Jakarta (ANTARA) - Pelari Indonesia yang bakal turun dalam gelaran Tokyo Marathon 2023 di Tokyo, Jepang, pada 5 Maret mendatang, mendapatkan pembekalan dari Matias Ibo yang merupakan fisioterapis yang pernah menangani tim nasional sepak bola Indonesia.

Matias mengatakan salah satu yang paling penting yang perlu diperhatikan oleh pelari adalah jarak tempuh. Pada ajang Tokyo Marathon 2023 peserta harus menempuh jarak 32 kilometer. Oleh karena itu, Matias meminta para pelari yang hendak mengikuti ajang tersebut untuk memastikan kondisi fisik.

"Tips saya kalau belum mencapai target jarak 32 km di long run, jangan kejar jaraknya dulu. Kejar endurance-nya. Bisa tidak berlari 3 jam non-stop, dapatnya berapa km," kata Matias dalam workshop Let's Talk About Tokyo Marathon 2023 di Plaza Indonesia, Jakarta, Sabtu. "Karena saat lari maraton itu bicara soal endurance dan akan berlari berjam-jam tanpa berhenti," ujarnya menambahkan.

Meski harus terus latihan untuk memastikan kondisi fisik siap di Tokyo Marathon 2023, Matias juga mengingatkan para pelari jangan sampai overwork dan berujung cedera. Sebab, pemulihannya bisa membutuhkan waktu lama. "Oleh karena itu harus ada waktu rest day minimal 24 jam setelah latihan. Tunggu sampai kondisi pulih 100 persen, baru latihan lagi," katanya.

Terakhir, Matias yang juga rutin mengikuti lomba maraton itu juga mengingatkan soal perbedaan cuaca yang harus diantisipasi. Meski Tokyo Marathon 2023 akan digelar pada Maret, cuacanya tetap masih terbilang dingin bagi pelari Indonesia. "Jadi nanti harus dipikirkan betul pakaian yang akan dikenakan untuk berlari. Harus bisa menahan cuaca dingin, tapi tidak menghalangi kita dalam berlari," kata Matias.

Dalam acara itu, nutrisionis dari Pocari Sweat, Bamandhita R. Setiaji juga hadir sebagai pembicara untuk memberi tips bagi pelari mengenai makanan yang harus dikonsumsi. Dhita khususnya mengingatkan soal carbo loading atau asupan karbohidrat yang harus dikonsumsi pelari. "Carbo loading ini sangat penting untuk meningkatkan kadar glikogen dalam otot sebelum melakukan endurance race," kata Dhita.

Baca juga: Pelari Kipchoge akan debut di Boston Marathon
Baca juga: Pelari asal Lombok Zohri catatkan waktu terbaik di Kejuaraan Dunia Atletik 2022

Dhita menyebut, pelari bisa mengonsumsi karbohidrat dari jenis makanan apa pun. Namun, jenis makanan yang dikonsumsi itu harus konsisten sampai ajang Tokyo Marathon bergulir. Selain itu, Dhita juga mengingatkan para pelari untuk terus menjaga hidrasi dengan secara rutin mengonsumsi air putih selama berlari maraton dengan jarak 32 km.

Peserta dari Indonesia dalam Tokyo Marathon 2023 mendapat dukungan dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi. Heri memastikan, Kedubes RI di Jepang siap menyambut kedatangan 120 pelari Indonesia. Menurutnya, para atlet nantinya bisa carbo loading di wisma KBRI, yang bisa menampung hingga 200 orang.

Bahkan, Kedubes RI juga sudah menyiapkan tempat latihan bagi para atlet, agar mereka tetap fit sambil menunggu ajang Tokyo Marathon digelar pada 5 Maret. "Kalau untuk latihan kecil, nanti bisa mengitari Istana Kaisar yang jaraknya sekitar 5 kilometer," kata Heri.

Dengan berbagai dukungan itu, Heri berharap keikutsertaan pelari Indonesia dalam Tokyo Marathon bisa berjalan lancar. Sebab, ia menilai ajang Tokyo Marathon bukan hanya sekadar olahraga biasa, tapi juga ajang diplomasi antara tuan rumah dan tamunya.

"Kebetulan juga tahun ini 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang. Jadi kami ingin menunjukkan ke masyarakat Jepang kedekatan antara dua negara ini. Bukan hanya dari sisi politik, tapi juga yang terkait olahraga, sosial budaya dan lain-lain," kata Heri.


Pewarta : Muhammad Ramdan
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024