Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia mewujudkan pembangunan laut yang berkelanjutan dengan terus mendorong program industrialisasi pada sektor perikanan dan kelautan dalam KTT G20 yang dilaksanakan di Bali 15-16 Nopember 2022.
"Bagi kami, bukan bagaimana kita berbicara tentang strategi laut biru yang berkelanjutan, namun yang sangat kami butuhkan di area kami adalah kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk-produk tradisional menjadi komoditas dengan nilai yang lebih tinggi sehingga industrialisasi itu sangatlah penting," kata Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat menjadi narasumber pada kegiatan "The National Blue Agenda Actions Partnership" sebagai rangkaian KTT G20 yang digelar di Bali dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan, pengetahuan mengenai ilmu sains dan teknologi sangatlah penting untuk menyukseskan program industrialisasi. Mengirim putra atau putri NTB melalui program beasiswa NTB untuk menuntut ilmu ke luar negeri dan belajar mengenai teknologi di bidang perikanan dan kelautan pun menjadi salah satu strategi Pemprov NTB.
"Untuk mendukung program industrialisasi kami di komoditas tradisional, kita bisa mengirim lebih banyak siswa lagi ke berbagai negara di Eropa Timur, khususnya pada area yang ada teknologi kelautannya," ujarnya.
Tidak hanya untuk belajar dan menjadi ahli pada bidang sains dan teknologi, para penerima beasiswa juga diharapkan dapat menarik para investor dari negara tempat mereka belajar untuk datang berinvestasi di NTB.
"Mereka kita kirim ke luar negeri bukan hanya bertujuan untuk menjadi ahli, tapi diharapkan dapat membawa para investor dari tempat mereka belajar. Kami akan sangat senang menyambut mereka (investor)," terang Zulkieflimansyah.
"Hal tersebut di atas untuk memastikan bahwa NTB adalah provinsi yang ramah terhadap investasi dan komunitas bisnis, termasuk pada sektor teknologi perikanan dan kelautan," katanya.
Menurut Gubernur, hadirnya para investor dan berbagai kegiatan internasional juga mengharuskan NTB untuk terus memperbaiki kualitas produk-produk lokal buatan UMKM agar mendapat standardisasi yang baik.
"Kami sangat beruntung menjadi tuan rumah berbagai event internasional. Pihak penyelenggara punya standar yang baik untuk komoditas kami. Ini tentunya mengakselerasi pembelajaran juga buat UMKM untuk meningkatkan kualitas dari produk lokal-nya. Akhirnya kini kami telah mampu mempersembahkan produk-produk dengan standar yang baik untuk para global audience," ucap Gubernur NTB.
Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bekerja sama dalam kerangka Kemitraan Aksi Agenda Biru Nasional untuk mendukung RI dalam percepatan pelaksanaan Agenda Pembangunan Biru (Blue Agenda Development) serta membangun pertumbuhan ekonomi kelautan yang lebih berkelanjutan.
Kemitraan ini akan berfokus pada sektor kelautan dan maritim, memastikan lingkungan yang sehat dan berkontribusi pada kemakmuran di bawah empat pilar: kesehatan biru, makanan biru, inovasi biru dan keuangan biru.
"Bagi kami, bukan bagaimana kita berbicara tentang strategi laut biru yang berkelanjutan, namun yang sangat kami butuhkan di area kami adalah kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk-produk tradisional menjadi komoditas dengan nilai yang lebih tinggi sehingga industrialisasi itu sangatlah penting," kata Gubernur NTB, Zulkieflimansyah saat menjadi narasumber pada kegiatan "The National Blue Agenda Actions Partnership" sebagai rangkaian KTT G20 yang digelar di Bali dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan, pengetahuan mengenai ilmu sains dan teknologi sangatlah penting untuk menyukseskan program industrialisasi. Mengirim putra atau putri NTB melalui program beasiswa NTB untuk menuntut ilmu ke luar negeri dan belajar mengenai teknologi di bidang perikanan dan kelautan pun menjadi salah satu strategi Pemprov NTB.
"Untuk mendukung program industrialisasi kami di komoditas tradisional, kita bisa mengirim lebih banyak siswa lagi ke berbagai negara di Eropa Timur, khususnya pada area yang ada teknologi kelautannya," ujarnya.
Tidak hanya untuk belajar dan menjadi ahli pada bidang sains dan teknologi, para penerima beasiswa juga diharapkan dapat menarik para investor dari negara tempat mereka belajar untuk datang berinvestasi di NTB.
"Mereka kita kirim ke luar negeri bukan hanya bertujuan untuk menjadi ahli, tapi diharapkan dapat membawa para investor dari tempat mereka belajar. Kami akan sangat senang menyambut mereka (investor)," terang Zulkieflimansyah.
"Hal tersebut di atas untuk memastikan bahwa NTB adalah provinsi yang ramah terhadap investasi dan komunitas bisnis, termasuk pada sektor teknologi perikanan dan kelautan," katanya.
Menurut Gubernur, hadirnya para investor dan berbagai kegiatan internasional juga mengharuskan NTB untuk terus memperbaiki kualitas produk-produk lokal buatan UMKM agar mendapat standardisasi yang baik.
"Kami sangat beruntung menjadi tuan rumah berbagai event internasional. Pihak penyelenggara punya standar yang baik untuk komoditas kami. Ini tentunya mengakselerasi pembelajaran juga buat UMKM untuk meningkatkan kualitas dari produk lokal-nya. Akhirnya kini kami telah mampu mempersembahkan produk-produk dengan standar yang baik untuk para global audience," ucap Gubernur NTB.
Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bekerja sama dalam kerangka Kemitraan Aksi Agenda Biru Nasional untuk mendukung RI dalam percepatan pelaksanaan Agenda Pembangunan Biru (Blue Agenda Development) serta membangun pertumbuhan ekonomi kelautan yang lebih berkelanjutan.
Kemitraan ini akan berfokus pada sektor kelautan dan maritim, memastikan lingkungan yang sehat dan berkontribusi pada kemakmuran di bawah empat pilar: kesehatan biru, makanan biru, inovasi biru dan keuangan biru.