Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Tambora, Nusa Tenggara Barat, mendukung pengembangan bisnis usaha kecil dan mikro kecil (UMKM) dalam pemanfaatan abu sisa pembakaran batu bara berupa fly ash dan bottom ash (FABA).
Manajer PLN UPK Tambora Wayan Budi Laksana di Mataram, NTB, Senin, mengatakan salah satu program yang diluncurkan untuk pengembangan UMKM adalah Small Medium Enterprise Development (SMED) yang merupakan salah satu program dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PLN.
"Salah satunya dengan menggandeng UMKM lokal, yaitu Al Ahza di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, untuk memanfaatkan FABA untuk bahan baku batako," katanya.
Ia menyebutkan FABA yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat berkapasitas 2x7 MW saat ini cukup banyak.
Stok FABA yang tersimpan semakin bertambah sementara pemanfaatannya belum secara masif. Hal itulah yang menjadi dasar kajian terkait potensi pemanfaatan FABA sebagai substitusi bahan baku pembuatan paving blok.
"Pemilihan UMKM yang kita gandeng harus juga memberikan manfaat atau timbal balik bagi perusahaan. Kami bersyukur dapat berkolaborasi memberikan bantuan mesin cetak paving block dan batako untuk UMKM lokal," ujar Wayan.
Sebelumnya, kata dia, PLN telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa Barat tentang pemanfaatan FABA PLTU batu bara dengan pola kemitraan industri kecil dan menengah.
Hal itu tentunya dapat menjadi landasan dalam meningkatkan sirkular ekonomi UMKM yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.
Ia mengatakan salah satu prioritas dari PLTU Sumbawa Barat, yaitu pemanfaatan FABA dapat terserap 50 persen dari produksi tahun 2022. Hingga 9 Agustus 2022, total produksi FABA mencapai 3.131,025 ton.
"Adapun timbal balik bagi perusahaan di antaranya memberikan citra positif melalui pendekatan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial melalui program pemanfaatan FABA," ucapnya.
Pemilik UMKM Al Ahza, Karya Bangun menjelaskan program yang digagas PLN sangat bermanfaat untuk masyarakat di sekitar PLTU.
Ia merasa terbantu dengan mesin produksi pengolah FABA yang dipercaya dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Sumbawa Barat.
Jumlah produksi harian FABA yang dihasilkan untuk batako saat ini mencapai 2.000 pcs per hari dan paving sebanyak 7.000 pcs per hari dengan potensi pemanfaatan FABA hingga 10 ton per hari.
"Terhitung sejak diberikan bantuan mesin produksi oleh PLN, pihaknya mampu memperoleh keuntungan sebesar Rp345,5 juta," katanya.
Manajer PLN UPK Tambora Wayan Budi Laksana di Mataram, NTB, Senin, mengatakan salah satu program yang diluncurkan untuk pengembangan UMKM adalah Small Medium Enterprise Development (SMED) yang merupakan salah satu program dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PLN.
"Salah satunya dengan menggandeng UMKM lokal, yaitu Al Ahza di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, untuk memanfaatkan FABA untuk bahan baku batako," katanya.
Ia menyebutkan FABA yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa Barat berkapasitas 2x7 MW saat ini cukup banyak.
Stok FABA yang tersimpan semakin bertambah sementara pemanfaatannya belum secara masif. Hal itulah yang menjadi dasar kajian terkait potensi pemanfaatan FABA sebagai substitusi bahan baku pembuatan paving blok.
"Pemilihan UMKM yang kita gandeng harus juga memberikan manfaat atau timbal balik bagi perusahaan. Kami bersyukur dapat berkolaborasi memberikan bantuan mesin cetak paving block dan batako untuk UMKM lokal," ujar Wayan.
Sebelumnya, kata dia, PLN telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa Barat tentang pemanfaatan FABA PLTU batu bara dengan pola kemitraan industri kecil dan menengah.
Hal itu tentunya dapat menjadi landasan dalam meningkatkan sirkular ekonomi UMKM yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.
Ia mengatakan salah satu prioritas dari PLTU Sumbawa Barat, yaitu pemanfaatan FABA dapat terserap 50 persen dari produksi tahun 2022. Hingga 9 Agustus 2022, total produksi FABA mencapai 3.131,025 ton.
"Adapun timbal balik bagi perusahaan di antaranya memberikan citra positif melalui pendekatan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial melalui program pemanfaatan FABA," ucapnya.
Pemilik UMKM Al Ahza, Karya Bangun menjelaskan program yang digagas PLN sangat bermanfaat untuk masyarakat di sekitar PLTU.
Ia merasa terbantu dengan mesin produksi pengolah FABA yang dipercaya dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Sumbawa Barat.
Jumlah produksi harian FABA yang dihasilkan untuk batako saat ini mencapai 2.000 pcs per hari dan paving sebanyak 7.000 pcs per hari dengan potensi pemanfaatan FABA hingga 10 ton per hari.
"Terhitung sejak diberikan bantuan mesin produksi oleh PLN, pihaknya mampu memperoleh keuntungan sebesar Rp345,5 juta," katanya.