Jakarta (ANTARA) - Generasi 1980-an dan 1990-an mungkin bergidik saat mendengar kata "Bayi Ajaib". Bagaimana tidak, film horor legendaris ini disebut mampu memberikan traumatis pada anak-anak kala itu karena cerita dan visualnya yang menakutkan.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap film tersebut, sutradara Rako Prijanto membuat ulang "Bayi Ajaib" dengan cerita dan pengadeganan yang hampir sepenuhnya sama.
"Bayi Ajaib" bercerita tentang Kosim (Vino G Bastian) yang mendadak kaya setelah menemukan emas di sungai Desa Hirupbagja. Dia kemudian menikahi Laras (Sara Fajira) --dalam film asli bernama Sumi--dan menjanjikan kehidupan yang sejahtera sebagai juragan tanah.
Di lain pihak, Dorman (Adipati Dolken) menginginkan kekayaan dengan melakukan pesugihan. Dia bersekutu dengan arwah Albert Dominique, sosok kakek Portugis yang menginginkan kehidupan baru dan bersedia memenuhi permintaan Dorman.
Film "Bayi Ajaib" (ANTARA/Falcon Pictures)
Suatu hari terjadi gerhana bulan sehingga seluruh perempuan dan anak-anak harus berada di dalam rumah agar tidak diculik atau dirasuki arwah jahat. Laras yang sedang hamil berjalan sendirian di dalam hutan kala gerhana tiba.
Dia merasa bermimpi masuk ke dalam kubur dan bertemu dengan Albert Dominique. Tak lama setelahnya, Laras ditemukan pingsan.
Kosim pun membawa dukun beranak lantaran sang istri harus segera melahirkan. Didi lahir bertepatan dengan gerhana.
Hal aneh pun terjadi. Kosim dan dukun menyaksikan kejanggalan pada bayi yang dilahirkan Laras. Dia lalu meminta sang dukun untuk menutup mulut agar tidak diketahui oleh warga desa.
Didi tumbuh dengan normal. Namun saat akan melakukan khitanan di usia 7 tahun, keanehan mulai terjadi. Hal-hal gaib dan mengerikan lainnya mulai bermunculan.
Didi dirasuki arwah Albert Domique. Beberapa penduduk mulai melihat bahwa kepala Didi menjelma menjadi Albert namun berbadan kecil.
Kosim yang mendengar desas-desus ini, membungkam warga dengan memberikan uang. Sebab, dia sedang mencalonkan diri sebagai kepala desa baru dan harus mengalahkan Soleh yang lebih disenangi warga karena baik hati serta taat agama.
Dorman yang memiliki andil besar terhadap arwah yang merasuki Didi pun menawarkan bantuan kepada Kosim untuk memenangkan pemilihan kepada desa. Kosim menolak namun sempat bimbang, antara ingin menyembuhkan anaknya atau mengikuti ambisi untuk mendapat kekuasaan.
Akan tetapi, arwah Albert yang haus darah semakin tak terkendali, bahkan sempat mengancam keselamatan Laras. Kosim harus segera mengambil keputusan, menyelamatkan atau harus kehilangan anaknya untuk membayar hutang kepada iblis.
Serupa tapi tak sama
Kebanyakan film remake, menggunakan latar waktu masa kini sehingga ceritanya lebih relevan dengan penonton sekarang. Namun hal tersebut tidak berlaku pada "Bayi Ajaib".
Rako justru mengambil rentang waktu jauh sebelum era 1980-an. Film ini ditampilkan menjadi lebih klasik dengan tempat di pedesaan. Belum ada listrik dan rata-rata penduduk perempuannya masih mengenakan kebaya.
Warna film atau color grading-nya juga dibuat agak kekuningan atau sephia sehingga meninggalkan kesan lawas namun tetap nyaman dipandang mata.
Beberapa adegan ikonik seperti bayi Didi saat lahir, prosesi khitanan, tangan keluar dari jamban, pemain debus yang terpotong tangannya hingga fotografer yang dipeluk dari belakang oleh arwah Albert dapat ditemukan dalam "Bayi Ajaib" debutan 2023.
Struktur ceritanya pun sedikit berbeda. Jika pada "Bayi Ajaib" 1982 lebih menekankan pada persaingan antara Kosim dan Dorman, di film terbaru ini justru Kosim dan Soleh yang memperebutkan kursi kekuasaan. Tentunya, Soleh dengan jalan kebaikan, jujur dan tanpa iri dengki.
Dorman ditampilkan sebagai otak kejahatan dan kekacauan yang terjadi di Desa Hirupbagja. Pemuja setan, berhala dan haus akan kekayaan. Dia bersedia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang meski harus mencari tumbal untuk persembahan.
Desain produksinya tentu juga berbeda. "Bayi Ajaib" garapan Rako telah menggunakan berbagai teknik modern, termasuk penggunaan efek visual computer-generated imaginary (CGI) untuk wajah tua dari bayi Didi. Adegan terbang atau merangkak di dinding juga menjadi lebih halus berkat teknologi masa kini.
