Mataram (ANTARA) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat membantu pencarian dua orang anak buah kapal MT Kristin Surabaya yang diduga menjadi korban dalam insiden kebakaran kapal tanker itu di perairan barat Pulau Lombok.
Direktur Polairud Polda NTB Komisaris Besar Polisi Kobul Syahrin Ritonga di Mataram, Selasa sore, mengatakan pihaknya telah menurunkan hampir seluruh kekuatan dalam operasi pencarian dan pertolongan terhadap dua ABK yang kini belum ditemukan tersebut.
"Jadi, Polda NTB menurunkan hampir seluruh kekuatan. Upaya pencarian kami lakukan setiap hari hingga sampai saat ini," kata Kobul. Dalam upaya pencarian, pihaknya telah mengerahkan armada kapal Polri untuk membantu tim Basarnas menyisir kawasan perairan.
"Memang lokasi kejadiannya itu di wilayah Perairan Tanjung Karang, Ampenan. Penyisiran kami mulai dari situ," ujarnya. Fokus pencarian hari ketiga setelah insiden yang terjadi pada Minggu (26/3) tersebut semakin diperluas dari lokasi kejadian.
"Kami sisir dari perairan selatan Pulau Lombok, itu mulai dari perairan Gili Nanggu, Gili Sudak, masuk ke Pantai Cemara, Pantai Ampenan, Senggigi, sampai ke Kabupaten Lombok Utara. Itu semua kami sisir. Diperkirakan pencarian sampai 40 hingga 50 mil laut," ucap dia.
Baca juga: Tim Labfor Polda Bali mengamankan kamera CCTV tanker Kristin Surabaya
Baca juga: Polda NTB fokus menangani ABK kapal tanker yang terbakar
Insiden kebakaran kapal tanker milik perusahaan jasa pengangkut PT Hanlyn Jaya Mandiri itu terjadi Minggu (26/3) sekitar pukul 14.45 Wita, ketika sedang menunggu antrean distribusi di Perairan Barat Pulau Lombok.
Rencananya kapal yang mengangkut 5.900 kiloliter pertalite milik Pertamina tersebut melakukan pengisian di Depo Pertamina Ampenan, Kota Mataram. Sebelum kobaran api dan kepulan asap terlihat mengitari kapal tanker, warga pesisir pantai sempat mendengar ada suara ledakan.
Kabarnya sebelum terjadi ledakan, ada tiga ABK sedang bertugas menurunkan jangkar dari posisi geladak depan kapal. Kapal tanker MT Kristin Surabaya diketahui mengangkut 17 ABK beserta kapten kapal dengan 14 orang di antaranya selamat. Sedangkan tiga orang lainnya menjadi korban, satu korban di antaranya telah berhasil teridentifikasi dalam kondisi meninggal dunia bernama Sukirman.
Direktur Polairud Polda NTB Komisaris Besar Polisi Kobul Syahrin Ritonga di Mataram, Selasa sore, mengatakan pihaknya telah menurunkan hampir seluruh kekuatan dalam operasi pencarian dan pertolongan terhadap dua ABK yang kini belum ditemukan tersebut.
"Jadi, Polda NTB menurunkan hampir seluruh kekuatan. Upaya pencarian kami lakukan setiap hari hingga sampai saat ini," kata Kobul. Dalam upaya pencarian, pihaknya telah mengerahkan armada kapal Polri untuk membantu tim Basarnas menyisir kawasan perairan.
"Memang lokasi kejadiannya itu di wilayah Perairan Tanjung Karang, Ampenan. Penyisiran kami mulai dari situ," ujarnya. Fokus pencarian hari ketiga setelah insiden yang terjadi pada Minggu (26/3) tersebut semakin diperluas dari lokasi kejadian.
"Kami sisir dari perairan selatan Pulau Lombok, itu mulai dari perairan Gili Nanggu, Gili Sudak, masuk ke Pantai Cemara, Pantai Ampenan, Senggigi, sampai ke Kabupaten Lombok Utara. Itu semua kami sisir. Diperkirakan pencarian sampai 40 hingga 50 mil laut," ucap dia.
Baca juga: Tim Labfor Polda Bali mengamankan kamera CCTV tanker Kristin Surabaya
Baca juga: Polda NTB fokus menangani ABK kapal tanker yang terbakar
Insiden kebakaran kapal tanker milik perusahaan jasa pengangkut PT Hanlyn Jaya Mandiri itu terjadi Minggu (26/3) sekitar pukul 14.45 Wita, ketika sedang menunggu antrean distribusi di Perairan Barat Pulau Lombok.
Rencananya kapal yang mengangkut 5.900 kiloliter pertalite milik Pertamina tersebut melakukan pengisian di Depo Pertamina Ampenan, Kota Mataram. Sebelum kobaran api dan kepulan asap terlihat mengitari kapal tanker, warga pesisir pantai sempat mendengar ada suara ledakan.
Kabarnya sebelum terjadi ledakan, ada tiga ABK sedang bertugas menurunkan jangkar dari posisi geladak depan kapal. Kapal tanker MT Kristin Surabaya diketahui mengangkut 17 ABK beserta kapten kapal dengan 14 orang di antaranya selamat. Sedangkan tiga orang lainnya menjadi korban, satu korban di antaranya telah berhasil teridentifikasi dalam kondisi meninggal dunia bernama Sukirman.