Mataram,(Antara Mataram) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bertekad menuntaskan buta aksara dengan mengentaskan 35.890 penyandang masalah itu pada 2013 untuk mewujudkan bebas buta aksara pada 2014.
"Sampai akhir 2012 masih tersisa 35.890 orang dari sebanyak 417.277 orang disasar program pengentasan buta aksara sejak 2009. Sisa itu yang akan dituntaskan dalam tahun ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB H Lalu Syafi`i di Mataram, Kamis.
Program pengentasan buta aksara merupakan salah satu kegiatan prioritas Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dan wakilnya H Badrul Munir dalam memimpin NTB sejak 17 September 2008.
Dari sebanyak 417.227 orang warga penyandang buta aksara yang terdata di 2008, sebanyak 108.901 warga dibelajarkan pada 2009 hingga keluar dari status buta aksara itu.
Selanjutnya, sebanyak 83.558 orang warga buta aksara dibelajarkan pada 2010, dan 163.008 orang dibelajarkan di 2011, serta sebanyak 25.920 orang dibelajar di 2012.
"Memasuki 2013, tinggal 35.890 orang warga penyandang buta aksara yang tersisa, dan itu diupayakan tuntas dalam 2013," ujarnya.
Ia menyebut warga penyandang buta aksara yang masih tersisa itu yakni sebanyak 22.729 orang di Kabupaten Lombok Tengah, dan sebanyak 13.161 orang di Kabupaten Lombok Timur, sehingga warga buta aksara di kedua daerah otonom itu sebanyak 35.890 orang.
"Warga buta aksara yang masih tersisa itu akan dibelajarkan pada tahun ini, yang didukung dana APBN dan APBD provinsi hingga kabupaten/kota," ujar Syafi`i.
Menurut dia, awalnya warga penyandang buta aksara menyebar di 10 kabupaten/kota dalam wilayah NTB, terbanyak di Kabupaten Lombok Timur yakni sebanyak 124.244 orang, dan terkecil di Sumbawa Barat yakni sebanyak 1.265 orang.
Delapan kabupaten/kota lainnya, yakni Lombok Barat sebanyak 57.429 orang, Lombok Tengah 98.298 orang, Sumbawa sebanyak 27.480 orang, Dompu 20.977 orang, Kabupaten Bima 39.504 orang, Kota Bima 6.712 orang, Kota Mataram 19.249 orang, dan Kabupaten Lombok Utara sebanyak 22.119 orang.
"Setelah pembelajaran dalam kurun waktu empat tahun terakhir ini, hanya dua kabupaten yang masih memiliki warga penyandang buta aksara yakni Lombok Tengah dan Lombok Timur, sementara delapan kabupaten/kota lainnya dinyatakan tuntas," ujarnya.
"Sampai akhir 2012 masih tersisa 35.890 orang dari sebanyak 417.277 orang disasar program pengentasan buta aksara sejak 2009. Sisa itu yang akan dituntaskan dalam tahun ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB H Lalu Syafi`i di Mataram, Kamis.
Program pengentasan buta aksara merupakan salah satu kegiatan prioritas Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dan wakilnya H Badrul Munir dalam memimpin NTB sejak 17 September 2008.
Dari sebanyak 417.227 orang warga penyandang buta aksara yang terdata di 2008, sebanyak 108.901 warga dibelajarkan pada 2009 hingga keluar dari status buta aksara itu.
Selanjutnya, sebanyak 83.558 orang warga buta aksara dibelajarkan pada 2010, dan 163.008 orang dibelajarkan di 2011, serta sebanyak 25.920 orang dibelajar di 2012.
"Memasuki 2013, tinggal 35.890 orang warga penyandang buta aksara yang tersisa, dan itu diupayakan tuntas dalam 2013," ujarnya.
Ia menyebut warga penyandang buta aksara yang masih tersisa itu yakni sebanyak 22.729 orang di Kabupaten Lombok Tengah, dan sebanyak 13.161 orang di Kabupaten Lombok Timur, sehingga warga buta aksara di kedua daerah otonom itu sebanyak 35.890 orang.
"Warga buta aksara yang masih tersisa itu akan dibelajarkan pada tahun ini, yang didukung dana APBN dan APBD provinsi hingga kabupaten/kota," ujar Syafi`i.
Menurut dia, awalnya warga penyandang buta aksara menyebar di 10 kabupaten/kota dalam wilayah NTB, terbanyak di Kabupaten Lombok Timur yakni sebanyak 124.244 orang, dan terkecil di Sumbawa Barat yakni sebanyak 1.265 orang.
Delapan kabupaten/kota lainnya, yakni Lombok Barat sebanyak 57.429 orang, Lombok Tengah 98.298 orang, Sumbawa sebanyak 27.480 orang, Dompu 20.977 orang, Kabupaten Bima 39.504 orang, Kota Bima 6.712 orang, Kota Mataram 19.249 orang, dan Kabupaten Lombok Utara sebanyak 22.119 orang.
"Setelah pembelajaran dalam kurun waktu empat tahun terakhir ini, hanya dua kabupaten yang masih memiliki warga penyandang buta aksara yakni Lombok Tengah dan Lombok Timur, sementara delapan kabupaten/kota lainnya dinyatakan tuntas," ujarnya.