Jakarta (ANTARA) - Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Bojonegoro Solikhin mengingatkan pentingnya mengelola keuangan agar bisa tetap menabung dan berbelanja dengan tertib dan teratur.
“Ada beberapa aplikasi pengaturan keuangan yang bisa digunakan, seperti Wallet, Finansialku, Money Lover, Teman Bisnis, Google Sheet, atau Buku Warung,” kata Solikhin dalam rilis pers yang diterima, Kamis.
Hal itu disampaikannya dalam webinar "Atur Keuanganmu! Gaji Aman, Belanja Online Lancar”, di Makassar, Sulawesi Selatan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Mengatur keuangan, menurut dia, adalah dengan menyusun anggaran keuangan terlebih dahulu. Berapapun penghasilan yang diperoleh, penting untuk selalu mengalokasikannya dengan tepat. Selain itu, lanjutnya, prioritaskan kebutuhan yang penting dan mendesak. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan dasar, seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal.
Sementara keinginan yang bukan merupakan kebutuhan dasar, seperti mainan, barang bermerek, dan sejenisnya, bisa ditunda pembeliannya. Selain menabung, Solikhin juga mengingatkan pentingnya melakukan investasi. Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, terutama diperlukan saat pensiun atau tidak lagi bekerja.
Hal lain yang patut dilakukan adalah menyiapkan dana darurat yang dibutuhkan sewaktu-waktu dalam kondisi tertentu. Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Olivia Lewi Pramesti mengingatkan pentingnya menjaga keamanan perangkat selama berbelanja daring maupun menabung secara digital. "Menjaga keamanan tersebut wajib dilakukan guna memitigasi potensi menjadi korban kejahatan siber," ujar Olivia dalam rilis pers yang diterima, Kamis.
Olivia mengatakan potensi kejahatan siber yang dimaksud seperti pencurian data, phishing, atau serangan malware yang dipasang pelaku pada perangkat digital yang digunakan. Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Baca juga: Kepala keuangan G7 mencegah rencana koin digital Facebook
Baca juga: Menkeu sebut investasi ekonomi digital RI capai 4,7 miliar dolar AS
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
“Ada beberapa aplikasi pengaturan keuangan yang bisa digunakan, seperti Wallet, Finansialku, Money Lover, Teman Bisnis, Google Sheet, atau Buku Warung,” kata Solikhin dalam rilis pers yang diterima, Kamis.
Hal itu disampaikannya dalam webinar "Atur Keuanganmu! Gaji Aman, Belanja Online Lancar”, di Makassar, Sulawesi Selatan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Mengatur keuangan, menurut dia, adalah dengan menyusun anggaran keuangan terlebih dahulu. Berapapun penghasilan yang diperoleh, penting untuk selalu mengalokasikannya dengan tepat. Selain itu, lanjutnya, prioritaskan kebutuhan yang penting dan mendesak. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan dasar, seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal.
Sementara keinginan yang bukan merupakan kebutuhan dasar, seperti mainan, barang bermerek, dan sejenisnya, bisa ditunda pembeliannya. Selain menabung, Solikhin juga mengingatkan pentingnya melakukan investasi. Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang, terutama diperlukan saat pensiun atau tidak lagi bekerja.
Hal lain yang patut dilakukan adalah menyiapkan dana darurat yang dibutuhkan sewaktu-waktu dalam kondisi tertentu. Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Olivia Lewi Pramesti mengingatkan pentingnya menjaga keamanan perangkat selama berbelanja daring maupun menabung secara digital. "Menjaga keamanan tersebut wajib dilakukan guna memitigasi potensi menjadi korban kejahatan siber," ujar Olivia dalam rilis pers yang diterima, Kamis.
Olivia mengatakan potensi kejahatan siber yang dimaksud seperti pencurian data, phishing, atau serangan malware yang dipasang pelaku pada perangkat digital yang digunakan. Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Baca juga: Kepala keuangan G7 mencegah rencana koin digital Facebook
Baca juga: Menkeu sebut investasi ekonomi digital RI capai 4,7 miliar dolar AS
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.