Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Parepare, Sulawesi Selatan, melansir korban terdampak bencana banjir dan tanah longsor pada Rabu (1/2) 2023 tersebar di empat kecamatan dan tujuh kelurahan pada kota setempat mencapai sebanyak 1.345 keluarga.
"Data sementara korban terdampak sebanyak 1.354 kepala keluarga dengan 5.292 jiwa. Korban jiwa sebanyak dua orang, " kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Parepare, Erick melalui taklimat media yang diterima di Makassar, Kamis.
Untuk wilayah yang terdampak usai banjir masing-masing terparah berada di Kelurahan Lappade, Kecamatan Ujung. Sebanyak 30 orang mengungsi, dua korban jiwa meninggal dunia terseret arus yakni Ramli (50) dan Fitri (49) diketahui pasangan suami istri, alamat di Jalan Bukit Madani Tegal.
Kemudian, sebanyak 11 unit rumah hanyut dibawa arus saat banjir bandang, 370 unit rumah, satu unit masjid, dua unit mobil dan 10 unit motor juga ikut terdampak. Selanjutnya, dampak banjir juga terjadi di Kelurahan Watang Bacukki, Lemoe, Galung Maloang dan Lompue, Kecamatan Bacukiki sebanyak dua unit rumah hanyut, satu fasilitas umum yakni masjid, sekolah SD, posyandu dan pos ronda serta drainase dan jaringan pipa air bersih termasuk lahan persawahan ikut rusak serta puluhan rumah terendam air.
Di Kecamatan Bacuki Barat, ada dua kelurahan terdampak, di Kelurahan Lumpue, puluhan rumah serta satu sekolah dasar negeri 93 dan SMKN 1 Parepare terendam air. Sedangkan di Kelurahan Bumi Harapan Barat, puluhan unit rumah rusak terdampak banjir.
Baca juga: BPBD DKI Jakarta minta warga waspadai banjir rob
Baca juga: Mamuju Sulbar umumkan 18.297 warga penerima bantuan gempa
Sementara di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, puluhan unit rumah terendam air, dan rusak serta ada rumah yang terdampak tanah longsor. "Untuk taksiran kerugian masih dalam assemen. Upaya dilakukan Tim Reaksi Cepat BPBD Parepare melakukan evakuasi dan penanganan atas kejadian itu. Saat ini kita terus melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada korban terdampak," kata Erick.
Tim BPBD Kota Parepare, Sulsel, membantu warga usai banjir bandang melanda kota setempat pada Rabu (1/2/2023) malam. FOTO ANTARA/HO/Dokumentasi BPBD Parepare.
Di tempat terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo menuturkan dari laporan yang diterima situasi dan kondisi di lokasi terdampak bencana sudah berangsur-angsur kondusif.
"Air di sana sudah surut. Sekarang kita lagi pembenahan dan bagaimana mengadvokasi korban terdampak. Dilaporkan ada dua meninggal terseret arus, dan dua masuk rumah sakit sedang dalam perawatan karena tertimpa longsor. Data dampak bencana kita masih proses," tutur Amson saat berada di kantor DPRD Sulsel.
Mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemprov Sulsel ini menambahkan, untuk kerugian materil masih dihitung. "Dan Saat ini bantuan kemanusiaan sedang dalam proses distribusi karena sifatnya wajib dan masuk dalam protokol tetap kedaruratan," demikian Amson Padoo.
"Data sementara korban terdampak sebanyak 1.354 kepala keluarga dengan 5.292 jiwa. Korban jiwa sebanyak dua orang, " kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Parepare, Erick melalui taklimat media yang diterima di Makassar, Kamis.
Untuk wilayah yang terdampak usai banjir masing-masing terparah berada di Kelurahan Lappade, Kecamatan Ujung. Sebanyak 30 orang mengungsi, dua korban jiwa meninggal dunia terseret arus yakni Ramli (50) dan Fitri (49) diketahui pasangan suami istri, alamat di Jalan Bukit Madani Tegal.
Kemudian, sebanyak 11 unit rumah hanyut dibawa arus saat banjir bandang, 370 unit rumah, satu unit masjid, dua unit mobil dan 10 unit motor juga ikut terdampak. Selanjutnya, dampak banjir juga terjadi di Kelurahan Watang Bacukki, Lemoe, Galung Maloang dan Lompue, Kecamatan Bacukiki sebanyak dua unit rumah hanyut, satu fasilitas umum yakni masjid, sekolah SD, posyandu dan pos ronda serta drainase dan jaringan pipa air bersih termasuk lahan persawahan ikut rusak serta puluhan rumah terendam air.
Di Kecamatan Bacuki Barat, ada dua kelurahan terdampak, di Kelurahan Lumpue, puluhan rumah serta satu sekolah dasar negeri 93 dan SMKN 1 Parepare terendam air. Sedangkan di Kelurahan Bumi Harapan Barat, puluhan unit rumah rusak terdampak banjir.
Baca juga: BPBD DKI Jakarta minta warga waspadai banjir rob
Baca juga: Mamuju Sulbar umumkan 18.297 warga penerima bantuan gempa
Sementara di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, puluhan unit rumah terendam air, dan rusak serta ada rumah yang terdampak tanah longsor. "Untuk taksiran kerugian masih dalam assemen. Upaya dilakukan Tim Reaksi Cepat BPBD Parepare melakukan evakuasi dan penanganan atas kejadian itu. Saat ini kita terus melakukan pendataan dan memberikan bantuan kepada korban terdampak," kata Erick.
Di tempat terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo menuturkan dari laporan yang diterima situasi dan kondisi di lokasi terdampak bencana sudah berangsur-angsur kondusif.
"Air di sana sudah surut. Sekarang kita lagi pembenahan dan bagaimana mengadvokasi korban terdampak. Dilaporkan ada dua meninggal terseret arus, dan dua masuk rumah sakit sedang dalam perawatan karena tertimpa longsor. Data dampak bencana kita masih proses," tutur Amson saat berada di kantor DPRD Sulsel.
Mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemprov Sulsel ini menambahkan, untuk kerugian materil masih dihitung. "Dan Saat ini bantuan kemanusiaan sedang dalam proses distribusi karena sifatnya wajib dan masuk dalam protokol tetap kedaruratan," demikian Amson Padoo.