Bangkalan (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginginkan keseimbangan dalam pengembangan dunia usaha antara aspek ekonomi dan rohani, seperti yang telah dilakukan oleh pengusaha kuliner Bebek Sinjay di Kabupaten Bangkalan.

"Di sini ada aspek keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan rohani, aspek material dan spiritual," katanya saat meresmikan Masjid Zainabur Ramli Al Amin dan Warung Bebek Sinar Jaya (Sinjay) di Jalan Raya Ketengan, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Jawa Timur, Jumat.

Gubernur juga mengapresiasi perkembangan usaha kuliner yang dirintis oleh Hj Muslihah dan keluarga itu, karena usaha kuliner tersebut berperan penting dalam ikut memajukan ekonomi masyarakat Bangkalan dan sekitarnya. Tidak hanya itu, peresmian masjid dan Warung Bebek Sinjay yang berada dalam satu komplek ini dikatakan Gubernur Khofifah juga merupakan wujud keseimbangan antara aspek ekonomi dan aspek rohani. "Ada keseiringan antara aspek ekonomi dan aspek rohani. Aspek material dan spiritual, yang keduanya dibangun secara seimbang," kata Gubernur.

Ia juga menyatakan Warung Bebek Sinjay telah memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bangkalan. Selain itu, usaha kuliner ini juga telah membuka banyak lapangan pekerjaan kepada masyarakat di wilayah tersebut.

Untuk itu secara khusus Gubernur Khofifah mengajak seluruh hadirin untuk sama-sama berdoa agar usaha kuliner Bebek Sinjay ini bisa terus berkembang dan membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. "Mari kita doakan bersama semoga usaha kuliner ini terus berkembang, semakin besar membuka lapangan pekerjaan dan semakin membawa berkah dunia dan akhirat," ajak Gubernur.

Tidak hanya itu, orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jatim ini juga mengatakan bahwa pendirian masjid dalam komplek Warung Bebek Sinjay merupakan upaya 'jihad bil maal' yakni berjuang untuk kemaslahatan agama menggunakan usaha ekonomi, memanfaatkan harta untuk kepentingan umat. "Jihad bil maal ini menjadi bagian penting dari gerakan seluruh santri, gerakan seluruh masyarakat, gerakan kita semua, wajahidu bi amwalikum wa anfusikum fisabilillah," ucap gubernur.

Menurutnya, apa yang telah dilakukan inisiator Warung Bebek Sinjay juga mencerminkan perjuangan Nahdlatut Tujjar, yakni awal dari para saudagar bersatu dan menjadi cikal bakal berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama. "Kalau berangkat dari sebelum Nahdlatul Ulama lahir maka Nahdlatut Tudjar lebih dulu lahir," ungkapnya. Gubernur juga membahas pemberian nama 'warung' pada rumah makan bebek goreng asal Bangkalan Madura ini.

Baca juga: Investor asing masih optimis RI aman tanamkan modal
Baca juga: Penggunaan AI dukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia

Meskipun luas area Warung Bebek Sinjay ini melebihi restoran atau rumah makan, pemiliknya tetap menggunakan nama warung untuk rumah makan tersebut. Bahkan Gubernur Khofifah menyebut Hj Muslihah yang merupakan pemilik usaha Warung Bebek Sinjay, merupakan santri memiliki pola pikir tawaduk. "Akhirnya, beliau memilih keberuntungan dengan menggunakan nama warung dipercaya lebih mujur," ujarnya.

"Insya Allah memberi manfaat untuk masyarakat, karena sering digunakan untuk pengajian. Jadi ini manfaatnya terasa. Berapa tenaga kerja yang direkrut warung ini, berapa omzet, seiring dengan penggunaannya untuk kegiatan sosial keagamaan," kata Gubernur.*

 

Pewarta : Abd Aziz
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024