Palu (ANTARA) - Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II segera membangun hunian tetap (huntap) untuk warga terdampak gempa dan likuefaksi di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah. "Insya Allah tahun ini segera dibangun huntap untuk warga Petobo yang saat ini masih bermukim di hunian sementara (huntara)," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Huntap BP2P Sulawesi II Zulfahmi, di Palu, Minggu.
Pembangunan huntap untuk warga di Kelurahan Petobo, masuk dalam rencana pembangunan hunian tetap tahap 2D sebanyak 115 unit dan tahap 2E 535 unit. Tahap 2D sebanyak 115 unit huntap dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya, sedangkan tahap 2E berjumlah 535 unit dikerjakan oleh PT Nindya Karya. Zulfahmi mengemukakan hunian tetap yang dibangun menggunakan teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha), yang sedang disiapkan oleh BP2P Sulawesi II.
"Penggunaan teknologi untuk memastikan ketahanan dan keamanan bangunan, sehingga warga penerima manfaat hunian tetap, tidak perlu khawatir dengan ketahanan bangunan," ujar dia. Pembangunan huntap untuk warga Petobo, kata Zulfahmi, merupakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk percepatan penyelesaian dampak gempa, tsunami, dan likuefaksi.
Selain membangun huntap untuk warga Petobo, kata dia, BP2P Sulawesi II juga membangun huntap tahap 2D di Kelurahan Talise sebanyak 66 unit dan huntap mandiri 129 unit. Ia mengatakan, pada tahap 2C sebanyak 535 unit huntap dibangun oleh BP2P Sulawesi II di Kelurahan Talise, sedangkan tahap 2B dibangun di Kelurahan Tondo II sebanyak 1.055 unit.
BP2P Sulawesi II juga membangun huntap di Kabupaten Donggala meliputi di Desa Ujumbou sebanyak 46 unit, Tondo 34 unit, Lende Tovea satu dan dua 25 unit, Lende Tovea tiga 16 unit, Lende Induk sembilan unit, Tompe tujuh unit, Wani empat unit, dan Lompio dua unit.
Sebelumnya, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengatakan pembangunan untuk penyediaan hunian tetap permanen yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR merupakan salah satu langkah percepatan pemulihan dampak gempa.
Baca juga: Ditjen Perumahan PUPR lakukan Sistem Manajemen Anti Suap
Baca juga: Perbaikan jembatan rusak di Pujut memakan biaya Rp350 juta
Rusdy Mastura menyambut baik pembangunan hunian tetap yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II di Palu.
"Penyelesaian dampak gempa, tsunami, dan likuefaksi menjadi prioritas kami dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, yang bersinergi dan berkoordinasi dengan multipihak utamanya dengan pemerintah pusat," katanya.
Pembangunan huntap untuk warga di Kelurahan Petobo, masuk dalam rencana pembangunan hunian tetap tahap 2D sebanyak 115 unit dan tahap 2E 535 unit. Tahap 2D sebanyak 115 unit huntap dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya, sedangkan tahap 2E berjumlah 535 unit dikerjakan oleh PT Nindya Karya. Zulfahmi mengemukakan hunian tetap yang dibangun menggunakan teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha), yang sedang disiapkan oleh BP2P Sulawesi II.
"Penggunaan teknologi untuk memastikan ketahanan dan keamanan bangunan, sehingga warga penerima manfaat hunian tetap, tidak perlu khawatir dengan ketahanan bangunan," ujar dia. Pembangunan huntap untuk warga Petobo, kata Zulfahmi, merupakan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk percepatan penyelesaian dampak gempa, tsunami, dan likuefaksi.
Selain membangun huntap untuk warga Petobo, kata dia, BP2P Sulawesi II juga membangun huntap tahap 2D di Kelurahan Talise sebanyak 66 unit dan huntap mandiri 129 unit. Ia mengatakan, pada tahap 2C sebanyak 535 unit huntap dibangun oleh BP2P Sulawesi II di Kelurahan Talise, sedangkan tahap 2B dibangun di Kelurahan Tondo II sebanyak 1.055 unit.
BP2P Sulawesi II juga membangun huntap di Kabupaten Donggala meliputi di Desa Ujumbou sebanyak 46 unit, Tondo 34 unit, Lende Tovea satu dan dua 25 unit, Lende Tovea tiga 16 unit, Lende Induk sembilan unit, Tompe tujuh unit, Wani empat unit, dan Lompio dua unit.
Sebelumnya, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengatakan pembangunan untuk penyediaan hunian tetap permanen yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR merupakan salah satu langkah percepatan pemulihan dampak gempa.
Baca juga: Ditjen Perumahan PUPR lakukan Sistem Manajemen Anti Suap
Baca juga: Perbaikan jembatan rusak di Pujut memakan biaya Rp350 juta
Rusdy Mastura menyambut baik pembangunan hunian tetap yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II di Palu.
"Penyelesaian dampak gempa, tsunami, dan likuefaksi menjadi prioritas kami dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, yang bersinergi dan berkoordinasi dengan multipihak utamanya dengan pemerintah pusat," katanya.