Washington, DC, AS (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan sejumlah pertemuan dengan kolega dan perwakilan lembaga multilateral di sela Pertemuan IMF-WB, Washington DC, AS, Sabtu (15/10) malam waktu setempat.
Sri Mulyani dalam pernyataan yang diterima, Minggu, bertemu dengan Wakil Presiden Regional Asia Timur dan Pasifik Bank Dunia Manuela V. Ferro dan Vice President for Human Development Mamta Murti untuk membahas berbagai agenda penting Indonesia.
Berbagai isu tersebut di antaranya perkembangan dan prospek makroekonomi dan reformasi sektor keuangan yang sedang dilakukan Indonesia melalui Rancangan Undang-Undang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan.
Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas instrumen harga karbon, kesiapsiagaan pandemi dan Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) yang dikelola Bank Dunia, serta sistem perlindungan sosial.
Ia pun mengapresiasi berbagai dukungan yang diberikan Bank Dunia, termasuk dalam reformasi perlindungan sosial Indonesia termasuk inisiatif baru untuk memberikan perlindungan sosial untuk mengatasi aging population. Ke depan, Pemerintah Indonesia mengharapkan kerja sama ini terus berlanjut dan menguat.
Sri Mulyani juga bertemu dengan Gubernur Bank Kerja Sama Internasional Jepang (JBIC) Nobuyitsu Hayashi yang mengusulkan kerja sama terkait ETM Country Platform Indonesia dan Green Engagement towards Carbon Neutrality Indonesia.
Ia menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk menghadapi perubahan iklim dan menyambut baik mekanisme pembiayaan inovatif untuk pembiayaan perubahan iklim, termasuk pembiayaan untuk mendukung ETM.
Ia pun mengapresiasi kerja sama yang kuat antara JBIC dan Indonesia serta mengharapkan dukungan JBIC baik berupa pembiayaan, investasi, dan konsultasi teknis untuk pembangunan proyek infrastruktur Indonesia.
Selanjutnya, Sri Mulyani kembali bertemu dengan Presiden Grup Bank Pembangunan Islam (IsDB) Muhammad Sulaiman Al Jasser setelah terakhir bertemu pada Sidang Tahunan IsDB pada Juni lalu. Pada kesempatan ini, Sri Mulyani dan Presiden Al Jasser membahas mengenai ETM, ketahanan pangan, kepemilikan saham Indonesia di IsDB, dan kerja sama kuat antara Indonesia dengan IsDB.
Ia juga menggunakan kesempatan ini untuk meminta IsDB meningkatkan perannya terutama terkait penguatan institusional dalam pengembangan kebijakan, terutama terkait keuangan syariah. Selain itu, Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Luksemburg Laurent Backes untuk membahas situasi geopolitik dan ekonomi saat ini, prioritas sektor keuangan, dan kerja sama keuangan berkelanjutan dalam Koalisi Menteri Keuangan untuk perubahan iklim yang saat ini diketuai bersama Indonesia dan Finlandia.
Baca juga: Kemenkeu cermati rencana pemangkasan produksi OPEC+
Baca juga: Penerima kredit UMi di NTT bertambah 6.536 debitur
Kedua Menkeu juga sepakat bahwa mitigasi perubahan iklim butuh komitmen kolektif yang kuat meski di tengah kondisi global yang tidak menentu. Kedua negara ikut berkomitmen untuk memperkuat berkolaborasi mitigasi perubahan iklim dalam kerangka Koalisi.
Sri Mulyani juga melakukan pertemuan dengan dengan Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson untuk membahas mengenai Multilateral Development Banks (MDB) termasuk kerja sama dalam ADB, perubahan iklim dan transisi yang adil, serta Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF).
Sri Mulyani dalam pernyataan yang diterima, Minggu, bertemu dengan Wakil Presiden Regional Asia Timur dan Pasifik Bank Dunia Manuela V. Ferro dan Vice President for Human Development Mamta Murti untuk membahas berbagai agenda penting Indonesia.
Berbagai isu tersebut di antaranya perkembangan dan prospek makroekonomi dan reformasi sektor keuangan yang sedang dilakukan Indonesia melalui Rancangan Undang-Undang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan.
Selain itu, pertemuan tersebut juga membahas instrumen harga karbon, kesiapsiagaan pandemi dan Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) yang dikelola Bank Dunia, serta sistem perlindungan sosial.
Ia pun mengapresiasi berbagai dukungan yang diberikan Bank Dunia, termasuk dalam reformasi perlindungan sosial Indonesia termasuk inisiatif baru untuk memberikan perlindungan sosial untuk mengatasi aging population. Ke depan, Pemerintah Indonesia mengharapkan kerja sama ini terus berlanjut dan menguat.
Sri Mulyani juga bertemu dengan Gubernur Bank Kerja Sama Internasional Jepang (JBIC) Nobuyitsu Hayashi yang mengusulkan kerja sama terkait ETM Country Platform Indonesia dan Green Engagement towards Carbon Neutrality Indonesia.
Ia menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk menghadapi perubahan iklim dan menyambut baik mekanisme pembiayaan inovatif untuk pembiayaan perubahan iklim, termasuk pembiayaan untuk mendukung ETM.
Ia pun mengapresiasi kerja sama yang kuat antara JBIC dan Indonesia serta mengharapkan dukungan JBIC baik berupa pembiayaan, investasi, dan konsultasi teknis untuk pembangunan proyek infrastruktur Indonesia.
Selanjutnya, Sri Mulyani kembali bertemu dengan Presiden Grup Bank Pembangunan Islam (IsDB) Muhammad Sulaiman Al Jasser setelah terakhir bertemu pada Sidang Tahunan IsDB pada Juni lalu. Pada kesempatan ini, Sri Mulyani dan Presiden Al Jasser membahas mengenai ETM, ketahanan pangan, kepemilikan saham Indonesia di IsDB, dan kerja sama kuat antara Indonesia dengan IsDB.
Ia juga menggunakan kesempatan ini untuk meminta IsDB meningkatkan perannya terutama terkait penguatan institusional dalam pengembangan kebijakan, terutama terkait keuangan syariah. Selain itu, Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Luksemburg Laurent Backes untuk membahas situasi geopolitik dan ekonomi saat ini, prioritas sektor keuangan, dan kerja sama keuangan berkelanjutan dalam Koalisi Menteri Keuangan untuk perubahan iklim yang saat ini diketuai bersama Indonesia dan Finlandia.
Baca juga: Kemenkeu cermati rencana pemangkasan produksi OPEC+
Baca juga: Penerima kredit UMi di NTT bertambah 6.536 debitur
Kedua Menkeu juga sepakat bahwa mitigasi perubahan iklim butuh komitmen kolektif yang kuat meski di tengah kondisi global yang tidak menentu. Kedua negara ikut berkomitmen untuk memperkuat berkolaborasi mitigasi perubahan iklim dalam kerangka Koalisi.
Sri Mulyani juga melakukan pertemuan dengan dengan Menteri Keuangan Selandia Baru Grant Robertson untuk membahas mengenai Multilateral Development Banks (MDB) termasuk kerja sama dalam ADB, perubahan iklim dan transisi yang adil, serta Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF).