Mataram (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) bersama Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat melakukan penanaman pohon kemiri guna mendukung Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem di Asakota, Kota Bima.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PELNI Anik Hidayati dan Wali Kota Bima HM Lutfi dalam keterangan tertulisnya di Mataram mengatakan, seluruh Program TJSL PT PELNI mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang disusun oleh perserikatan bangsa-bangsa, khususnya untuk kepentingan lingkungan.
"Melalui program pemulihan ekosistem hutan ini kami ingin melibatkan masyarakat maupun komunitas di Kota Bima untuk memperhatikan keberlanjutan lingkungan yang berdampak bagi generasi mendatang," katanya.
Untuk itu PT PELNI menghadirkan pemulihan ekosistem melalui tanaman bernilai ekonomis. Kemiri dipilih sebagai tanaman ekonomis yang akan menjadi fokus Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem TJSL PT PELNI di Asakota.
Selain memiliki nilai jual di pasar yang cukup tinggi, tanaman kemiri juga memiliki daya serap karbon dioksida atau CO2 yang cukup baik.
"Sehingga selain menanggulangi lahan gundul, Program TJSL PT PELNI ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara di Kota Bima," katanya.
Ia mengatakan, Kota Bima tercatat mengalami banjir meski intensitas hujan yang turun kecil, kondisi ini diduga akibat alih fungsi lahan dan pembukaan jalan. Untuk program ini dilaksanakan bersama komunitas dan masyarakat setempat bekerja sama mengelola lahan seluas 7 hektar untuk ditanami lebih dari 10.000 pohon kemiri.
"Untuk keberlanjutannya, kami juga melakukan edukasi ke kelompok masyarakat yang sangat mendukung program ini," katanya.
TJSL PT PELNI dalam praktiknya mengadopsi pilar yang ditetapkan SDGs, yang meliputi bidang sosial, ekonomi, lingkungan dan hukum tata kelola. Sejak tahun 2017, PT PELNI telah melaksanakan enam tema gerakan TJSL dengan total 10 program.
"Antara lain Program Revitalisasi Terumbu Karang di empat wilayah yaitu Pulau Sepa, Kepulauan Seribu (2017), Pulau Bangka Sulawesi Utara (2018), Pantai Jikomalomo, Ternate (2019), dan Pantai Bangsring, Banyuwangi (2020)," katanya.
TJSL PT PELNI melaksanakan Program Rumah Kelola Sampah di Kota Bima (2019) dan Kota Bau Bau (2021) serta Program Penanaman Mangrove pada tahun 2021 di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Pada tahun 2022, PT PELNI menghadirkan Program Taman Baca di Pulau Banda Neira dan Program Kampung Nelayan pada 2022 di Kota Larantuka.
"PT PELNI kembali hadir di Kota Bima melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem di Asakota," katanya.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PELNI Anik Hidayati dan Wali Kota Bima HM Lutfi dalam keterangan tertulisnya di Mataram mengatakan, seluruh Program TJSL PT PELNI mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang disusun oleh perserikatan bangsa-bangsa, khususnya untuk kepentingan lingkungan.
"Melalui program pemulihan ekosistem hutan ini kami ingin melibatkan masyarakat maupun komunitas di Kota Bima untuk memperhatikan keberlanjutan lingkungan yang berdampak bagi generasi mendatang," katanya.
Untuk itu PT PELNI menghadirkan pemulihan ekosistem melalui tanaman bernilai ekonomis. Kemiri dipilih sebagai tanaman ekonomis yang akan menjadi fokus Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem TJSL PT PELNI di Asakota.
Selain memiliki nilai jual di pasar yang cukup tinggi, tanaman kemiri juga memiliki daya serap karbon dioksida atau CO2 yang cukup baik.
"Sehingga selain menanggulangi lahan gundul, Program TJSL PT PELNI ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara di Kota Bima," katanya.
Ia mengatakan, Kota Bima tercatat mengalami banjir meski intensitas hujan yang turun kecil, kondisi ini diduga akibat alih fungsi lahan dan pembukaan jalan. Untuk program ini dilaksanakan bersama komunitas dan masyarakat setempat bekerja sama mengelola lahan seluas 7 hektar untuk ditanami lebih dari 10.000 pohon kemiri.
"Untuk keberlanjutannya, kami juga melakukan edukasi ke kelompok masyarakat yang sangat mendukung program ini," katanya.
TJSL PT PELNI dalam praktiknya mengadopsi pilar yang ditetapkan SDGs, yang meliputi bidang sosial, ekonomi, lingkungan dan hukum tata kelola. Sejak tahun 2017, PT PELNI telah melaksanakan enam tema gerakan TJSL dengan total 10 program.
"Antara lain Program Revitalisasi Terumbu Karang di empat wilayah yaitu Pulau Sepa, Kepulauan Seribu (2017), Pulau Bangka Sulawesi Utara (2018), Pantai Jikomalomo, Ternate (2019), dan Pantai Bangsring, Banyuwangi (2020)," katanya.
TJSL PT PELNI melaksanakan Program Rumah Kelola Sampah di Kota Bima (2019) dan Kota Bau Bau (2021) serta Program Penanaman Mangrove pada tahun 2021 di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Pada tahun 2022, PT PELNI menghadirkan Program Taman Baca di Pulau Banda Neira dan Program Kampung Nelayan pada 2022 di Kota Larantuka.
"PT PELNI kembali hadir di Kota Bima melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pelestarian Ekosistem di Asakota," katanya.