Cianjur (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) mendirikan hunian sementara (emergency shelter) untuk warga korban gempa Cianjur yang mulai kembali ke rumahnya setelah hari ke-20, hunian tersebut dibangun di dekat atau halaman rumah warga.
Wakil Ketua PMI Cianjur, dr Frida Laila Yahya di Cianjur, Sabtu, mengatakan pembangunan hunian sementara merupakan upaya PMI untuk mengurangi jumlah warga yang tinggal di posko pengungsian, sehingga dapat kembali menjalani kegiatan seperti biasa sambil menunggu pembangunan rumah kembali.
"Kita sudah membangun 14 emergency shelter yang tersebar di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang dan Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang. Sedangkan emergency shelter yang terbanyak di Desa Ciherang sebanyak 10 unit," katanya.
Pihaknya menargetkan 150 unit hunian sementara dapat dibangun di desa yang terdampak parah, bukan di desa yang masuk dalam relokasi BMKG atau Pemkab Cianjur, sehingga warga yang ingin dibangunkan hunian sementara dapat menghubungi relawan, Markas PMI Cianjur atau hotline center PMI.
Sedangkan target pembangunan 150 unit hunian sementara di sejumlah desa terdampak, dapat tercapai di akhir tahun, sehingga tahun depan dapat dialokasikan lebih banyak sesuai permintaan warga, tidak menutup kemungkinan jumlahnya lebih dari 300 unit yang akan dibangun.
"Kita terus berupaya untuk memberikan pelayan yang dapat meringankan beban warga korban gempa. Pastinya mereka akan membutuhkan hunian sementara yang dekat dengan rumah yang akan segera dibangun setelah mendapat bantuan dari pemerintah," katanya.
Baca juga: PMI bangun pusat pelayanan induk operasi kemanusiaan Cianjur
Baca juga: Menko Airlangga sebut ekonomi RI tunjukkan pencapaian impresif
Koordinator pembangunan hunian sementara PMI, Ujang Cipta, mengatakan untuk menyelesaikan satu unit hunian sementara pihaknya membutuhkan waktu satu hari dengan tenaga relawan delapan orang, dibantu pemilik rumah dan warga sekitar.
"Kita targetkan dalam tiga pekan terakhir dapat menuntaskan target 150 unit di sembilan desa di tiga kecamatan yang sebagian besar permintaan warga. Untuk pembangunan kami melibatkan warga sekitar selain pemilik rumah dan keluarganya agar cepat selesai," katanya.*
Wakil Ketua PMI Cianjur, dr Frida Laila Yahya di Cianjur, Sabtu, mengatakan pembangunan hunian sementara merupakan upaya PMI untuk mengurangi jumlah warga yang tinggal di posko pengungsian, sehingga dapat kembali menjalani kegiatan seperti biasa sambil menunggu pembangunan rumah kembali.
"Kita sudah membangun 14 emergency shelter yang tersebar di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang dan Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang. Sedangkan emergency shelter yang terbanyak di Desa Ciherang sebanyak 10 unit," katanya.
Pihaknya menargetkan 150 unit hunian sementara dapat dibangun di desa yang terdampak parah, bukan di desa yang masuk dalam relokasi BMKG atau Pemkab Cianjur, sehingga warga yang ingin dibangunkan hunian sementara dapat menghubungi relawan, Markas PMI Cianjur atau hotline center PMI.
Sedangkan target pembangunan 150 unit hunian sementara di sejumlah desa terdampak, dapat tercapai di akhir tahun, sehingga tahun depan dapat dialokasikan lebih banyak sesuai permintaan warga, tidak menutup kemungkinan jumlahnya lebih dari 300 unit yang akan dibangun.
"Kita terus berupaya untuk memberikan pelayan yang dapat meringankan beban warga korban gempa. Pastinya mereka akan membutuhkan hunian sementara yang dekat dengan rumah yang akan segera dibangun setelah mendapat bantuan dari pemerintah," katanya.
Baca juga: PMI bangun pusat pelayanan induk operasi kemanusiaan Cianjur
Baca juga: Menko Airlangga sebut ekonomi RI tunjukkan pencapaian impresif
Koordinator pembangunan hunian sementara PMI, Ujang Cipta, mengatakan untuk menyelesaikan satu unit hunian sementara pihaknya membutuhkan waktu satu hari dengan tenaga relawan delapan orang, dibantu pemilik rumah dan warga sekitar.
"Kita targetkan dalam tiga pekan terakhir dapat menuntaskan target 150 unit di sembilan desa di tiga kecamatan yang sebagian besar permintaan warga. Untuk pembangunan kami melibatkan warga sekitar selain pemilik rumah dan keluarganya agar cepat selesai," katanya.*