Mataram,  (Antara) - Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Bima Kaharuddin mengatakan kain tenun Bima masih kesulitan menembus pasar ekspor karena terkendala dari sisi panjang ukuran yang sesuai permintaan.

Ditemui di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, dia mengatakan kain tenun Bima yang diproduksi secara tradisional masih berukuran panjang 25-50 sentimeter, sedangkan ukuran yang diinginkan pasar ekspor mencapai 90 sentimeter.

"Jadi untuk saat ini kain tenun Bima hanya bisa kami promosikan untuk tingkat regional dan nasional," kata Kaharuddin ketika mengikuti kegiatan pasar lelang "forward" komoditas agro VII/2014 yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan.

Menurut dia, untuk menghasilkan kain tenun sesuai standar pasar ekspor, dibutuhkan alat tenun bukan mesin yang berbeda dibanding dengan yang saat ini digunakan para perajin di Kota Bima.

Untuk bisa mendapatkan alat produksi tersebut, dibutuhkan peran dari pemerintah pusat karena jumlah perajin kain tenun di Kota Bima, sekitar 1.500 orang.

"Kami inginkan Kementerian Perindustrian memberikan kontribusi kepada perajin kain tenun Bima berupa bantuan alat tenun bukan mesin yang bisa menghasilkan kain tenun dengan ukuran 90 sentimeter," ujarnya.

Kaharuddin mengatakan, pihaknya terus berupaya mempromosikan hasil industri kreatif yang diproduksi secara tradisional itu kepada masyarakat luas, baik melalui pameran skala nasional maupun regional.

Upaya promosi melibatkan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan asosiasi perajin kain tenun Bima.

Selain promosi, lanjut dia, pemerintah daerah juga tetap memberikan pendampingan kepada para perajin kain tenun agar mereka tetap menjaga ciri khas dan kualitas.

"Kain tenun Bima tidak memiliki motif yang banyak seperti kain batik pada umumnya, hanya ada ciri khas tertentu yang sudah melekat dan itu yang dipertahankan," ucap Kaharuddin.

Dia berharap pemerintah pusat memberikan pada kain tenun Bima yang menjadi salah satu produk unggulan daerah karena memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, terutama kaum perempuan.

Pewarta : Awaludin
Editor : Yanes
Copyright © ANTARA 2024