Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta Kementerian Agama dan Kementerian Sosial membuat pola pencegahan kekerasan di lembaga pendidikan, termasuk panti asuhan.
"Saya dengar di lembaga panti asuhan juga ada kekerasan seksual di sana. Saya minta Menteri Agama dan Menteri Sosial memperhatikan itu dan membuat semacam pola untuk pencegahan terjadinya kekerasan-kekerasan itu," kata Wapres.
Hal itu disampaikan Wapres saat menjawab pertanyaan tentang pencegahan kekerasan terhadap santri di pesantren usai meluncurkan Beasiswa Santri Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2022 di Istana Wapres, Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan kekerasan di lembaga pendidikan tidak spesifik hanya terjadi di pesantren saja melainkan juga di berbagai lembaga. Untuk pesantren sendiri pemerintah melalui Menteri Agama, katanya, sudah mengukuhkan Majelis Masyayikh yang terdiri atas para kiai pesantren untuk memberikan bimbingan guna meningkatkan kualitas pesantren.
"Tujuan utamanya memberikan bimbingan untuk peningkatan kualitas pesantren, tapi ada di dalamnya kurikulum antikekerasan sehingga hal itu merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan yang belakangan muncul," jelasnya.
Baca juga: Wapres tekankan pentingnya dialog kebangsaan merawat kerukunan
Baca juga: Wapres dorong komitmen kolaborasi penghapusan kemiskinan
Dia meminta Kementerian Agama memfasilitasi majelis atau dewan serupa di lembaga pendidikan lain untuk mencegah terulangnya kekerasan di lembaga pendidikan, khususnya pada anak didik.
"Saya dengar di lembaga panti asuhan juga ada kekerasan seksual di sana. Saya minta Menteri Agama dan Menteri Sosial memperhatikan itu dan membuat semacam pola untuk pencegahan terjadinya kekerasan-kekerasan itu," kata Wapres.
Hal itu disampaikan Wapres saat menjawab pertanyaan tentang pencegahan kekerasan terhadap santri di pesantren usai meluncurkan Beasiswa Santri Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 2022 di Istana Wapres, Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan kekerasan di lembaga pendidikan tidak spesifik hanya terjadi di pesantren saja melainkan juga di berbagai lembaga. Untuk pesantren sendiri pemerintah melalui Menteri Agama, katanya, sudah mengukuhkan Majelis Masyayikh yang terdiri atas para kiai pesantren untuk memberikan bimbingan guna meningkatkan kualitas pesantren.
"Tujuan utamanya memberikan bimbingan untuk peningkatan kualitas pesantren, tapi ada di dalamnya kurikulum antikekerasan sehingga hal itu merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan yang belakangan muncul," jelasnya.
Baca juga: Wapres tekankan pentingnya dialog kebangsaan merawat kerukunan
Baca juga: Wapres dorong komitmen kolaborasi penghapusan kemiskinan
Dia meminta Kementerian Agama memfasilitasi majelis atau dewan serupa di lembaga pendidikan lain untuk mencegah terulangnya kekerasan di lembaga pendidikan, khususnya pada anak didik.