Mataram (ANTARA) - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Barat menerima informasi dari pihak keluarga terkait dengan kecelakaan kerja yang dialami oleh tiga orang pekerja migran Indonesia akibat kecelakaan kerja di perusahaan tambang Malaysia.
"Salah satu rekan kerja PMI yang meninggal tersebut memberikan informasi kepada keluarganya bahwa telah terjadi kecelakaan kerja di sebuah perusahaan tambang yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia diduga karena keracunan gas," kata Kepala BP3MI NTB Mangiring Hasoloan Sinaga, di Mataram, Rabu.
Ia menyebutkan ketiga PMI meninggal dunia tersebut, yakni Febri Putra Arsandi, Jufri, dan Adnani. Mereka berasal dari Desa Mapin Rea, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.
Menurut informasi yang diterima BP3MI NTB dari salah satu keluarga korban, jenazah tiga PMI tersebut saat ini berada di Rumah Sakit Serdang di Malaysia, untuk menjalani pemeriksaan sambil menunggu pengurusan dokumen untuk proses kepulangan ke Indonesia.
Setelah menerima informasi, kata Mangiring, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait kebenaran peristiwa tersebut.
"Pihak otoritas Malaysia masih mengadakan pemeriksaan identitas dan penyebab. Setelah ke luar hasilnya akan disampaikan juga ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, jika ada warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban," ujarnya.
Ia mengatakan informasi dari KBRI di Kuala Lumpur, proses post mortem atau otopsi ketiga jenazah sudah dilakukan sejak 20 Desember 2022. Pihaknya masih menunggu hasilnya untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Bila benar korban adalah WNI, maka setelah menjalani pemeriksaan kelengkapan dokumen jenazah akan dipulangkan ke Indonesia.
Selanjutnya, kata Mangiring, setibanya di Bandara Internasional Zainudin Abdul Madjid (BIZAM), Praya di Kabupaten Lombok Tengah, jenazah akan difasilitasi kepulangannya ke daerah asal oleh BP3MI NTB.
"Kami siap untuk memfasilitasi kepulangan jenazah ke daerah asal dan kami masih menunggu informasi yang pasti terkait waktu kepulangannya," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga PMI asal NTB meninggal kecelakaan di perusahaan tambang Malaysia
"Salah satu rekan kerja PMI yang meninggal tersebut memberikan informasi kepada keluarganya bahwa telah terjadi kecelakaan kerja di sebuah perusahaan tambang yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia diduga karena keracunan gas," kata Kepala BP3MI NTB Mangiring Hasoloan Sinaga, di Mataram, Rabu.
Ia menyebutkan ketiga PMI meninggal dunia tersebut, yakni Febri Putra Arsandi, Jufri, dan Adnani. Mereka berasal dari Desa Mapin Rea, Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa.
Menurut informasi yang diterima BP3MI NTB dari salah satu keluarga korban, jenazah tiga PMI tersebut saat ini berada di Rumah Sakit Serdang di Malaysia, untuk menjalani pemeriksaan sambil menunggu pengurusan dokumen untuk proses kepulangan ke Indonesia.
Setelah menerima informasi, kata Mangiring, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait kebenaran peristiwa tersebut.
"Pihak otoritas Malaysia masih mengadakan pemeriksaan identitas dan penyebab. Setelah ke luar hasilnya akan disampaikan juga ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, jika ada warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban," ujarnya.
Ia mengatakan informasi dari KBRI di Kuala Lumpur, proses post mortem atau otopsi ketiga jenazah sudah dilakukan sejak 20 Desember 2022. Pihaknya masih menunggu hasilnya untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Bila benar korban adalah WNI, maka setelah menjalani pemeriksaan kelengkapan dokumen jenazah akan dipulangkan ke Indonesia.
Selanjutnya, kata Mangiring, setibanya di Bandara Internasional Zainudin Abdul Madjid (BIZAM), Praya di Kabupaten Lombok Tengah, jenazah akan difasilitasi kepulangannya ke daerah asal oleh BP3MI NTB.
"Kami siap untuk memfasilitasi kepulangan jenazah ke daerah asal dan kami masih menunggu informasi yang pasti terkait waktu kepulangannya," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga PMI asal NTB meninggal kecelakaan di perusahaan tambang Malaysia