Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang menyiapkan peta jalan pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas agar mampu bersaing dengan Bali yang sudah lebih dulu mengimplementasikan konsep berwisata yang memberikan dampak jangka panjang tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady mengatakan arah kebijakan pemerintah NTB dalam lima tahun ke depan adalah wisata mendunia melalui misi peningkatan kualitas destinasi pariwisata dan kualitas ekonomi kreatif.
"Di Indonesia ini terkait dengan pariwisata apalagi Bali tidak bisa kami lawan. Caranya seperti apa supaya kami bisa bersaing dengan Bali dan daerah lain yang sudah banyak penerbangan? Tentu pariwisata berkelanjutan," ujarnya di Mataram, Kamis.
Jamaluddin menuturkan kualitas hospitality (keramahan tuan rumah melayani tamu) dan sapta pesona (konsep sadar wisata) menjadi aspek penting yang perlu ditingkatkan oleh tidak hanya pemerintah NTB, tetapi juga pelaku industri, agen perjalanan, hingga pemandu wisata.
Baca juga: Sebanyak 10 kawasan pariwisata di NTB terintegrasi
Pengembangan wisata berkelanjutan yang diikuti dengan peningkatan kualitas diharapkan membuat para tamu mancanegara dan tamu nusantara kembali lagi berwisata di Nusa Tenggara Barat.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat menyebut pada tahun 2019—saat angka kunjungan wisatawan mencapai 3,70 juta orang yang terdiri dari turis asing 2,15 juta orang dan turis lokal 1,55 juta orang—nilai kontribusi pariwisata melalui bisnis akomodasi dan makan-minum mencapai Rp2,68 triliun.
Pada tahun yang sama, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali tercatat sebanyak 16,82 juta orang dengan nilai kontribusi pariwisata terhadap ekonomi daerah itu mencapai Rp58,69 triliun.
Selama lima tahun ke depan, pemerintah NTB telah menyiapkan rencana strategis untuk memajukan sektor wisata melalui pengembangan 10 kawasan pariwisata terintegrasi.
Baca juga: Pemprov NTB bangun ekosistem pariwisata agar setiap destinasi saling terhubung
Beberapa kawasan destinasi pariwisata terintegrasi berupa konektivitas Gili Tramena (Trawangan, Meno, dan Air) di Lombok Utara sampai Sekotong di Lombok Barat, kemudian berbagai destinasi sekitar Mandalika di Lombok Tengah hingga ke Kabupaten Sumbawa Barat.
Selanjutnya di tengah Pulau Lombok dikembangkan pariwisata Geopark Rinjani, lalu destinasi yang saling terhubung mulai dari Samota hingga Sape di Pulau Sumbawa.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menegaskan bahwa pariwisata yang saling terhubung antar destinasi bisa menyelesaikan beragam persoalan masing-masing destinasi yang acapkali mengakibatkan destinasi baru mematikan destinasi lama.
Baca juga: Gubernur NTB menawarkan tiga peluangan investasi strategis