Kota Bogor (ANTARA) - Peran Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, yang gencar membangun infrastruktur jalan berupa pedestrian atau trotoar hingga berhasil memikat kekaguman banyak elemen masyarakat mendapat cambuk bencana dari kisah tewasnya mahasiswi IPB Adzra Nabila (20) yang tewas terperosok ke dalam drainase di Jalan Dadali.
 

Jargon Bogor berlari yang disematkan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan wakilnya Dedie Abdul Rachim pada periode 2019-2024 membuat gencarnya pembangunan infrastruktur jalan juga dipacu agar memberi wajah baru penataan kota yang terasa signifikan.

Pembangunan trotoar atau pedestrian mulai dari jalur sistem satu arah (SSA) di sekeliling Kebun Raya Bogor, Istana Bogor dan di sampingnya sepanjang jalan Otista yang memerlukan perjuangan bergulat dengan argumen dan keinginan warga karena tidak ingin terganggu berjualan di trotoar dekat Pasar Bogor itu.

Berpuluh-puluh tahun masalah pedagang kaki lima (PKL) di jalur akses Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor itu tidak terpecahkan lantaran tidak berhasil mengembalikan pedestrian menjadi area berjalan kaki yang nyaman.

Di era kepemimpinan Wali Kota Bima Arya dan Wakil Wali Kota Dedie Rachim ini, pedestrian bukan hanya menolong wajah kota yang kumuh menjadi lebih segar, namun juga mengurai kemacetan yang bisa mencapai 1 hingga 1,5 jam menuju Pasar Bogor hingga ke Istana Bogor.

Selain di jalur SSA, pembangunan pedestrian juga berhasil dilakukan di Jalan Sudirman, Ir Haji Juanda dan jalan-jalan lain di wilayah kota. Namun demikian, pedestrian di Jalan Dadali RT04/RW05 Kelurahan Tanahsareal, Kecamatan Tanah Sareal justru merenggut nyawa mahasiswi IPB Adzra Nabila (20) saat hujan deras akibat cuaca ekstrem pada pertengahan Oktober 2022.

Kota Bogor dikenal sebagai kota hujan karena curah hujan di wilayahnya begitu tinggi, hingga hampir sepanjang tahun mengalami hujan. Hanya ada beberapa bulan saja yang didominasi cuaca panas.  

Adzra terperosok ke dalam drainase di bawah pedestrian di Jalan Dadali yang memang belum tersentuh renovasi seindah jalan lain. Tidak disangka, drainase jalan tersebut langsung terhubung dengan anak sungai yang menuju ke Sungai Ciliwung.

Kejadian terperosoknya Adzra terekam oleh video amatir warga yang viral di media sosial hingga kemudian dicari petugas BPDB dan Tim SAR dan disadari pihak keluarga bahwa Nabila benar-benar diduga adalah orang yang terekam video tersebut karena belum juga pulang.

Kejadian itu terjadi pada Selasa (11/10) dan dia ditemukan oleh tim SAR di Jembatan Besi Kecamatan Tambora, Jakarta Barat pada Minggu (16/10) pagi. BPBD dan Tim SAR gabungan sebanyak 200 orang petugas terus berkoordinasi dalam lima hari pencarian untuk mencari Adzra Nabila bersama motor skutiknya bernomor polisi F 5137 FHM yang terperosok ke dalam drainase di belokan Jalan Dadali, Kelurahah Tanahsarel, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor itu.

Dari peristiwa itu diketahui, bahwa drainase di bawah pedestrian Jalan Dadali memang sudah membutuhkan perbaikan. Badan jalan di belokan tempat Nabila terperosok pun memang sudah miring, sehingga hujan deras dapat menyeretnya dengan mudah masuk ke drainase tersebut.

Cambuk peristiwa bencana yang menimpa Nabila itu pun membuat Pemerintah Kota Bogor segera memberi pagar besi di atas pedestrian itu. Namun pelajaran dari kehilangan Nabila sangat berat. Warga pun sempat menabur bunga di lokasi tersebut tanda penyesalan.

Evaluasi

Wali Kota Bogor pada ujang tahun 2022 ini, menyatakan telah mencoba mengevaluasi struktur aparatur sipil negara (ASN) yang bertujuan untuk memberi ruang kapasitas yang mungpuni bagi setiap bidang yang dibutuhkan, agar tidak ada lagi pembangunan yang kurang tepat waktu.

Dalam refleksi akhir tahun yang digelar Sabtu (31/12/2022) pun, Bima Arya bertekad membentuk struktur yang mampu tidak menunda-nunda pekerjaan infrastruktur, baik perbaikan maupun pembangunan baru.

Bukan hanya berkaca pada satu dua pembangunan, kejadian di pasar maupun bencana, Bima ingin pembangunan dapat semakin selaras dengan jargon Bogor berlari yang dibanggakannya Pada tahun 2023, di penghujung masa jabatannya, Bima menyatakan ingin menuntaskan sejumlah pembangunan, seperti pembangunan Pasar Jambu Dua, Pasar Cumpok, Pasar Sukasari dan Pasar Bogor.

Selain pasar, penuntasan pembangunan Masjid Agung Bogor yang akan terhubung dengan Alun-alun kota dan sejumlah pembangunan lainnya. Tentu, pembangunan fasilitas publik itu akan menuai sorotan dan perbaikan perencanaan ke depan agar drainase dan pedestrian di sekitarnya juga masuk ke dalam desain bangunan yang baik.

Komitmen

Wali Kota Bogor Bima Arya dan wakilnya Dedie Rachim berkomitmen untuk terbuka terhadap kritik atas capaian maupun rencana pembangunan yang mereka rancang selama menjabat hingga akhir periode pada tahun 2023 dan intervensi tahun anggaran 2024.

Bima berupaya terus merangkul dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kota Bogor untuk mempersiapkan anggaran yang cukup untuk penuntasan pembangunan. Dalam hal ini, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto pun menyatakan dukungan penuh kepada Pemerintah Kota Bogor untuk menyelesaikan program prioritasnya.

Atang bahkan mengapresiasi capaian APBD tahun 2022 menjadi yang tertinggi selama periode Bima Arya dan Dedie Rachim empat tahun ini. Perubahan APBD 2022 mengalami kenaikan sekitar Rp500 miliar, sehingga nilai yang sebelumnya Rp2,5 triliun menjadi sekitar Rp3 triliun. Kenaikan ini bersumber dari dana transfer daerah sebesar Rp350 miliar dan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp150 miliar.

Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto menjabarkan, dari Rp3 triliun P-APBD yang disahkan terdiri dari pendapatan daerah sebesar Rp2,7 triliun, belanja daerah Rp3 triliun dan pembiayaan Netto sebesar Rp360 miliar. Dia berharap kolaborasi Pemerintah Kota Bogor dengan DPRD Kota Bogor dapat semakin berdampak baik kepada fasilitas publik dan layanan publik di kota hujan itu.

Baca juga: Pekerjaan konstruksi "sky bridge" Stasiun Bojonggede 90 persen
Baca juga: Pemkab Bogor gelar Festival Ekraf di Puncak


Pewarta : Linna Susanti
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024