Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menyebutkan kompetisi khusus pelajar atau Student Athletics Championships (SAC) Indonesia merupakan format baru untuk menjaring bibit potensial atlet atletik.
"Selama ini PASI melakukan penjaringan lewat kompetisi yang diikuti langsung oleh atlet. Mereka datang mewakili klub atau kotanya. Nah, di ajang kompetisi atletik pelajar terbesar ini konsepnya berbeda," kata Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kompetisi khusus untuk pelajar yang digelar oleh DBL Indonesia dan didukung PB PASI bisa menjadi bukti format baru ini bisa diterima dengan baik. "Ini yang membuat dukungan lebih kuat. Kompetisinya lebih banyak ditonton. Terbukti di sembilan kualifikasi panitia bisa menghadirkan lebih dari 31 ribu peserta. Ini menjadi bukti atletik itu milik pelajar. Atletik itu milik anak-anak muda,” kata Tigor.
Dengan menggelar kompetisi berbasis sekolah, diharapkan lebih banyak bermunculan calon-calon atlet potensial yang tidak sekadar dari cabang atletik karena atletik merupakan pondasi untuk menekuni cabang olahraga apapun. PASI berharap kolaborasi dengan DBL Indonesia bisa terus dikembangkan. “Kalau musim ini kita gelar kualifikasi hanya di sembilan regional qualifiers, semoga kita bisa menggelar lebih banyak kota dan provinsi di Indonesia,” kata Tigor.
Sementara itu founder sekaligus CEO DBL Indonesia Azrul Ananda mengaku sudah mempersiapkan SAC Indonesia musim depan, termasuk pengembangannya. “Ternyata di atletik itu lebih antusias. Di kota kualifikasi pertama kita, di Mataram, pesertanya langsung tembus empat ribu peserta. Lalu rekor peserta itu dipecahkan di Surabaya (East Java Qualifiers) dengan peserta lebih dari 5 ribu peserta,” kata Azrul.
Para pemenang nasional ini, lanjut Azrul, tak hanya mendapatkan gelar juara tapi juga akan diajak mengikuti training camp di fasilitas sports science ternama di Australia. Total 336 pelajar putra dan putri bersaing pada Energen Champion SAC Indonesia National Championship di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta, 12-13 Januari.
Mereka adalah pelajar berstatus juara dan runner-up dari sembilan regional qualifiers, serta best 3 record untuk lima nomor yang diperlombakan, yakni sprint, relays, middle distance, long jump dan shot put. Sebelum memasuki babak puncak National Championship ini.
Baca juga: Atlet nasional motivasi peserta kejuaraan atletik pelajar
Baca juga: Atjong Tio Purwanto bertekad pertajam rekornas SEA Games
Energen Champion SAC Indonesia digelar di sembilan Regional Qualifiers yang bergulir mulai akhir Agustus hingga pertengahan Desember 2022 lalu. Kesembilan wilayah itu adalah Bali Nusa Tenggara (di Mataram), Papua (di Mimika), DI Yogyakarta (Yogyakarta), Kalimantan (di Banjarmasin), East Java (di Surabaya), North Sumatera (di Medan), DKI Jakarta & Banten (di Jakarta), West Java (di Bandung) dan Central Java (di Semarang).
"Selama ini PASI melakukan penjaringan lewat kompetisi yang diikuti langsung oleh atlet. Mereka datang mewakili klub atau kotanya. Nah, di ajang kompetisi atletik pelajar terbesar ini konsepnya berbeda," kata Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kompetisi khusus untuk pelajar yang digelar oleh DBL Indonesia dan didukung PB PASI bisa menjadi bukti format baru ini bisa diterima dengan baik. "Ini yang membuat dukungan lebih kuat. Kompetisinya lebih banyak ditonton. Terbukti di sembilan kualifikasi panitia bisa menghadirkan lebih dari 31 ribu peserta. Ini menjadi bukti atletik itu milik pelajar. Atletik itu milik anak-anak muda,” kata Tigor.
Dengan menggelar kompetisi berbasis sekolah, diharapkan lebih banyak bermunculan calon-calon atlet potensial yang tidak sekadar dari cabang atletik karena atletik merupakan pondasi untuk menekuni cabang olahraga apapun. PASI berharap kolaborasi dengan DBL Indonesia bisa terus dikembangkan. “Kalau musim ini kita gelar kualifikasi hanya di sembilan regional qualifiers, semoga kita bisa menggelar lebih banyak kota dan provinsi di Indonesia,” kata Tigor.
Sementara itu founder sekaligus CEO DBL Indonesia Azrul Ananda mengaku sudah mempersiapkan SAC Indonesia musim depan, termasuk pengembangannya. “Ternyata di atletik itu lebih antusias. Di kota kualifikasi pertama kita, di Mataram, pesertanya langsung tembus empat ribu peserta. Lalu rekor peserta itu dipecahkan di Surabaya (East Java Qualifiers) dengan peserta lebih dari 5 ribu peserta,” kata Azrul.
Para pemenang nasional ini, lanjut Azrul, tak hanya mendapatkan gelar juara tapi juga akan diajak mengikuti training camp di fasilitas sports science ternama di Australia. Total 336 pelajar putra dan putri bersaing pada Energen Champion SAC Indonesia National Championship di Stadion Madya Gelora Bung Karno Jakarta, 12-13 Januari.
Mereka adalah pelajar berstatus juara dan runner-up dari sembilan regional qualifiers, serta best 3 record untuk lima nomor yang diperlombakan, yakni sprint, relays, middle distance, long jump dan shot put. Sebelum memasuki babak puncak National Championship ini.
Baca juga: Atlet nasional motivasi peserta kejuaraan atletik pelajar
Baca juga: Atjong Tio Purwanto bertekad pertajam rekornas SEA Games
Energen Champion SAC Indonesia digelar di sembilan Regional Qualifiers yang bergulir mulai akhir Agustus hingga pertengahan Desember 2022 lalu. Kesembilan wilayah itu adalah Bali Nusa Tenggara (di Mataram), Papua (di Mimika), DI Yogyakarta (Yogyakarta), Kalimantan (di Banjarmasin), East Java (di Surabaya), North Sumatera (di Medan), DKI Jakarta & Banten (di Jakarta), West Java (di Bandung) dan Central Java (di Semarang).