Mataram (ANTARA) - Petenis legendaris Indonesia Yayuk Basuki mengatakan ajang pertandingan olahraga berbalut hiburan "Tiba-Tiba Tenis" yang digelar oleh Vindes Sports antara Deddy Mahendra Desta melawan Raffi Ahmad dapat menggairahkan tenis Indonesia.
"Ini amazing, saya mesti apresiasi dengan adanya event Tiba-Tiba Tenis ini mudah-mudahan bisa menggairahkan tenis Indonesia," ujar petenis yang pernah menginjakkan kakinya pada perempat final Wimbledon 1997 itu membuka "Tiba-Tiba Tenis" di Tennis Indoor, Jakarta, yang juga disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube Vindes, Sabtu.
Yayuk, yang pada puncak kariernya mencapai peringkat 19 tunggal dunia, melihat kondisi pertenisan Indonesia sedang tidak baik, meskipun berhasil meraih medali dalam sejumlah ajang multievent.
Indonesia meraih medali emas cabang tenis pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018 lewat Aldila Sutjiadi/Christopher Rungkat pada nomor ganda campuran. Keduanya kembali merebut emas dalam SEA Games Vietnam pada Mei lalu.
"Kondisi pertenisan di Indonesia kita memang sedang terpuruk. Walaupun kita melihat Asian Games dan di SEA Games ada medali emas. Secara keseluruhan, olahraga tenis di kita masih di bawah, dalam arti perlu kita motivasi kita pompa mudah-mudahan ada atlet ke depan," kata Yayuk.
Dalam mempersiapkan diri bertanding di "Tiba-Tiba Tenis" Raffi Ahmad menggandeng petenis putra nomor 1 Indonesia juga merupaka juara PON Papua Muhammad Rifqi Fitriadi untuk berlatih.
Raffi, CEO RANS Entertainment yang juga pemilik RANS Nusantara FC dan RANS PIK Basketball, berniat untuk mendukung karier Rifqi. Hal itu diapreasiasi oleh Yayuk. Menurut dia, untuk menciptakan atlet tenis yang mendunia diperlukan biaya.
"Banyak faktor regenerasi. Tenis ini kalau kita mau mendunia memang high cost. Itu pun belum tentu berhasil. Awal-awal memang yang penting anak termotivasi mereka mau menjadi juara," ujar Yayuk.
Selain menggelar pertandingan tenis, untuk memasyarakatkan tenis, Vindes telah mengadakan coaching clinic bersama Yayuk Basuki, yang bertujuan mengedukasi dan mengenalkan teknik-teknik dasar bermain tenis yang masih jarang diketahui oleh masyarakat.
Vindes juga melakukan promosi kegiatan tersebut dengan memberikan raket tenis kepada anak-anak.
"Itu luar biasa... Tidak hanya dari anak-anak yang termotiviasi tapi ini dari kalangan yang no one, jadi siapa pun saat ini mau main tenis, apalagi melihat animonya seperti ini," kata Yayuk.
"Animonya sangat besar, bahkan untuk pertandingan nasional tidak sepenuh ini," ujar Yayuk yang melihat Tennis Indoor penuh dengan penonton dengan pakaian putih.
"Filosofi tennis for fun for everyone, tidak ada untuk kalangan tertentu tapi untuk semua orang," imbuhnya.
Tidak hanya pertandingan utama Desta vs Raffi, Tiba-Tiba Tenis juga menyajikan pertandingan ganda campuran sebagai partai pembuka, menghadirkan Wulan Guritno/Gading Marten melawan Enzy Storia/Dion Wiyoko dengan komentator Vincent Rompies, Yayuk Basuki, Nagita Slavina dan Soleh Solihun.
"Ini amazing, saya mesti apresiasi dengan adanya event Tiba-Tiba Tenis ini mudah-mudahan bisa menggairahkan tenis Indonesia," ujar petenis yang pernah menginjakkan kakinya pada perempat final Wimbledon 1997 itu membuka "Tiba-Tiba Tenis" di Tennis Indoor, Jakarta, yang juga disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube Vindes, Sabtu.
Yayuk, yang pada puncak kariernya mencapai peringkat 19 tunggal dunia, melihat kondisi pertenisan Indonesia sedang tidak baik, meskipun berhasil meraih medali dalam sejumlah ajang multievent.
Indonesia meraih medali emas cabang tenis pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018 lewat Aldila Sutjiadi/Christopher Rungkat pada nomor ganda campuran. Keduanya kembali merebut emas dalam SEA Games Vietnam pada Mei lalu.
"Kondisi pertenisan di Indonesia kita memang sedang terpuruk. Walaupun kita melihat Asian Games dan di SEA Games ada medali emas. Secara keseluruhan, olahraga tenis di kita masih di bawah, dalam arti perlu kita motivasi kita pompa mudah-mudahan ada atlet ke depan," kata Yayuk.
Dalam mempersiapkan diri bertanding di "Tiba-Tiba Tenis" Raffi Ahmad menggandeng petenis putra nomor 1 Indonesia juga merupaka juara PON Papua Muhammad Rifqi Fitriadi untuk berlatih.
Raffi, CEO RANS Entertainment yang juga pemilik RANS Nusantara FC dan RANS PIK Basketball, berniat untuk mendukung karier Rifqi. Hal itu diapreasiasi oleh Yayuk. Menurut dia, untuk menciptakan atlet tenis yang mendunia diperlukan biaya.
"Banyak faktor regenerasi. Tenis ini kalau kita mau mendunia memang high cost. Itu pun belum tentu berhasil. Awal-awal memang yang penting anak termotivasi mereka mau menjadi juara," ujar Yayuk.
Selain menggelar pertandingan tenis, untuk memasyarakatkan tenis, Vindes telah mengadakan coaching clinic bersama Yayuk Basuki, yang bertujuan mengedukasi dan mengenalkan teknik-teknik dasar bermain tenis yang masih jarang diketahui oleh masyarakat.
Vindes juga melakukan promosi kegiatan tersebut dengan memberikan raket tenis kepada anak-anak.
"Itu luar biasa... Tidak hanya dari anak-anak yang termotiviasi tapi ini dari kalangan yang no one, jadi siapa pun saat ini mau main tenis, apalagi melihat animonya seperti ini," kata Yayuk.
"Animonya sangat besar, bahkan untuk pertandingan nasional tidak sepenuh ini," ujar Yayuk yang melihat Tennis Indoor penuh dengan penonton dengan pakaian putih.
"Filosofi tennis for fun for everyone, tidak ada untuk kalangan tertentu tapi untuk semua orang," imbuhnya.
Tidak hanya pertandingan utama Desta vs Raffi, Tiba-Tiba Tenis juga menyajikan pertandingan ganda campuran sebagai partai pembuka, menghadirkan Wulan Guritno/Gading Marten melawan Enzy Storia/Dion Wiyoko dengan komentator Vincent Rompies, Yayuk Basuki, Nagita Slavina dan Soleh Solihun.