Jakarta (ANTARA) - PT Bridgestone Tire Indonesia (Bridgestone Indonesia) terus menjalankan komitmen sebagai perusahaan dengan solusi berkelanjutan, salah satunya melalui produk ban ramah lingkungan.
Seperti ban Ecopia, yang merupakan ban ramah lingkungan, dirancang khusus dengan teknologi low rolling resistance (LRR) yang mampu menghasilkan ban dengan hambatan gulir yang rendah.
Ban dengan resistansi gulir rendah dirancang untuk mengurangi kehilangan energi saat ban menggelinding, sehingga diklaim mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan dan mengurangi emisi gas karbon. Bridgestone juga berkomitmen pada inovasi ban untuk kendaraan listrik, terutama dengan terobosan teknologi Enliten yang memperluas jangkauan berkendara melalui ban ringan.
“Tantangan dari pengembangannya adalah bagaimana secara kualitas sama, durabilitas dan safety sama, tetapi lebih enteng. Bobot kendaraan listrik lebih berat dibanding mobil biasa. Sebab itu, ban mobil listrik dibuat lebih ringan. Untuk ban teknologi Enliten sudah digunakan di Eropa. Di Indonesia kita tunggu saja tanggal mainnya,” ujar Presiden Direktur Bridgestone Indonesia, Mukiat Sutikno dalam rilis pers yang diterima ANTARA, Rabu.
Dengan inovasi terbaru dari Bridgestone itu, ban Enliten secara signifikan menghemat pemakaian baterai pada mobil listrik. Selain pada teknologi produk, komitmen berkelanjutan Bridgestone juga tercermin melalui program tangggung jawab sosial (CSR).
Baca juga: Hankook mengembangkan ban ramah lingkungan
Baca juga: Penuh dedikasi, polisi ganti ban mobil penonton WSBK yang pecah
Di antaranya program pengelolaan sisa produksi ban atau ban bekas pakai berbasis pemberdayaan masyarakat seperti proyek sosotan, serta aksi konservasi hutan mangrove dan pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan produk olahan makanan di sekitar Muara Gembong, Bekasi. Di ranah internal perusahaan, budaya dan semangat berkelanjutan diwujudkan melalui program Sustainability Day dan pelatihan duta sustainability.
Fondasi program keberlanjutan di Bridgstone pada dasarnya mengacu pada strategi lima pilar, yaitu carbon neutral, ekonomi sirkular, solusi dan inovasi produk, pemberdayaan komunitas, serta pola pikir dan budaya berkelanjutan.
Seperti ban Ecopia, yang merupakan ban ramah lingkungan, dirancang khusus dengan teknologi low rolling resistance (LRR) yang mampu menghasilkan ban dengan hambatan gulir yang rendah.
Ban dengan resistansi gulir rendah dirancang untuk mengurangi kehilangan energi saat ban menggelinding, sehingga diklaim mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan dan mengurangi emisi gas karbon. Bridgestone juga berkomitmen pada inovasi ban untuk kendaraan listrik, terutama dengan terobosan teknologi Enliten yang memperluas jangkauan berkendara melalui ban ringan.
“Tantangan dari pengembangannya adalah bagaimana secara kualitas sama, durabilitas dan safety sama, tetapi lebih enteng. Bobot kendaraan listrik lebih berat dibanding mobil biasa. Sebab itu, ban mobil listrik dibuat lebih ringan. Untuk ban teknologi Enliten sudah digunakan di Eropa. Di Indonesia kita tunggu saja tanggal mainnya,” ujar Presiden Direktur Bridgestone Indonesia, Mukiat Sutikno dalam rilis pers yang diterima ANTARA, Rabu.
Dengan inovasi terbaru dari Bridgestone itu, ban Enliten secara signifikan menghemat pemakaian baterai pada mobil listrik. Selain pada teknologi produk, komitmen berkelanjutan Bridgestone juga tercermin melalui program tangggung jawab sosial (CSR).
Baca juga: Hankook mengembangkan ban ramah lingkungan
Baca juga: Penuh dedikasi, polisi ganti ban mobil penonton WSBK yang pecah
Di antaranya program pengelolaan sisa produksi ban atau ban bekas pakai berbasis pemberdayaan masyarakat seperti proyek sosotan, serta aksi konservasi hutan mangrove dan pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan produk olahan makanan di sekitar Muara Gembong, Bekasi. Di ranah internal perusahaan, budaya dan semangat berkelanjutan diwujudkan melalui program Sustainability Day dan pelatihan duta sustainability.
Fondasi program keberlanjutan di Bridgstone pada dasarnya mengacu pada strategi lima pilar, yaitu carbon neutral, ekonomi sirkular, solusi dan inovasi produk, pemberdayaan komunitas, serta pola pikir dan budaya berkelanjutan.