Mataram (ANTARA) - Ketua Dekranasda Nusa Tenggara Barat, Hj Niken Saptarini Zulkieflimansyah mengajak para penenun perempuan di Desa Batujai dan Sukarare, Lombok Tengah untuk membangun wirausaha dengan memanfaatkan flatform digital.
"Mari kita semua bersemangat melestarikan budaya dan melahirkan generasi muda yang cakap dan memahami tenun untuk berwirausaha dengan memanfaatkan platform digital," ujarnya saat mengunjungi Bale Tenun Alam Tenar Desa Batujai dan Sukarare, Lombok Tengah dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Rabu.
Istri Gubernur NTB ini meminta kepada para perempuan setempat yang sedang mengikuti Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tenun (PKW) untuk meningkatkan semangat melestarikan budaya dan melahirkan generasi muda yang cakap serta memahami tenun untuk berwirausaha.
Karena menurutnya meski memiliki kesibukan menjadi seorang ibu, tentunya bukanlah halangan untuk mau belajar menenun.
"Semoga peserta disini menjadi perempuan-perempuan yang mampu memberikan sumber penghasilan untuk keluarga," katanya.
Pendidikan Kecakapan Wira usaha Tenun (PKW) di Desa Batujai ini diikuti oleh 20 peserta oleh kaum muda usia anak putus sekolah mulai dari usia 16 tahun yang merupakan penduduk asli Kabupaten Lombok Tengah.
Pelatihan yang terbagi menjadi dua kelompok ini ditargetkan akan eksis dan bisa mandiri usai pelatihan ini. Kelompok pertama di Dusun Batujai dengan pelatih Afriadi dan Diana. Sedangkan kelompok kedua di Sukarare dengan pelatih Satriadi.
Dengan menargetkan 200 jam pelajaran, para peserta dari kaum muda semuanya perempuan ini sudah menyelesaikan materi latar belakang dan sejarah tenun Pulau Lombok, pengantar ilmu tekstil, dan klasifikasi serat- serat tekstil sehingga diharapkan dalam dua pekan bisa tuntas.
"Mari kita semua bersemangat melestarikan budaya dan melahirkan generasi muda yang cakap dan memahami tenun untuk berwirausaha dengan memanfaatkan platform digital," ujarnya saat mengunjungi Bale Tenun Alam Tenar Desa Batujai dan Sukarare, Lombok Tengah dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Rabu.
Istri Gubernur NTB ini meminta kepada para perempuan setempat yang sedang mengikuti Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tenun (PKW) untuk meningkatkan semangat melestarikan budaya dan melahirkan generasi muda yang cakap serta memahami tenun untuk berwirausaha.
Karena menurutnya meski memiliki kesibukan menjadi seorang ibu, tentunya bukanlah halangan untuk mau belajar menenun.
"Semoga peserta disini menjadi perempuan-perempuan yang mampu memberikan sumber penghasilan untuk keluarga," katanya.
Pendidikan Kecakapan Wira usaha Tenun (PKW) di Desa Batujai ini diikuti oleh 20 peserta oleh kaum muda usia anak putus sekolah mulai dari usia 16 tahun yang merupakan penduduk asli Kabupaten Lombok Tengah.
Pelatihan yang terbagi menjadi dua kelompok ini ditargetkan akan eksis dan bisa mandiri usai pelatihan ini. Kelompok pertama di Dusun Batujai dengan pelatih Afriadi dan Diana. Sedangkan kelompok kedua di Sukarare dengan pelatih Satriadi.
Dengan menargetkan 200 jam pelajaran, para peserta dari kaum muda semuanya perempuan ini sudah menyelesaikan materi latar belakang dan sejarah tenun Pulau Lombok, pengantar ilmu tekstil, dan klasifikasi serat- serat tekstil sehingga diharapkan dalam dua pekan bisa tuntas.