Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Shinta Kamdani mengatakan bahwa terdapat tiga strategi penting yang perlu dikembangkan setiap pelaku usaha, khususnya dalam menghadapi potensi resesi yang disebut 3T. "Tiga strategi ini saya sebut 3T, yaitu Tata kelola perusahaan, Tata kelola kas, dan Tata kelola risiko," kata Shinta dihubungi di Jakarta, Senin.
Shinta memaparkan, tata kelola perusahaan atau corporate governance adalah tentang bagaimana pelaku usaha mengelola aspek internal perusahaan, mulai dari manajemen organisasi hingga operasional harian.
Kemudian, tata kelola kas atau cashflow, yakni spesifik tentang pengelolaan keuangan perusahaan. "Cashflow ibaratnya darah perusahaan, dan ini juga yang akan memungkinkan pengusaha dalam menerapkan T yang ketiga yakni tata kelola risiko atau business risk," kata Shinta.
Tata kelola risiko artinya bagaimana pelaku usaha melihat keluar, mengobservasi faktor-faktor eksternal yang perlu dipertimbangkan perusahaan untuk meningkatkan daya saing. Misalnya, apakah sebuah perusahaan perlu melakukan merger, investasi bisnis baru, atau bahkan akuisisi perusahaan.
Baca juga: Pemkot Batam paparkan peluang investasi ke Kadin Jeju Korsel
Baca juga: B20 Indonesia tidak hanya bicara rekomendasi
Menurut Shinta, mitigasi resiko juga dilakukan dengan menyiapkan berbagai skenario agar perusahaan lebih fleksibel menghadapi tantangan bisnis yang mungkin terjadi. "Selain itu bagaimana kita melakukan evaluasi apakah kita perlu menyesuaikan standar operasional bisnis sebagai bentuk adaptasi saat resesi," pungkas Shinta.
Diketahui, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa secara global 2022 dianggap sebagai tahun turbulensi, sedangkan 2023 menjadi tahun ujian. Apabila Indonesia bisa melewati ujian sebaik mengatasi turbulensi pada 2022, Jokowi meyakini bahwa itu akan semakin memudahkan terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2024. Lebih lanjut, Presiden juga menyatakan harapan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 bisa berada di atas 5 persen.