Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak semua elemen bangsa menjadikan Pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi yang aman, damai, tidak menjadi pemecah belah kesatuan, dan persatuan bangsa.
Menurut dia, koalisi partai politik yang dibangun harus mampu menjaga kesejukan atmosfir politik selama proses pesta demokrasi berlangsung.
"Saya sangat mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta antarpolitisi agar tidak saling menjatuhkan dan menjaga persaingan tetap sehat,” kata Bamsoet usai menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-8 Partai Perindo di Jakarta, Senin.
Dia meminta partai politik agar mampu menahan diri dan menjaga rivalitas secara sehat. Langkah itu, menurut dia, agar massa di akar rumput tidak terpecah belah akibat konflik yang terjadi antarpolitisi ataupun partai politik karena beda pilihan. “Saling memuji seperti kata Presiden Jokowi adalah pilihan terbaik agar suasana lebih adem," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi politik identitas yang membentuk polarisasi di tengah masyarakat. Bamsoet menilai partai politik boleh bersaing untuk mendapat dukungan masyarakat namun tidak dengan membawa isu agama, suku, dan ras yang mencederai demokrasi Indonesia.
“Kita tidak boleh membiarkan berkembangnya kembali politik identitas yang dapat menyulut permusuhan, mengancam persatuan, dan keutuhan bangsa. Kalau ada yang bawa-bawa nama agama dan kelompok ras, maka tugas kita bersama untuk segera mencegah," katanya.
Menurut dia, politik identitas telah memberikan dampak negatif karena berbeda haluan politik, antarmasyarakat bermusuhan, tokoh agama dihujat, petinggi parpol dicaci maki, presiden, dan lembaga negara sebagai simbol kedaulatan negara dilecehkan.
Baca juga: Bamsoet mengajak warga Indonesia saksikan kehebatan WSBK Mandalika
Baca juga: Presiden Jokowi bertemu Tony Blair hingga skenario pemindahan ASN
Karena itu, dia menilai sudah waktunya masyarakat Indonesia harus berani mengatakan secara tegas selamat tinggal politik identitas. “Persoalan agama, suku, dan ras itu sudah lewat, kita sudah merdeka. Sekarang bagaimana kita mengisi kemerdekaan itu dengan baik,” katanya.
Hadir dalam HUT Perindro, antara lain, Presiden Joko Widodo, Ketua DPD RI La Nyala Mattaliti, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Mensesneg Pratikno, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Plt. Ketua Umum PPP Mardiono, dan Sekjen PBB Afriansyah Noor.
Menurut dia, koalisi partai politik yang dibangun harus mampu menjaga kesejukan atmosfir politik selama proses pesta demokrasi berlangsung.
"Saya sangat mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta antarpolitisi agar tidak saling menjatuhkan dan menjaga persaingan tetap sehat,” kata Bamsoet usai menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-8 Partai Perindo di Jakarta, Senin.
Dia meminta partai politik agar mampu menahan diri dan menjaga rivalitas secara sehat. Langkah itu, menurut dia, agar massa di akar rumput tidak terpecah belah akibat konflik yang terjadi antarpolitisi ataupun partai politik karena beda pilihan. “Saling memuji seperti kata Presiden Jokowi adalah pilihan terbaik agar suasana lebih adem," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi politik identitas yang membentuk polarisasi di tengah masyarakat. Bamsoet menilai partai politik boleh bersaing untuk mendapat dukungan masyarakat namun tidak dengan membawa isu agama, suku, dan ras yang mencederai demokrasi Indonesia.
“Kita tidak boleh membiarkan berkembangnya kembali politik identitas yang dapat menyulut permusuhan, mengancam persatuan, dan keutuhan bangsa. Kalau ada yang bawa-bawa nama agama dan kelompok ras, maka tugas kita bersama untuk segera mencegah," katanya.
Menurut dia, politik identitas telah memberikan dampak negatif karena berbeda haluan politik, antarmasyarakat bermusuhan, tokoh agama dihujat, petinggi parpol dicaci maki, presiden, dan lembaga negara sebagai simbol kedaulatan negara dilecehkan.
Baca juga: Bamsoet mengajak warga Indonesia saksikan kehebatan WSBK Mandalika
Baca juga: Presiden Jokowi bertemu Tony Blair hingga skenario pemindahan ASN
Karena itu, dia menilai sudah waktunya masyarakat Indonesia harus berani mengatakan secara tegas selamat tinggal politik identitas. “Persoalan agama, suku, dan ras itu sudah lewat, kita sudah merdeka. Sekarang bagaimana kita mengisi kemerdekaan itu dengan baik,” katanya.
Hadir dalam HUT Perindro, antara lain, Presiden Joko Widodo, Ketua DPD RI La Nyala Mattaliti, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Mensesneg Pratikno, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Plt. Ketua Umum PPP Mardiono, dan Sekjen PBB Afriansyah Noor.