Jakarta (ANTARA) - Dokter subspesialis fertilitas-endokrinologi reproduksi Dr. dr. Agus Supriyadi, Sp.OG (K)., M.Kes., MPH mengingatkan bahwa dalam upaya mempercepat kehamilan, pemeriksaan fertilitas atau tes kesuburan harus dilakukan tak hanya pada istri, tapi juga suami.
"Harus diperiksa (dua-duanya). Penyebab pasangan kurang subur itu, dulu mungkin selalu dikatakan perempuan paling banyak. Tapi 10-15 tahun terakhir, lebih dari 45 persen saat suami istri mengikuti program bayi tabung, alasannya karena faktor sperma suami yang jelek baik kuantitas maupun kualitasnya," kata Agus dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Selasa.
Dokter yang berpraktik di Klinik Melati RSAB Harapan Kita itu menjelaskan, tes kesuburan pada suami salah satunya adalah dengan melakukan analisis sperma mulai dari jumlah sperma dalam satu cc air mani, motilitas atau kemampuan gerak sperma, hingga morfologi sperma.
"Menurut WHO, dalam satu cc (air mani) itu harus ada minimal 15 juta sel sperma, dan laki-laki itu setiap ejakulasi rata-rata 4-7 cc. Untuk kecepatan (bergeraknya) harus di atas 32 persen," ujar Agus. "Kemudian morfologinya, sperma itu ada kepala, leher, badan, dan ekor. Itu harus proporsional di atas empat persen," lanjut dia.
Sebelum melakukan analisis sperma, Agus mengatakan suami akan diminta untuk tidak ejakulasi terlebih dahulu selama tiga hari sampai satu minggu. Setelah itu, barulah analisis sperma dapat dilakukan. Sedangkan pada istri, Agus mengatakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah histerosalpingografi atau HSG untuk melihat bagian dalam rahim dan saluran telur atau tuba falopi.
Baca juga: Kemenko PMK sebut intervensi gizi penanganan stunting harus tepat sasaran
Baca juga: RSUD Praya: Tak ada penolakan pasien kondisi hamil besar
"Pada wanita, yang utama diperiksa adalah saluran telurnya, apakah tersumbat atau tidak, karena penyebab terbanyak infertilitas pada istri karena salurannya tersumbat," ujar Agus.
Ia mengatakan, pemeriksaan HSG dilakukan pada hari ke-9 hingga ke-11 dihitung dari hari pertama menstruasi. Selain itu, ia juga mengatakan istri juga perlu melakukan pemeriksaan sel telur melalui USG pada hari ke-2 sampai ke-3 menstruasi. Selain dengan melakukan pemeriksaan kesuburan guna mendapatkan rekomendasi yang tepat dari dokter, Agus mengatakan suami istri juga dianjurkan mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi seimbang untuk meningkatkan kualitas sperma dan telur.
"Wanita, biar kualitas telurnya bagus, ya makanannya yang tinggi asam folat, vitamin B3. Kalau laki-laki, biar spermanya bagus, perkayalah dengan antioksidan, makan buah-buahan seperti tomat, semangka, kiwi, juga daging-dagingan," kata Agus.
"Harus diperiksa (dua-duanya). Penyebab pasangan kurang subur itu, dulu mungkin selalu dikatakan perempuan paling banyak. Tapi 10-15 tahun terakhir, lebih dari 45 persen saat suami istri mengikuti program bayi tabung, alasannya karena faktor sperma suami yang jelek baik kuantitas maupun kualitasnya," kata Agus dalam bincang-bincang kesehatan yang digelar daring diikuti di Jakarta, Selasa.
Dokter yang berpraktik di Klinik Melati RSAB Harapan Kita itu menjelaskan, tes kesuburan pada suami salah satunya adalah dengan melakukan analisis sperma mulai dari jumlah sperma dalam satu cc air mani, motilitas atau kemampuan gerak sperma, hingga morfologi sperma.
"Menurut WHO, dalam satu cc (air mani) itu harus ada minimal 15 juta sel sperma, dan laki-laki itu setiap ejakulasi rata-rata 4-7 cc. Untuk kecepatan (bergeraknya) harus di atas 32 persen," ujar Agus. "Kemudian morfologinya, sperma itu ada kepala, leher, badan, dan ekor. Itu harus proporsional di atas empat persen," lanjut dia.
Sebelum melakukan analisis sperma, Agus mengatakan suami akan diminta untuk tidak ejakulasi terlebih dahulu selama tiga hari sampai satu minggu. Setelah itu, barulah analisis sperma dapat dilakukan. Sedangkan pada istri, Agus mengatakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah histerosalpingografi atau HSG untuk melihat bagian dalam rahim dan saluran telur atau tuba falopi.
Baca juga: Kemenko PMK sebut intervensi gizi penanganan stunting harus tepat sasaran
Baca juga: RSUD Praya: Tak ada penolakan pasien kondisi hamil besar
"Pada wanita, yang utama diperiksa adalah saluran telurnya, apakah tersumbat atau tidak, karena penyebab terbanyak infertilitas pada istri karena salurannya tersumbat," ujar Agus.
Ia mengatakan, pemeriksaan HSG dilakukan pada hari ke-9 hingga ke-11 dihitung dari hari pertama menstruasi. Selain itu, ia juga mengatakan istri juga perlu melakukan pemeriksaan sel telur melalui USG pada hari ke-2 sampai ke-3 menstruasi. Selain dengan melakukan pemeriksaan kesuburan guna mendapatkan rekomendasi yang tepat dari dokter, Agus mengatakan suami istri juga dianjurkan mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi seimbang untuk meningkatkan kualitas sperma dan telur.
"Wanita, biar kualitas telurnya bagus, ya makanannya yang tinggi asam folat, vitamin B3. Kalau laki-laki, biar spermanya bagus, perkayalah dengan antioksidan, makan buah-buahan seperti tomat, semangka, kiwi, juga daging-dagingan," kata Agus.