Mataram (ANTARA) - Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Barat, Dewantoro Umbu Joka mempertanyakan parameter penilaian dalam pemberian penghargaan pariwisata oleh pemerintah provinsi yang diberikan kepada sejumlah pelaku wisata pada peringatan HUT ke-64 NTB pada Sabtu (17/12).

"Sangat disayangkan penghargaan pariwisata di acara HUT NTB itu, tidak pantas tanpa parameter yang jelas, tim penilainya siapa, dasar penilaiannya apa. Semuanya tidak jelas," ujarnya di Mataram, Senin.

Ia menilai pemberian penghargaan oleh Pemprov NTB tersebut telah mempermalukan asosiasi yang selama ini memberikan dukungan dan berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata NTB.

"Seolah-olah yang lain PHRI ASITA ASTINDO, MHA, IHGM dan AHM tidak berkolaborasi, dengan Dispar NTB, dan juga para tokoh-tokoh senior yang sudah berjasa pada pembangunan pariwisata NTB," ketus Umbu Joka.

Menurutnya kemajuan pariwisata yang diraih NTB selama ini tidak datang secara tiba-tiba. Namun, kemajuan tersebut berkat dukungan semua pihak termasuk sumbangsih para tokoh-tokoh pariwisata di wilayah itu. 

"Ini (pariwisata, red) tidak ujuk-ujuk maju begitu saja, banyak peran para tokoh dan asosiasi yang terlibat dari beberapa tahun lalu sampai saat ini," tegasnya.

Umbu menilai masih banyak yang lebih pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Karena jasa-jasanya terhadap pariwisata NTB.

"Saya saja tidak ada apa-apanya dibanding senior-senior yang lain. Ada Pak Misbah, Pak Perama, Pak Gita, Pak TGB, Pak Fauzan. Ada Pak Awan, Bu Wolini, Mantan Kadispar NTB Faozal. Kalau kita ini hanya anak bawang yang baru 20 tahun ngurus pariwisata," kata Umbu Joka.

Umbu Joka, tidak menampik ada kekecewaan dari pelaku dan asosiasi wisata atas pemberian penghargaan pariwisata oleh Pemprov NTB tersebut, karena dinilai asal-asalan dan menciderai perjuangan seluruh asosiasi dan pelaku wisata terhadap kemajuan pariwisata NTB selama ini.

"Kawan-kawan pada kecewa semua, sama Dispar NTB. Mungkin memang Dispar tidak mau kolaborasi dengan asosiasi lain. Itulah kalau masih baru di Dispar jadi terus asal nunjuk," ucapnya.

Oleh karena itu, di tengah usia NTB yang sudah menginjak 64 tahun, mestinya seluruh pihak saling bergandengan tangan untuk membangun pariwisata. Bukan saling terkotak-kotak pada sebuah simbol-simbol penghargaan.

"Pariwisata bukan menjadi seolah-olah  ajang untuk perlombaan atau HUT NTB Award di bidang pariwisata. Tim penilai ini sembrono malah buat terkotak kotak," katanya.

Sebelumnya saat memperingati HUT ke-64, Pemprov NTB memberikan penghargaan di bidang pariwisata kepada beberapa pihak dan tokoh yang berjasa memajukan NTB.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, H Yusron Hadi mengatakan Gubernur NTB telah memberikan penghargaan bidang pariwisata kepada enam pihak baik unsur pemerintah provisi, pemda kabupaten dan kota, BUMN/BUMD, asosiasi, yang telah banyak melakukan kolaborasi, desa wisata terkreatif, dan tokoh inspiratif pariwisata 2022.

"Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan kita sepanjang 2022 telah berkolaborasi dengan kita di Dispar dalam mewujudkan program dan even-even kita," kata Yusron.

Menurut Yusron, penghargaan ini sebagai bentuk terima kasih karena dalam masa pandemi yang tidak mudah, namun masih bisa bersama-sama menyukseskan agenda pariwisata 2022.

Diketahui daftar lengkap penerima penghargaan pariwisata dari Pemprov NTB itu, antara lain ASPPI NTB sebagai Asosiasi Terkolaboratif 2022 Bidang Pariwisata. Bank NTB Syariah sebagai BUMD Terkolaboratif 2022 Bidang Pariwisata. Kabupaten Lombok Tengah sebagai Pemerintah Kabupaten/Kota Terkolaboratif 2022 Bidang Pariwisata. 

Kemudian, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB sebagai OPD Provinsi Terkolaboratif 2022 Bidang Pariwisata. POKDARWIS Bonjeruk Permai sebagai Desa Wisata Terkreatif 2022 Bidang Pariwisata dan Taufan Rahmadi, S.Sos sebagai Tokoh Inpiratif Pariwisata 2022 Bidang Pariwisata.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024