Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Ketua KONI Lombok Tengah, M Samsul Qomar mengatakan, bahwa KONI NTB terindikasi tidak profesional, arogan dan pilih kasih, karena melakukan diskualifikasi tim voli putri Lombok Tengah.
"Padahal kami sudah lolos keabsahan dan sudah selesai TM bahkan telah bertanding dan menang masuk final baru ada protes," katanya dalam keterangan tertulisnya di Praya, Jumat.
Ia mengatakan, KONI NTB melakukan tindakan gegabah dengan mendiskualifikasi tim voli putri Lombok Tengah tanpa surat terlebih dahulu. "Harusnya ketua panpel PBSI NTB menolak keputusan tanpa surat," katanya.
Ia juga melihat KONI NTB mendahului keputusan abitrase dengan mengeluarkan keputusan yang tidak semestinya . "Kok bisa KONI mendahului sidang abitrase dan menghentikan kejuaraan setelah kemenangan bukannya sebelum keabsahan," katanya.
Ia mengatakan, padahal atlet yang bertanding untuk Lombok Tengah tersebut bukan atlet resmi provinsi atau kabupaten kota, tapi atlet lepas biasa, sehingga tidak perlu mutasi atlet karena bukan tercatat sebagai atlet resmi .
"Jika pun mereka keberatan, karena atlet tersebut ada yang berasal dari Jawa Barat tidak apa apa di keluarkan 3 orang, karena sisanya adalah atlit lokal pekerja di sempiak dan masih status siswi SMAN Jonggat," katanya
Baca juga: KONI Lombok Utara targetkan raih medali melebihi capaian Porprov 2018
Baca juga: Kabupaten Bima mengirim 385 delegasi ke Porprov NTB
Atas kejadian ini pihaknya lebih melihat sikap KONI NTB politis dan tidak mencerminkan profesional dan menganulir hasil keputusan mereka sendiri. "Preseden buruk ini, sudah banyak soal di transport dan hotel di tambah lagi dengan keputusan aneh yang tidak mendasar," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak KONI NTB belum bisa dikonfirmasi terkait dengan pernyataan KONI Lombok Tengah tersebut.
"Padahal kami sudah lolos keabsahan dan sudah selesai TM bahkan telah bertanding dan menang masuk final baru ada protes," katanya dalam keterangan tertulisnya di Praya, Jumat.
Ia mengatakan, KONI NTB melakukan tindakan gegabah dengan mendiskualifikasi tim voli putri Lombok Tengah tanpa surat terlebih dahulu. "Harusnya ketua panpel PBSI NTB menolak keputusan tanpa surat," katanya.
Ia juga melihat KONI NTB mendahului keputusan abitrase dengan mengeluarkan keputusan yang tidak semestinya . "Kok bisa KONI mendahului sidang abitrase dan menghentikan kejuaraan setelah kemenangan bukannya sebelum keabsahan," katanya.
Ia mengatakan, padahal atlet yang bertanding untuk Lombok Tengah tersebut bukan atlet resmi provinsi atau kabupaten kota, tapi atlet lepas biasa, sehingga tidak perlu mutasi atlet karena bukan tercatat sebagai atlet resmi .
"Jika pun mereka keberatan, karena atlet tersebut ada yang berasal dari Jawa Barat tidak apa apa di keluarkan 3 orang, karena sisanya adalah atlit lokal pekerja di sempiak dan masih status siswi SMAN Jonggat," katanya
Baca juga: KONI Lombok Utara targetkan raih medali melebihi capaian Porprov 2018
Baca juga: Kabupaten Bima mengirim 385 delegasi ke Porprov NTB
Atas kejadian ini pihaknya lebih melihat sikap KONI NTB politis dan tidak mencerminkan profesional dan menganulir hasil keputusan mereka sendiri. "Preseden buruk ini, sudah banyak soal di transport dan hotel di tambah lagi dengan keputusan aneh yang tidak mendasar," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak KONI NTB belum bisa dikonfirmasi terkait dengan pernyataan KONI Lombok Tengah tersebut.