Mataram, (Antara) - Badan Promosi Pariwisata Daerah Nusa Tenggara Barat akan mencoba melobi PT Garuda Indonesia (Persero) untuk menggantikan Jetstar yang sudah resmi menghentikan layanan penerbangan dari Australia menuju Lombok mulai 16 Oktober 2014.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) taufan Rahmadi, di Mataram, Selasa, mengaku prihatin dengan penutupan rute penerbangan Australia-Lombok dan sebaliknya oleh maskapai penerbangan Jetstar.
Namun, pihaknya tidak tinggal diam dan akan mencari beberapa alternatif, di antaranya melobi maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk melayani rute penerbangan internasional tersebut.
"Garuda adalah maskapai penerbangan nasional. Kenapa kita tidak mencoba sebagai wujud nasionalisme. Memungkinkan atau tidak, itu perlu dibicarakan," katanya.
Alternatif lainnya, kata dia, adalah melobi maskapai penerbangan lain milik Australia yang memiliki finansial mumpuni. "Tapi mungkin butuh waktu bagi maskapai tersebut karena melihat pengalaman Jetstar," ujarnya.
Taufan menegaskan, Jetstar menghentikan layanan penerbangan dari Perth, Australia menuju Bandara Internasional Lombok (BIL) bukan karena gara-gara Pemerintah Provinsi NTB yang kurang respon, tapi lebih disebabkan dari sisi bisnis yang dinilai kurang menguntungkan.
"Itu berdasarkan rilis dari manajemen Jetstar yang saya baca, bahwa ada permasalahan internal. Bukan gara-gara Pemerintah Provinsi NTB yang kurang peduli, katanya.
Taufan juga menyadari bahwa efek dari penutupan rute internasional tersebut mengurangi variabel transportasi wisatawan dari luar negeri ke NTB, khususnya Lombok.
Meskipun demikian, lanjutnya, NTB akan tetap jadi magnet bagi wisatawan asing, terutama dari Australia, meskipun pada kenyataannya turis tersebut datang melalui bandara di Bali.
"Penutupan rute penerbangan Australia-Lombok tersebut bukan berarti pariwisata NTB kiamat. NTB tetap jadi magnet bagi wisatawan asing," ucap Taufan.
Terhadap dana promosi Rp1 miliar yang dialokasikan Pemerintah Provinsi NTB untuk Jetstar melalui BPPD NTB, Taufan mengatakan, dana tersebut bukan lagi untuk maskapai penerbangan Australia itu.
Penggunaan dana promosi pariwisata tersebut akan dialihkan untuk membiayai alternatif pengganti Jetstar dan pemantapan sosialisasi "Lombok-Sumbawa Syariah Tourism".
"Mengenai pengalihan penggunaan dana promosi itu, kami akan segera menggelar pertemuan dengan Pemerintah Provinsi NTB," katanya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat (NTB) taufan Rahmadi, di Mataram, Selasa, mengaku prihatin dengan penutupan rute penerbangan Australia-Lombok dan sebaliknya oleh maskapai penerbangan Jetstar.
Namun, pihaknya tidak tinggal diam dan akan mencari beberapa alternatif, di antaranya melobi maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk melayani rute penerbangan internasional tersebut.
"Garuda adalah maskapai penerbangan nasional. Kenapa kita tidak mencoba sebagai wujud nasionalisme. Memungkinkan atau tidak, itu perlu dibicarakan," katanya.
Alternatif lainnya, kata dia, adalah melobi maskapai penerbangan lain milik Australia yang memiliki finansial mumpuni. "Tapi mungkin butuh waktu bagi maskapai tersebut karena melihat pengalaman Jetstar," ujarnya.
Taufan menegaskan, Jetstar menghentikan layanan penerbangan dari Perth, Australia menuju Bandara Internasional Lombok (BIL) bukan karena gara-gara Pemerintah Provinsi NTB yang kurang respon, tapi lebih disebabkan dari sisi bisnis yang dinilai kurang menguntungkan.
"Itu berdasarkan rilis dari manajemen Jetstar yang saya baca, bahwa ada permasalahan internal. Bukan gara-gara Pemerintah Provinsi NTB yang kurang peduli, katanya.
Taufan juga menyadari bahwa efek dari penutupan rute internasional tersebut mengurangi variabel transportasi wisatawan dari luar negeri ke NTB, khususnya Lombok.
Meskipun demikian, lanjutnya, NTB akan tetap jadi magnet bagi wisatawan asing, terutama dari Australia, meskipun pada kenyataannya turis tersebut datang melalui bandara di Bali.
"Penutupan rute penerbangan Australia-Lombok tersebut bukan berarti pariwisata NTB kiamat. NTB tetap jadi magnet bagi wisatawan asing," ucap Taufan.
Terhadap dana promosi Rp1 miliar yang dialokasikan Pemerintah Provinsi NTB untuk Jetstar melalui BPPD NTB, Taufan mengatakan, dana tersebut bukan lagi untuk maskapai penerbangan Australia itu.
Penggunaan dana promosi pariwisata tersebut akan dialihkan untuk membiayai alternatif pengganti Jetstar dan pemantapan sosialisasi "Lombok-Sumbawa Syariah Tourism".
"Mengenai pengalihan penggunaan dana promosi itu, kami akan segera menggelar pertemuan dengan Pemerintah Provinsi NTB," katanya.