juga berharap kegiatan serupa terus ditingkatkan, mengingat dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, pengenalan masakan khas Indonesia di China jauh tertinggal. Restoran Indonesia di Shanghai sangat sedikit, sedangkan restoran Vietnam, Singapura, Thailand, dan Malaysia telah menjamur.
Baca juga: Menparekraf dorong festival kuliner Bandung ke internasional
Baca juga: Ajang "Dewi Klungkung Culinary" ajang promosikan kuliner lokal
"Indonesia harus berlari kencang mengatasi ketertinggalan promosi makanan," ujarnya. Suriana yang dalam beberapa tahun terakhir tinggal di Hainan, pulau di wilayah selatan China, berjanji akan terus mempromosikan kuliner khas Nusantara tidak hanya di Shanghai, melainkan di kota-kota sepanjang aliran Sungai Yangtze yang selama ini menjadi tujuan utama komoditas ekspor Indonesia, salah satunya produk makanan dan minuman unggulan.
Dia mengawali roadshow kulinernya itu dari Beijing mulai 14 Agustus 2022 bersamaan dengan rangkaian peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia. Kemudian dilanjutkan ke Xian, Suzhou, dan Qingdao.
Di Shanghai, pameran kuliner "Made in Bali" berlangsung selama dua hari, pada 23-24 September. Selama dua hari itu pula pameran yang digelar di salah satu hotel berbintang penuh pengunjung.
Konsul Jenderal RI di Shanghai Deny Kurnia mendukung pameran kuliner Nusantara yang digagas juru masak asal Kabupaten Tabanan, Bali, itu. "Kami berharap masyarakat senantiasa membantu mempromosikan Indonesia melalui diplomasi publik, baik perdagangan, pariwisata, investasi, dan kuliner," kata Konjen Deny.
Ia juga berharap kegiatan serupa terus ditingkatkan, mengingat dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, pengenalan masakan khas Indonesia di China jauh tertinggal. Restoran Indonesia di Shanghai sangat sedikit, sedangkan restoran Vietnam, Singapura, Thailand, dan Malaysia telah menjamur.
Baca juga: Menparekraf dorong festival kuliner Bandung ke internasional
Baca juga: Ajang "Dewi Klungkung Culinary" ajang promosikan kuliner lokal
"Indonesia harus berlari kencang mengatasi ketertinggalan promosi makanan," ujarnya. Suriana yang dalam beberapa tahun terakhir tinggal di Hainan, pulau di wilayah selatan China, berjanji akan terus mempromosikan kuliner khas Nusantara tidak hanya di Shanghai, melainkan di kota-kota sepanjang aliran Sungai Yangtze yang selama ini menjadi tujuan utama komoditas ekspor Indonesia, salah satunya produk makanan dan minuman unggulan.