Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera melakukan penataan Taman Jangkar Ampenan dengan mempertahankan sejarah Kota Tua salah satunya bangunan gardu listrik milik PLN tempo dulu.
"Di Taman Jangkar ini ada gardu listrik milik PLN tempo dulu, yang bernilai sejarah sehingga gardu itu tidak kita bongkar tapi dipercantik agar generasi yang akan datang bisa tahu sejarah gardu tersebut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Jumat.
Di Kota Mataram, lanjutnya, ada dua gardu PLN tempo dulu yang masih dipertahankan dan menjadi sejarah. Selain di Taman Jangkar, juga ada di dekat SDN 1 Ampenan.
Menurut Kemal, untuk melakukan penataan Taman Jangkar tersebut telah disiapkan anggaran sebesar Rp200 juta bersumber dari APBD Kota Mataram tahun 2022.
Untuk konsepnya, katanya, Taman Jangkar akan dibuat menjadi taman pasif namun penataannya disesuaikan dengan bangunan-bangunan tua di sekitar Ampenan sebagai Kota Tua.
Selain itu, pada taman tersebut akan dibuat miniatur "dokar atau cikar" sebagai alat transportasi lokal zaman dahulu sebab Ampenan dulunya menjadi pusat perdagangan.
"Penataan Taman Jangkar mulai dikerjakan dalam waktu dekat, sebab anggaran dan konsep sudah siap," katanya.
Di sisi lain, Kemal mengatakan, kendati sudah ditata, Taman Jangkar nantinya akan menjadi taman pasif atau tidak untuk dikunjungi seperti halnya Taman Malomba.
"Lokasi taman itu tidak memiliki areal parkir. Kalau menjadi taman aktif, kita khawatir banyak pengunjung dan parkir di badan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas," katanya.
Diharapkan, penataan Taman Jangkar ini bisa menambah ruang terbuka hijau (RTH) publik di Kota Mataram, yang saat ini baru mencapai sekitar 7 persen dari target 20 persen.
"Tapi kalau RTH privat, kita sudah melampaui target yakni 14 persen dari target 10 persen. Dengan demikian, total keberadaan RTH di Mataram menjadi sekitar 21 persen," katanya.
"Di Taman Jangkar ini ada gardu listrik milik PLN tempo dulu, yang bernilai sejarah sehingga gardu itu tidak kita bongkar tapi dipercantik agar generasi yang akan datang bisa tahu sejarah gardu tersebut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Jumat.
Di Kota Mataram, lanjutnya, ada dua gardu PLN tempo dulu yang masih dipertahankan dan menjadi sejarah. Selain di Taman Jangkar, juga ada di dekat SDN 1 Ampenan.
Menurut Kemal, untuk melakukan penataan Taman Jangkar tersebut telah disiapkan anggaran sebesar Rp200 juta bersumber dari APBD Kota Mataram tahun 2022.
Untuk konsepnya, katanya, Taman Jangkar akan dibuat menjadi taman pasif namun penataannya disesuaikan dengan bangunan-bangunan tua di sekitar Ampenan sebagai Kota Tua.
Selain itu, pada taman tersebut akan dibuat miniatur "dokar atau cikar" sebagai alat transportasi lokal zaman dahulu sebab Ampenan dulunya menjadi pusat perdagangan.
"Penataan Taman Jangkar mulai dikerjakan dalam waktu dekat, sebab anggaran dan konsep sudah siap," katanya.
Di sisi lain, Kemal mengatakan, kendati sudah ditata, Taman Jangkar nantinya akan menjadi taman pasif atau tidak untuk dikunjungi seperti halnya Taman Malomba.
"Lokasi taman itu tidak memiliki areal parkir. Kalau menjadi taman aktif, kita khawatir banyak pengunjung dan parkir di badan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas," katanya.
Diharapkan, penataan Taman Jangkar ini bisa menambah ruang terbuka hijau (RTH) publik di Kota Mataram, yang saat ini baru mencapai sekitar 7 persen dari target 20 persen.
"Tapi kalau RTH privat, kita sudah melampaui target yakni 14 persen dari target 10 persen. Dengan demikian, total keberadaan RTH di Mataram menjadi sekitar 21 persen," katanya.