Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai Jumat mengalihkan jalur pengangkutan sampah selama kegiatan WSBK (Wolrd Superbike) 11-13 November 2022, agar tidak mengganggu aktivitas tamu dan penonton WSBK yang melintas di jalur kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Jumat, mengatakan jalur pengangkutan sampah yang selama ini melintasi jalan protokol dan "bypass" dialihkan melewati jalur bawah atau wilayah Parampuan.
"Untuk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, truk-truk pengangkut sampah kita bagi dua yakni bagian timur dan barat dan mengambil arah jalur Parampuan. Jadi tidak melewati jalur utama," katanya.
Pengalihan arus pengangkutan sampah tersebut dilakukan karena dikhawatirkan ketika bus-bus yang mengangkut penonton WSBK, atau mobil-mobil tamu melintas beriringan dengan truk pengangkut sampah.
"Bukan apa-apa sih, tapi kita khawatir aroma tak sedap mengganggu kenyamanan penonton atau tamu yang datang atau akan pergi ke Sirkuit Mandalika," katanya.
Menurutnya, upaya pengalihan jalur untuk pengangkutan sampah tersebut dinilai lebih baik daripada harus menahan sampah tidak terangkut atau merubah jam buang yang butuh sosialisasi lagi.
"Kita tidak bisa menahan sampah dan mengubah jam buang, sebab itu bisa memicu peningkatan volume sampah di tempat pembuangan sementara (TPS)," katanya.
Oleh karenanya, kata Kemal, pengalihan jalur pengangkutan sampah tersebut dinilai lebih efektif sebab pengangkutan di sembilan TPS bisa berjalan seperti biasa dan tidak ada penumpukan sampah.
"Selain itu, para tamu WSBK bisa lebih merasa aman dan nyaman selama berada di Kota Mataram khususnya," katanya.
Kemal mengatakan, volume pembuangan sampah ke TPA setiap harinya mencapai sekitar 180 ton, atau berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 200 ton per hari.
Berdasarkan hasil evaluasi, pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pemilahan sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
Menurutnya, penurunan volume sampah harian itu dipengaruhi beberapa hal yakni program pilah sampah dari rumah tangga yang sudah sudah gencar mulai membuahkan hasil dan jumlah produksi sampah yang menurun karena penurunan aktivitas masyarakat.
"Tapi saya lebih melihat pilah sampah di tingkat lingkungan yang sudah mulai maksimal," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Jumat, mengatakan jalur pengangkutan sampah yang selama ini melintasi jalan protokol dan "bypass" dialihkan melewati jalur bawah atau wilayah Parampuan.
"Untuk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, truk-truk pengangkut sampah kita bagi dua yakni bagian timur dan barat dan mengambil arah jalur Parampuan. Jadi tidak melewati jalur utama," katanya.
Pengalihan arus pengangkutan sampah tersebut dilakukan karena dikhawatirkan ketika bus-bus yang mengangkut penonton WSBK, atau mobil-mobil tamu melintas beriringan dengan truk pengangkut sampah.
"Bukan apa-apa sih, tapi kita khawatir aroma tak sedap mengganggu kenyamanan penonton atau tamu yang datang atau akan pergi ke Sirkuit Mandalika," katanya.
Menurutnya, upaya pengalihan jalur untuk pengangkutan sampah tersebut dinilai lebih baik daripada harus menahan sampah tidak terangkut atau merubah jam buang yang butuh sosialisasi lagi.
"Kita tidak bisa menahan sampah dan mengubah jam buang, sebab itu bisa memicu peningkatan volume sampah di tempat pembuangan sementara (TPS)," katanya.
Oleh karenanya, kata Kemal, pengalihan jalur pengangkutan sampah tersebut dinilai lebih efektif sebab pengangkutan di sembilan TPS bisa berjalan seperti biasa dan tidak ada penumpukan sampah.
"Selain itu, para tamu WSBK bisa lebih merasa aman dan nyaman selama berada di Kota Mataram khususnya," katanya.
Kemal mengatakan, volume pembuangan sampah ke TPA setiap harinya mencapai sekitar 180 ton, atau berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 200 ton per hari.
Berdasarkan hasil evaluasi, pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pemilahan sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
Menurutnya, penurunan volume sampah harian itu dipengaruhi beberapa hal yakni program pilah sampah dari rumah tangga yang sudah sudah gencar mulai membuahkan hasil dan jumlah produksi sampah yang menurun karena penurunan aktivitas masyarakat.
"Tapi saya lebih melihat pilah sampah di tingkat lingkungan yang sudah mulai maksimal," katanya.