Medan (ANTARA) - Ketua Harian Nasional Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mengisi kuliah umum di Kampus IT&B, Jalan Mahoni, Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (13/10) petang. Sebelumnya, TGB memberi kuliah umum di Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara (USU).
Kuliah umum ini bertema "Peluang Kerja di Era Revolusi 5.0" yang dihadiri ratusan mahasiswa IT&B dari beragam kalangan. Mereka begitu antusias mengikuti jalannya kegiatan tersebut.
Dalam kuliahnya, TGB menyebut era revolusi 5.0 sebagai era kolaborasi. Bukan lagi era 'superman' di mana untuk menjadi unggul, seseorang dituntut menjadi manusia super bisa segalanya.
Di era revolusi 5.0 ini, setiap orang dituntut untuk ahli di bidangnya dan bekerja sama dengan orang lain yang memiliki keahlian berbeda, namun mampu menutupi kekurangan satu dengan lainnya.
"Ini bukan era superman. Ini era kolaborasi. Cari orang yang bisa menutupi kekurangan kita. Jangan cari teman yang cuma satu selera. Jangan cari teman yang punya satu kecenderungan sama dengan kita. Cari teman yang bisa memberikan ilmu yang kita enggak tahu," ujar TGB.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat tersebut mengatakan, tradisi akademik yang dibangun di IT&B dengan keragaman latar belakang mahasiswa dan mahasiswi, mereka semua akan bisa membangun jejaring yang saling melengkapi.
"Kalau orang bicara soal kekuatan kolaborasi. Kolaborator Anda yang utama adalah yang ada di sebelah kanan dan kiri Anda saat ini," katanya.
TGB juga mengajak para mahasiswa untuk tidak terjebak dalam paradigma yang menyebut revolusi Industri membuat lapangan kerja menjadi sempit, membuat ruang kreativitas terbatasi.
"Enggak bener itu. Revolusi Industri itu ruang besar yang siap untuk menampung siapa saja yang punya kepercayaan diri kuat. Yang punya integritas baik dan punya kemampuan kolaborasi dengan orang-orang yang berbeda," ucapnya.
Kuliah umum ini bertema "Peluang Kerja di Era Revolusi 5.0" yang dihadiri ratusan mahasiswa IT&B dari beragam kalangan. Mereka begitu antusias mengikuti jalannya kegiatan tersebut.
Dalam kuliahnya, TGB menyebut era revolusi 5.0 sebagai era kolaborasi. Bukan lagi era 'superman' di mana untuk menjadi unggul, seseorang dituntut menjadi manusia super bisa segalanya.
Di era revolusi 5.0 ini, setiap orang dituntut untuk ahli di bidangnya dan bekerja sama dengan orang lain yang memiliki keahlian berbeda, namun mampu menutupi kekurangan satu dengan lainnya.
"Ini bukan era superman. Ini era kolaborasi. Cari orang yang bisa menutupi kekurangan kita. Jangan cari teman yang cuma satu selera. Jangan cari teman yang punya satu kecenderungan sama dengan kita. Cari teman yang bisa memberikan ilmu yang kita enggak tahu," ujar TGB.
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat tersebut mengatakan, tradisi akademik yang dibangun di IT&B dengan keragaman latar belakang mahasiswa dan mahasiswi, mereka semua akan bisa membangun jejaring yang saling melengkapi.
"Kalau orang bicara soal kekuatan kolaborasi. Kolaborator Anda yang utama adalah yang ada di sebelah kanan dan kiri Anda saat ini," katanya.
TGB juga mengajak para mahasiswa untuk tidak terjebak dalam paradigma yang menyebut revolusi Industri membuat lapangan kerja menjadi sempit, membuat ruang kreativitas terbatasi.
"Enggak bener itu. Revolusi Industri itu ruang besar yang siap untuk menampung siapa saja yang punya kepercayaan diri kuat. Yang punya integritas baik dan punya kemampuan kolaborasi dengan orang-orang yang berbeda," ucapnya.