Frankfurt (ANTARA) - Saham-saham Jerman ditutup lebih tinggi pada perdagangan Rabu waktu setempat (8/2/2023), berbalik menguat dari penurunan selama tiga hari berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt bangkit 0,60 persen atau 91,17 poin menjadi menetap di 15.412,05 poin.
Indeks DAX 40 merosot 0,16 persen atau 25,03 poin menjadi 15.320,88 poin pada Selasa (7/2/2023), setelah terpangkas 0,84 persen atau 130,52 poin menjadi 15.345,91 poin pada Senin (6/2/2023), dan terpuruk 0,21 persen atau 32,76 poin menjadi 15.476,43 poin pada Jumat (3/2/2023).
Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks DAX 40, sebanyak 23 saham berhasil mencatat keuntungan, sementara 16 saham mengalami kerugian dan satu saham diperdagangkan tidak berubah.
Bursa Efek Frankfurt terhitung sejak 20 September 2021 secara resmi memperluas komponen indeks DAX 30 menjadi 40 saham atau menjadi indeks DAX 40. Bayer AG, sebuah perusahaan industri farmasi dan kimia yang memproduksi dan memasarkan produk kesehatan dan pertanian multinasional Jerman melonjak 6,01 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.
Disusul oleh saham perusahaan industri kimia multinasional yang didirikan di Jerman dan dan berkantor pusat di Inggris Raya, Linde PLC, bertambah 3,04 persen; serta perusahaan yang menawarkan layanan dialisis ginjal, memproduksi dan mendistribusikan peralatan dan produk perawatan pasien dialisis Fresenius Medical Care AG menguat 2,28 persen.
Baca juga: Saham Prancis perpanjang kerugian, indeks tergerus 0,18 persen
Baca juga: Saham Inggris berbalik menguat, indeks terangkat 0,36 persen
Di sisi lain, Sartorius AG, sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi dan memasarkan peralatan dan komponen elektronik presisi mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terperosok 2,64 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan yang menyediakan penjualan aksesoris fesyen secara daring Zalando SE tergelincir 1,84 persen; serta perusahaan industri semen dan bahan bangunan multinasional Jerman yang berkantor pusat di Heidelberg, HeidelbergCement AG, kehilangan 1,68 persen.