Meski terdapat perbedaan dengan versi lama, hal ini tidak mengurangi keseruan untuk bernostalgia dengan "Bayi Ajaib". Walau mungkin tingkat keseramannya sudah berubah.
Para penonton masa kini atau yang baru akan menyaksikan "Bayi Ajaib", tidak perlu repot membandingkan serta mencari tahu bagaimana versi aslinya. Sebab, film ini tetap dapat dinikmati secara keseluruhan dengan atau tanpa tahu cerita lamanya.
Para pemain
Selain struktur cerita, keterlibatan pemain juga sangat penting untuk sebuah film remake. Mungkin hal itulah yang mendasari Rako menggandeng Vino G Bastian dan Adipati Dolken.
Kekuatan karakter, emosi dan pengadeganan dari tokoh Kosim dan Dorman begitu kuat. Vino tentu tidak diragukan lagi kemampuannya. Sebagai juragan tanah, jagoan, dan penuh kekuasaan, sosok Kosim diperankan dengan penuh mengintimidasi. Namun ada kalanya juga dia bersikap emosional dan hangat ketika berhubungan dengan anaknya.
Sebagai tokoh antagonis, Dorman bukanlah orang yang melakukan kekerasan fisik secara langsung atau kata-kata makian. Adegan-adegan jahat yang dimainkan oleh Adipati justru lebih tertutup. Namun Adipati dapat menyampaikan sisi jahatnya sebagai manusia melalui gerak-gerik tubuh dan wajahnya.
Ini merupakan debut pertama Adipati sebagai tokoh antagonis. Para penggemar yang selalu menyaksikan Adipati dengan film-film drama percintaannya akan melihat sisi yang sama sekali berbeda dari aktor tersebut.
Nama-nama lain yang tak boleh dilupakan dalam film ini adalah Rifnu Wikana dan Desy Ratnasari. Keduanya berperan sebagai sepasang suami istri yang baik hati dan penyabar. Bagi yang rindu dengan akting Desy, mungkin ini saatnya untuk menyaksikan kembali kehebatan ratu sinetron 1990-an tersebut.
Yang tidak ketinggalan adalah para pemain cilik yakni Rayhan Cornellis sebagai Didi dan Anantya Kirana sebagai Rini. Kemampuan keduanya perlu mendapat acungan jempol, terlebih saat berhadapan dengan arwah.
"Bayi Ajaib" tayang mulai 19 Januari 2023. Kehadirannya akan memberikan rasa nostalgia terhadap film horor lawas tanah air dan juga kengerian bagi penonton masa kini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nostalgia dengan "Bayi Ajaib" versi baru
Sebagai bentuk penghormatan terhadap film tersebut, sutradara Rako Prijanto membuat ulang "Bayi Ajaib" dengan cerita dan pengadeganan yang hampir sepenuhnya sama.
"Bayi Ajaib" bercerita tentang Kosim (Vino G Bastian) yang mendadak kaya setelah menemukan emas di sungai Desa Hirupbagja. Dia kemudian menikahi Laras (Sara Fajira) --dalam film asli bernama Sumi--dan menjanjikan kehidupan yang sejahtera sebagai juragan tanah.
Di lain pihak, Dorman (Adipati Dolken) menginginkan kekayaan dengan melakukan pesugihan. Dia bersekutu dengan arwah Albert Dominique, sosok kakek Portugis yang menginginkan kehidupan baru dan bersedia memenuhi permintaan Dorman.
Suatu hari terjadi gerhana bulan sehingga seluruh perempuan dan anak-anak harus berada di dalam rumah agar tidak diculik atau dirasuki arwah jahat. Laras yang sedang hamil berjalan sendirian di dalam hutan kala gerhana tiba.
Dia merasa bermimpi masuk ke dalam kubur dan bertemu dengan Albert Dominique. Tak lama setelahnya, Laras ditemukan pingsan.
Kosim pun membawa dukun beranak lantaran sang istri harus segera melahirkan. Didi lahir bertepatan dengan gerhana.
Hal aneh pun terjadi. Kosim dan dukun menyaksikan kejanggalan pada bayi yang dilahirkan Laras. Dia lalu meminta sang dukun untuk menutup mulut agar tidak diketahui oleh warga desa.
Didi tumbuh dengan normal. Namun saat akan melakukan khitanan di usia 7 tahun, keanehan mulai terjadi. Hal-hal gaib dan mengerikan lainnya mulai bermunculan.
Didi dirasuki arwah Albert Domique. Beberapa penduduk mulai melihat bahwa kepala Didi menjelma menjadi Albert namun berbadan kecil.
Kosim yang mendengar desas-desus ini, membungkam warga dengan memberikan uang. Sebab, dia sedang mencalonkan diri sebagai kepala desa baru dan harus mengalahkan Soleh yang lebih disenangi warga karena baik hati serta taat agama.
