Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi berpartisipasi dan akan menampilkan 60 busana dalam gelaran busana bertaraf internasional, Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 yang diselenggarakan di ICE BSD Tangerang, 20-22 Oktober 2022.
"Kami menyambut baik kesempatan ini, dan langsung bergerak untuk mencari talenta-talenta, baik di SMK maupun perguruan tinggi vokasi yang memiliki kompetensi keahlian dan prodi di bidang tata busana. Dengan waktu yang sangat terbatas, terpilihlah 60 looks atau koleksi yang lolos kurasi JMFW 2023," ujar Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, di Jakarta, Rabu.
Rancangan yang ditampilkan dalam satu parade khusus bertajuk "Mahakarya Vokasi Adi Busana" tersebut merupakan karya peserta didik pendidikan vokasi.
Keikutsertaan pendidikan vokasi pada JMFW 2023 merupakan momentum bagi satuan pendidikan vokasi, baik SMK dan perguruan tinggi vokasi (PTV) untuk membuktikan bahwa busana rancangan civitas vokasi setara dengan rancangan para desainer ternama Tanah Air yang berlaga di JMFW 2023.
Kiki menjelaskan, JMFW menjadi upaya responsif pendidikan vokasi untuk memperkuat industri fesyen yang saat ini berkembang pesat. Pendidikan vokasi memiliki peluang besar untuk memenuhi kebutuhan SDM di bidang fesyen melalui beragam kompetensi keahlian dan program studi yang tersedia, baik di jenjang SMK, perguruan tinggi vokasi, maupun lembaga kursus dan pelatihan.
Usulan desain dari satuan pendidikan vokasi sendiri tidak serta-merta langsung diterima untuk diperagakan di JMFW 2023. Karya-karya tersebut perlu melalui proses kurasi yang dilakukan oleh tim kurator profesional JMFW untuk memastikan bahwa busana tersebut memenuhi standar dan kriteria, termasuk sesuai dengan tema yang diusung, yakni “Co-Exist Fashion Trend Forecasting 2023-2024”.
Sebanyak 60 looks yang lolos kurasi terdiri atas rancangan siswa di 6 SMK dan mahasiswa di 4 PTV. Salah satu kurator JMFW 2023, Yosepin Sri Ningsih mengungkapkan, proses kurasi mencakup mood board, desain, hingga penataan gaya (styling). Ia menilai bahwa kesempatan peserta didik vokasi untuk tampil dalam pagelaran JMFW 2023 ini merupakan jalan terang sekaligus tantangan bagi pendidikan vokasi untuk ambil bagian dalam industri fesyen.
Yosepin menambahkan, perkembangan fesyen juga terjadi pada ranah pendidikan dengan banyaknya kolaborasi antara akademisi dalam negeri dan luar negeri. Diharapkan melalui kegiatan JMFW 2023 ini insan vokasi semakin terbiasa dan memiliki pengalaman sehingga menciptakan mitra-mitra baru dari luar negeri yang berkeinginan belajar fesyen di Indonesia.
"Dengan adanya kolaborasi dari hulu ke hilir, serta dukungan Pemerintah, saya yakin Indonesia bisa menjadi leader dalam industri ini," kata Yosepin.
Baca juga: NTB belajar industri busana muslim di Balai Besar Tekstil Bandung
Baca juga: Kementerian Perindustrian bantu NTB menyiapkan SDM industri busana
Kesepuluh satuan pendidikan vokasi terpilih masing-masing akan memperagakan enam busana dalam acara puncak JMFW 2023 pada Sabtu, 22 Oktober 2022. Satuan pendidikan tersebut tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia, yaitu Politeknik Negeri Media Kreatif, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Kristen Maranatha, Akademi Seni Rupa dan Desain ISWI Jakarta, SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon Magelang, SMK Negeri 3 Malang, SMK Negeri 7 Malang, SMK Negeri 1 Buduran, dan SMK Negeri 3 Blitar.
Selain peragaan busana, pada rangkaian JMFW 2023 nanti Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga akan mengisi booth, bertema Mahakarya Vokasi Adibusana. Pada booth ini, pengunjung dapat melihat rancangan hasil karya civitas vokasi melalui virtual reality. Dalam Mahakarya Vokasi ini akan ada 10 pulau yang isinya berbagai karya inovasi civitas vokasi, dikemas dalam sebuah konsep fantasy treasure island.
