Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta masyarakat agar menghijaukan lahan-lahan yang gundul dengan penanaman pohon kemiri karena tanaman bernama latin Aleurites moluccana itu dapat menyerap air dan membantu penyuburan tanah.
"Ini (penanaman pohon kemiri) investasi juga untuk alam dan lingkungan di masa mendatang," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi di Mataram, Senin.
Gita mengungkapkan biji kemiri memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan diminati masyarakat global, sehingga budidaya kemiri tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga bagus bagi perekonomian.
Baca juga: ITDC perkuat pariwisata ramah lingkungan di Mandalika Lombok
Dia berharap ada inovasi, kreativitas, dan keberlanjutan agar produk kemiri tidak lagi dijual mentah, tetapi dalam bentuk produk olahan yang meningkatkan nilai tambah, seperti minyak kemiri hingga tepung.
Produk olahan kemiri untuk memenuhi permintaan pasar kosmetik, farmasi, maupun kuliner.
"Kemiri punya nilai ekonomi, ada pasar bagus yang terbuka, massalkan penanaman pohon kemiri. Hutan-hutan yang gundul kita tanami dengan pohon-pohon keras (kemiri)," kata Gita.
Sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Kehutanan Universitas Pendidikan Mandalika pada tahun 2021 mengungkapkan seluruh bagian pohon kemiri di kawasan Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tambora di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Batang dan daun pohon kemiri dipakai untuk bahan baku obat tradisional, tempurung biji berguna untuk obat nyamuk bakar dan arang, serta biji kemiri untuk bumbu masakan hingga kosmetik.
Baca juga: Babinsa dan mahasiswa tanam ribuan pohon di Lombok Tengah
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Berry Harahap mengungkapkan komoditas kemiri mempunyai peluang besar untuk menjadi roda penggerak ekonomi masyarakat yang berada di kawasan hutan.
Data Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 mencatat luas lahan perkebunan kemiri di Nusa Tenggara Barat mencapai 2.254 hektare dengan jumlah produksi sebanyak 1.878 ton biji kemiri setiap tahun.