Dorman yang memiliki andil besar terhadap arwah yang merasuki Didi pun menawarkan bantuan kepada Kosim untuk memenangkan pemilihan kepada desa. Kosim menolak namun sempat bimbang, antara ingin menyembuhkan anaknya atau mengikuti ambisi untuk mendapat kekuasaan.
Akan tetapi, arwah Albert yang haus darah semakin tak terkendali, bahkan sempat mengancam keselamatan Laras. Kosim harus segera mengambil keputusan, menyelamatkan atau harus kehilangan anaknya untuk membayar hutang kepada iblis.
Serupa tapi tak sama
Kebanyakan film remake, menggunakan latar waktu masa kini sehingga ceritanya lebih relevan dengan penonton sekarang. Namun hal tersebut tidak berlaku pada "Bayi Ajaib".
Rako justru mengambil rentang waktu jauh sebelum era 1980-an. Film ini ditampilkan menjadi lebih klasik dengan tempat di pedesaan. Belum ada listrik dan rata-rata penduduk perempuannya masih mengenakan kebaya.
Warna film atau color grading-nya juga dibuat agak kekuningan atau sephia sehingga meninggalkan kesan lawas namun tetap nyaman dipandang mata.
Beberapa adegan ikonik seperti bayi Didi saat lahir, prosesi khitanan, tangan keluar dari jamban, pemain debus yang terpotong tangannya hingga fotografer yang dipeluk dari belakang oleh arwah Albert dapat ditemukan dalam "Bayi Ajaib" debutan 2023.
Struktur ceritanya pun sedikit berbeda. Jika pada "Bayi Ajaib" 1982 lebih menekankan pada persaingan antara Kosim dan Dorman, di film terbaru ini justru Kosim dan Soleh yang memperebutkan kursi kekuasaan. Tentunya, Soleh dengan jalan kebaikan, jujur dan tanpa iri dengki.
Dorman ditampilkan sebagai otak kejahatan dan kekacauan yang terjadi di Desa Hirupbagja. Pemuja setan, berhala dan haus akan kekayaan. Dia bersedia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang meski harus mencari tumbal untuk persembahan.
Desain produksinya tentu juga berbeda. "Bayi Ajaib" garapan Rako telah menggunakan berbagai teknik modern, termasuk penggunaan efek visual computer-generated imaginary (CGI) untuk wajah tua dari bayi Didi. Adegan terbang atau merangkak di dinding juga menjadi lebih halus berkat teknologi masa kini.
Meski terdapat perbedaan dengan versi lama, hal ini tidak mengurangi keseruan untuk bernostalgia dengan "Bayi Ajaib". Walau mungkin tingkat keseramannya sudah berubah.
Para penonton masa kini atau yang baru akan menyaksikan "Bayi Ajaib", tidak perlu repot membandingkan serta mencari tahu bagaimana versi aslinya. Sebab, film ini tetap dapat dinikmati secara keseluruhan dengan atau tanpa tahu cerita lamanya.
Para pemain
Selain struktur cerita, keterlibatan pemain juga sangat penting untuk sebuah film remake. Mungkin hal itulah yang mendasari Rako menggandeng Vino G Bastian dan Adipati Dolken.
Kekuatan karakter, emosi dan pengadeganan dari tokoh Kosim dan Dorman begitu kuat. Vino tentu tidak diragukan lagi kemampuannya. Sebagai juragan tanah, jagoan, dan penuh kekuasaan, sosok Kosim diperankan dengan penuh mengintimidasi. Namun ada kalanya juga dia bersikap emosional dan hangat ketika berhubungan dengan anaknya.
Sebagai tokoh antagonis, Dorman bukanlah orang yang melakukan kekerasan fisik secara langsung atau kata-kata makian. Adegan-adegan jahat yang dimainkan oleh Adipati justru lebih tertutup. Namun Adipati dapat menyampaikan sisi jahatnya sebagai manusia melalui gerak-gerik tubuh dan wajahnya.
Ini merupakan debut pertama Adipati sebagai tokoh antagonis. Para penggemar yang selalu menyaksikan Adipati dengan film-film drama percintaannya akan melihat sisi yang sama sekali berbeda dari aktor tersebut.
Nama-nama lain yang tak boleh dilupakan dalam film ini adalah Rifnu Wikana dan Desy Ratnasari. Keduanya berperan sebagai sepasang suami istri yang baik hati dan penyabar. Bagi yang rindu dengan akting Desy, mungkin ini saatnya untuk menyaksikan kembali kehebatan ratu sinetron 1990-an tersebut.
Yang tidak ketinggalan adalah para pemain cilik yakni Rayhan Cornellis sebagai Didi dan Anantya Kirana sebagai Rini. Kemampuan keduanya perlu mendapat acungan jempol, terlebih saat berhadapan dengan arwah.
"Bayi Ajaib" tayang mulai 19 Januari 2023. Kehadirannya akan memberikan rasa nostalgia terhadap film horor lawas tanah air dan juga kengerian bagi penonton masa kini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nostalgia dengan "Bayi Ajaib" versi baru