Sebanyak 375 ton sampah di TPS Sandubaya Mataram diangkut

id Dinas LIngkungan Hidup,Kota Mataram,sampah TPS Sandubaya,sampah mataram

Sebanyak 375 ton sampah di TPS Sandubaya Mataram diangkut

Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sandubaya Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sebanyak 375 ton atau sekitar 25 persen sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sandubaya sudah terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.

Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Rabu, mengatakan dari sekitar 1.500 ton volume sampah yang tersisa pekan lalu, kini sudah berkurang 25 persen atau sekitar 375 ton.

"Sisanya kami targetkan harus bersih 100 persen pada akhir bulan Juni 2025," katanya.

Percepatan pengosongan sampah di TPS Sandubaya, karena DLH Kota Mataram akan membuat landasan untuk insinerator limpahan dari Rumah Sakit (RS) H Moh Ruslan Mataram dengan kapasitas sekitar 5-10 ton dan langsung dimanfaatkan.

Baca juga: 20 hari ke depan, TPS Sandubaya Mataram ditarget steril dari sampah

Sampah yang akan dibakar di insinerator akan dicoba sebanyak satu ritase, yang harusnya dibuang ke TPA Kebon Kongok. Dengan demikian volume sampah yang ke TPA Kebon Kongok sebanyak 3 ritase setiap hari akan dikurangi menjadi dua ritase.

"Dalam sehari sampah yang akan dibakar di insinerator kami ditargetkan 5-10 ton atau sesuai kapasitas insinerator," katanya.

Dalam proses pembakaran itu, katanya, tidak ada residu sampah sebab sampah yang dibakar akan menjadi abu.

Sementara terkait dengan kualitas dari asap insinerator, pihaknya akan menyiapkan laboratorium pemantau kualitas udara yang dikeluarkan oleh insinerator, guna memastikan asap atau udara yang keluar sudah sesuai dengan standar baku mutu yang ada.

Baca juga: Ditolak warga, Pemkot Mataram batal buang sampah ke TPA Kebon Kongok

Meskipun, kata dia, operasional insinerator selama ini rata-rata sudah mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan sudah terverifikasi tidak mengganggu kualitas udara.

"Tapi laboratorium harus tetap ada untuk menjamin kualitas udara," katanya.

Denny menambahkan penanganan sampah dengan menggunakan insinerator menjadi bagian upaya pemerintah mewujudkan pengolahan sampah ramah lingkungan.

Diketahui, penumpukan sampah di TPS Sandubaya terjadi karena pengurangan ritase pembuangan sampah di TPA Kebon Kongok dari tiga ritase sehari menjadi satu ritase, sejak 17 April 2025 dan kembali normal pada 5 Juni 2025. Akibatnya volume sampah di TPS Sandubaya mencapai di atas 2.000 ton.

"Tapi Alhamdulillah kini sudah berkurang dan kami harap masyarakat bisa bersabar terhadap kondisi itu, terutama dengan dampak aroma tidak sedap. Kami juga terdampak bau sampah di TPS Sandubaya, karena kantor kami berada di sekitar TPS," katanya.

Baca juga: Dinkes Mataram dampingi pemantauan kesehatan warga sekitar TPS
Baca juga: Pemanfaatan lahan alternatif untuk sampah di Mataram tunggu izin KLH
Baca juga: Sampah menumpuk di Mataram, TPS Sandubaya penuh dalam dua hari kedepan
Baca juga: Wali Kota Mataram semangati petugas TPS pastikan sampah diolah optimal
Baca juga: Pemindahan insinerator ke TPS Sandubaya Mataram terkendala sampah

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.