Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Pediatrik dr. Aditya Agita Sembiring, Sp.JP(K) menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengalami penyakit jantung juga dapat menimbulkan risiko anak yang lahir menjadi stunting.
"Jantungnya nggak kuat memompa ke seluruh tubuh, apalagi ke janin, akibatnya nutrisinya ke janin jadi berkurang. Meskipun terjadi di trimester terakhir tapi pengaruhnya dalam memberikan risiko masih tinggi," ujar Aditya yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiologi Indonesia (PERKI) di Jakarta, Kamis
Penyakit jantung pada ibu hamil dikatakan Aditya masih terus dikaji penyebabnya, karena meski saat pemeriksaan dan skrining di awal kehamilan tampak baik, ternyata penyakit jantung ini bisa muncul pada saat trimester akhir kehamilan.
Aditya juga menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengalami penyakit jantung tidak hanya berisiko melahirkan anak stunting, namun juga dapat menimbulkan berbagai gangguan lain seperti preeklamsia. Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan dapat membahaykan nyawa ibu dan janin yang dikandung. "Tekanan darah yang tinggi mengakibatkan aliran darah ke sirkulasi janin berkurang. Maka anak akan lahir kecil, itu sudah stunting. Dari janin sudah stunting. Istilahnya begitu," jelas Aditya.
Baca juga: Bolster pregnant women's nutrition, Anas tells local govts in NTB
Baca juga: BKKBN dorong gotong royong lintas sektor atasi stunting
Untuk menghindari kondisi tersebut, Aditya pun menyarankan agar para ibu hamil rutin melakukan kontrol ke dokter terrlebih jika ibu hamil sudah didiagnosis mengalami gangguan jantung. "Jadi kita hanya butuh waktu tersebut, supaya terkontrol gejalanya dan pompanya maksimal, janinnya tetap dapat suply darah yang bagus," pungkasnya.
"Jantungnya nggak kuat memompa ke seluruh tubuh, apalagi ke janin, akibatnya nutrisinya ke janin jadi berkurang. Meskipun terjadi di trimester terakhir tapi pengaruhnya dalam memberikan risiko masih tinggi," ujar Aditya yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiologi Indonesia (PERKI) di Jakarta, Kamis
Penyakit jantung pada ibu hamil dikatakan Aditya masih terus dikaji penyebabnya, karena meski saat pemeriksaan dan skrining di awal kehamilan tampak baik, ternyata penyakit jantung ini bisa muncul pada saat trimester akhir kehamilan.
Aditya juga menjelaskan bahwa ibu hamil yang mengalami penyakit jantung tidak hanya berisiko melahirkan anak stunting, namun juga dapat menimbulkan berbagai gangguan lain seperti preeklamsia. Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan dapat membahaykan nyawa ibu dan janin yang dikandung. "Tekanan darah yang tinggi mengakibatkan aliran darah ke sirkulasi janin berkurang. Maka anak akan lahir kecil, itu sudah stunting. Dari janin sudah stunting. Istilahnya begitu," jelas Aditya.
Baca juga: Bolster pregnant women's nutrition, Anas tells local govts in NTB
Baca juga: BKKBN dorong gotong royong lintas sektor atasi stunting
Untuk menghindari kondisi tersebut, Aditya pun menyarankan agar para ibu hamil rutin melakukan kontrol ke dokter terrlebih jika ibu hamil sudah didiagnosis mengalami gangguan jantung. "Jadi kita hanya butuh waktu tersebut, supaya terkontrol gejalanya dan pompanya maksimal, janinnya tetap dapat suply darah yang bagus," pungkasnya.