Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 pada Senin (21/11) bertambah menjadi 635 orang, setelah tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga jenazah korban tertimbun longsor.
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa, mengatakan pencarian hari terakhir korban hilang tertimbun longsor akibat gempa lebih dimaksimalkan meski setiap sore lokasi diguyur hujan deras, sehingga menyulitkan upaya tim untuk melakukan penyusuran secara manual.
"Sampai hari terakhir, upaya pencarian lebih dimaksimalkan meski hujan sempat turun, tidak menyurutkan niat tim SAR gabungan untuk melakukan berbagai upaya pencarian," katanya.
Sampai batas akhir pada Selasa petang nanti pencarian tetap dilakukan dengan harapan lima orang korban lainnya yang dilaporkan tertimbun longsoran dapat ditemukan, sehingga lima alat berat yang diturunkan akan terus berupaya menggali di sejumlah titik diduga lokasi korban.
"Kami upayakan lima orang korban lainnya dapat ditemukan hari ini, karena tanggap darurat berakhir Selasa tengah malam nanti hingga pencarian korban dihentikan, namun pengawasan dan upaya lain akan tetap dilakukan," katanya.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Cianjur, menambah alat berat untuk menuntaskan pencarian delapan orang korban tertimbun longsor di Sate Sinta-Cijedil dan Jalan Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, sebagai upaya maksimal hingga 20 Desember 2022.
Lima unit truk untuk menyingkirkan material longsor dan tiga alat berat jenis ekskavator ditambah, untuk menemukan delapan orang korban yang masih terkubur longsoran akibat gempa. Yang berhasil ditemukan baru tiga orang hingga Selasa siang.
Pencarian masih tetap dilakukan di bawah pengawasan tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Basarnas, SAR Bandung, relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi serta dinas terkait untuk pengadaan alat berat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur: Korban meninggal akibat gempa menjadi 635 orang
Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur, Selasa, mengatakan pencarian hari terakhir korban hilang tertimbun longsor akibat gempa lebih dimaksimalkan meski setiap sore lokasi diguyur hujan deras, sehingga menyulitkan upaya tim untuk melakukan penyusuran secara manual.
"Sampai hari terakhir, upaya pencarian lebih dimaksimalkan meski hujan sempat turun, tidak menyurutkan niat tim SAR gabungan untuk melakukan berbagai upaya pencarian," katanya.
Sampai batas akhir pada Selasa petang nanti pencarian tetap dilakukan dengan harapan lima orang korban lainnya yang dilaporkan tertimbun longsoran dapat ditemukan, sehingga lima alat berat yang diturunkan akan terus berupaya menggali di sejumlah titik diduga lokasi korban.
"Kami upayakan lima orang korban lainnya dapat ditemukan hari ini, karena tanggap darurat berakhir Selasa tengah malam nanti hingga pencarian korban dihentikan, namun pengawasan dan upaya lain akan tetap dilakukan," katanya.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Cianjur, menambah alat berat untuk menuntaskan pencarian delapan orang korban tertimbun longsor di Sate Sinta-Cijedil dan Jalan Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, sebagai upaya maksimal hingga 20 Desember 2022.
Lima unit truk untuk menyingkirkan material longsor dan tiga alat berat jenis ekskavator ditambah, untuk menemukan delapan orang korban yang masih terkubur longsoran akibat gempa. Yang berhasil ditemukan baru tiga orang hingga Selasa siang.
Pencarian masih tetap dilakukan di bawah pengawasan tim SAR gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Basarnas, SAR Bandung, relawan kemanusiaan dari berbagai organisasi serta dinas terkait untuk pengadaan alat berat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Cianjur: Korban meninggal akibat gempa menjadi 635 orang