Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai melirik pohon kemiri untuk menjadi pagar terasering agar dapat memulihkan lahan kritis akibat budi daya jagung yang menggunduli kawasan hutan di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Taufieq Hidayat mengatakan kemiri adalah tanaman berjenis kayu keras yang memiliki tutupan kanopi lebar.
"Kemiri merupakan pohon peneduh untuk tanaman kopi. Kami melirik kemiri untuk membantu masyarakat memulihkan lahan-lahan kritis yang dulu ditanami jagung," ujarnya di Mataram, Rabu.
Pihaknya berencana memberikan bantuan bibit kemiri kepada masyarakat mulai tahun ini agar bisa segera ditanam ke lahan-lahan kritis akibat budi daya jagung.
Baca juga: UMKM NTB membidik pasar ekspor kemiri ke Arab Saudi
Lokasi utama penanaman kemiri sebagai pagar terasering berada di Pulau Sumbawa yang saat ini sedang mengalami kerusakan ekologi paling parah akibat perkebunan jagung di Nusa Tenggara Barat.
"Kemiri mulai belajar berbuah saat berusia lima tahun. Pada usia 6-7 tahun sudah bisa menghasilkan buah sekitar 50 sampai 100 kilogram dari setiap pohon kemiri," kata Taufieq.
Setiap satu hektare lahan mampu ditanami kemiri sebanyak 150 pohon. Harga biji kemiri kupas utuh sekitar Rp35 ribu per kilogram. Apabila setiap pohon mampu menghasilkan biji kemiri minimal 50 kilogram, maka omzet yang bisa dihasilkan petani untuk setiap satu hektare kebun kemiri mencapai Rp262,5 juta.
Ia menyampaikan bahwa jagung masih bisa tumbuh dengan baik selama lima tahun sejak penanaman bibit kemiri. Ketika usia kemiri melewati lima tahun, maka kanopi pohonnya semakin lebar yang bisa mempersempit luas tanam jagung secara alami.
Baca juga: Pemprov NTB meminta hijaukan lahan gundul dengan pohon kemiri
Saat kanopi pohon kemiri semakin besar, maka nilai ekonomi yang diberikan kepada para petani hampir sama dengan nilai keekonomian jagung.
"Ketika jagung berhenti berproduksi, maka kemiri yang menggantikan posisi jagung. Dengan begitu, petani bisa tetap mendapatkan penghasilan," kata Taufieq.
Satu jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika pada 2021 mengungkapkan keberadaan pohon kemiri pada kawasan Badan Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Tambora di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, memberikan manfaat yang besar bagi penduduk setempat.
Baca juga: UMKM binaan BI NTB ekspor 20 ton kemiri ke Arab Saudi
Batang dan daun pohon kemiri dipakai untuk bahan baku obat tradisional, tempurung biji berguna untuk obat nyamuk bakar dan arang, serta biji kemiri untuk bumbu masakan hingga kosmetik.
Pada 13 Januari 2025, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berdomisili di Lombok Tengah mengirim 20 ton kemiri dengan nilai mencapai Rp790 juta untuk tujuan Jeddah di Arab Saudi.