"Kami menyambut baik kesempatan ini, dan langsung bergerak untuk mencari talenta-talenta, baik di SMK maupun perguruan tinggi vokasi yang memiliki kompetensi keahlian dan prodi di bidang tata busana. Dengan waktu yang sangat terbatas, terpilihlah 60 looks atau koleksi yang lolos kurasi JMFW 2023," ujar Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, di Jakarta, Rabu.
Rancangan yang ditampilkan dalam satu parade khusus bertajuk "Mahakarya Vokasi Adi Busana" tersebut merupakan karya peserta didik pendidikan vokasi.
Keikutsertaan pendidikan vokasi pada JMFW 2023 merupakan momentum bagi satuan pendidikan vokasi, baik SMK dan perguruan tinggi vokasi (PTV) untuk membuktikan bahwa busana rancangan civitas vokasi setara dengan rancangan para desainer ternama Tanah Air yang berlaga di JMFW 2023.
Kiki menjelaskan, JMFW menjadi upaya responsif pendidikan vokasi untuk memperkuat industri fesyen yang saat ini berkembang pesat. Pendidikan vokasi memiliki peluang besar untuk memenuhi kebutuhan SDM di bidang fesyen melalui beragam kompetensi keahlian dan program studi yang tersedia, baik di jenjang SMK, perguruan tinggi vokasi, maupun lembaga kursus dan pelatihan.
Usulan desain dari satuan pendidikan vokasi sendiri tidak serta-merta langsung diterima untuk diperagakan di JMFW 2023. Karya-karya tersebut perlu melalui proses kurasi yang dilakukan oleh tim kurator profesional JMFW untuk memastikan bahwa busana tersebut memenuhi standar dan kriteria, termasuk sesuai dengan tema yang diusung, yakni “Co-Exist Fashion Trend Forecasting 2023-2024”.
Sebanyak 60 looks yang lolos kurasi terdiri atas rancangan siswa di 6 SMK dan mahasiswa di 4 PTV. Salah satu kurator JMFW 2023, Yosepin Sri Ningsih mengungkapkan, proses kurasi mencakup mood board, desain, hingga penataan gaya (styling). Ia menilai bahwa kesempatan peserta didik vokasi untuk tampil dalam pagelaran JMFW 2023 ini merupakan jalan terang sekaligus tantangan bagi pendidikan vokasi untuk ambil bagian dalam industri fesyen.
Yosepin menambahkan, perkembangan fesyen juga terjadi pada ranah pendidikan dengan banyaknya kolaborasi antara akademisi dalam negeri dan luar negeri. Diharapkan melalui kegiatan JMFW 2023 ini insan vokasi semakin terbiasa dan memiliki pengalaman sehingga menciptakan mitra-mitra baru dari luar negeri yang berkeinginan belajar fesyen di Indonesia.
"Dengan adanya kolaborasi dari hulu ke hilir, serta dukungan Pemerintah, saya yakin Indonesia bisa menjadi leader dalam industri ini," kata Yosepin.
Baca juga: NTB belajar industri busana muslim di Balai Besar Tekstil Bandung
Baca juga: Kementerian Perindustrian bantu NTB menyiapkan SDM industri busana
Kesepuluh satuan pendidikan vokasi terpilih masing-masing akan memperagakan enam busana dalam acara puncak JMFW 2023 pada Sabtu, 22 Oktober 2022. Satuan pendidikan tersebut tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia, yaitu Politeknik Negeri Media Kreatif, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Kristen Maranatha, Akademi Seni Rupa dan Desain ISWI Jakarta, SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon Magelang, SMK Negeri 3 Malang, SMK Negeri 7 Malang, SMK Negeri 1 Buduran, dan SMK Negeri 3 Blitar.
Selain peragaan busana, pada rangkaian JMFW 2023 nanti Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga akan mengisi booth, bertema Mahakarya Vokasi Adibusana. Pada booth ini, pengunjung dapat melihat rancangan hasil karya civitas vokasi melalui virtual reality. Dalam Mahakarya Vokasi ini akan ada 10 pulau yang isinya berbagai karya inovasi civitas vokasi, dikemas dalam sebuah konsep fantasy treasure island.