Mataram (ANTARA) - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan kebutuhan penerangan jalan lingkungan (PJL) di daerah itu saat ini mencapai sekitar 5.000 titik.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri di Mataram, Rabu, mengatakan PJL sekitar 5.000 titik tersebut untuk menambah fasilitas penerang jalan di 325 lingkungan se-Kota Mataram.
"Kondisi sejumlah lingkungan di Mataram masih membutuhkan tambahan PJL, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. PJL juga bisa menambah nilai estetika atau keindahan di lingkungan masing-masing," katanya.
Terkait dengan itu, untuk memenuhi PJL tersebut dilakukan secara bertahap dan akan diusahakan menggunakan PJL dengan daya tenaga surya agar lebih hemat.
"Untuk jumlah pengadaan dan kebutuhan tahun ini masih kami hitung skala prioritas, dan kami juga mengajak anggota DPRD Kota Mataram agar mengarahkan dana pokok-pokok pikiran (Pokir) ke pengadaan PJL," katanya.
Diakuinya, untuk satu unit penerang jalan umum (PJU) dengan menggunakan tenaga surya memang relatif mahal yakni berkisar Rp27 juta sampai Rp30 juta per titik dan itu sudah termasuk terima dipasang.
Kendati demikian, penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat karena dengan membeli sekali, PJU tenaga surya bisa digunakan hingga sekitar lima tahun.
"Yang penting panelnya tetap dirawat dan dilap. Kita tinggal ganti baterai lima tahun sekali," katanya.
Penggunaan PJL dengan tenaga surya, lanjut Nazaruddin sudah dicoba tahun 2022 sebanyak 13 titik yang dipasang pada sejumlah rumah susun sewa (rusunawa) yang ada di Kota Mataram.
"PJL dari tenaga surya memang bagus, tapi pemeliharaan harus rutin agar bertahan lama," katanya.
Sementara jika menggunakan PJU konvensional memang jauh lebih murah, tapi beban pembayaran tagihan bulanan. "Karena itu, jika menggunakan PJU konvensional kita minta diterapkan sistem meter agar penggunaan bisa terukur," katanya.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Mataram M Nazaruddin Fikri di Mataram, Rabu, mengatakan PJL sekitar 5.000 titik tersebut untuk menambah fasilitas penerang jalan di 325 lingkungan se-Kota Mataram.
"Kondisi sejumlah lingkungan di Mataram masih membutuhkan tambahan PJL, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. PJL juga bisa menambah nilai estetika atau keindahan di lingkungan masing-masing," katanya.
Terkait dengan itu, untuk memenuhi PJL tersebut dilakukan secara bertahap dan akan diusahakan menggunakan PJL dengan daya tenaga surya agar lebih hemat.
"Untuk jumlah pengadaan dan kebutuhan tahun ini masih kami hitung skala prioritas, dan kami juga mengajak anggota DPRD Kota Mataram agar mengarahkan dana pokok-pokok pikiran (Pokir) ke pengadaan PJL," katanya.
Diakuinya, untuk satu unit penerang jalan umum (PJU) dengan menggunakan tenaga surya memang relatif mahal yakni berkisar Rp27 juta sampai Rp30 juta per titik dan itu sudah termasuk terima dipasang.
Kendati demikian, penggunaan PJU tenaga surya ini jauh lebih hemat karena dengan membeli sekali, PJU tenaga surya bisa digunakan hingga sekitar lima tahun.
"Yang penting panelnya tetap dirawat dan dilap. Kita tinggal ganti baterai lima tahun sekali," katanya.
Penggunaan PJL dengan tenaga surya, lanjut Nazaruddin sudah dicoba tahun 2022 sebanyak 13 titik yang dipasang pada sejumlah rumah susun sewa (rusunawa) yang ada di Kota Mataram.
"PJL dari tenaga surya memang bagus, tapi pemeliharaan harus rutin agar bertahan lama," katanya.
Sementara jika menggunakan PJU konvensional memang jauh lebih murah, tapi beban pembayaran tagihan bulanan. "Karena itu, jika menggunakan PJU konvensional kita minta diterapkan sistem meter agar penggunaan bisa terukur," katanya.